Episode 19

3.2K 85 2
                                    

Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untukku. Meski kenyataannya aku kehilangan calon suamiku, tapi aku bahagia karena disini ada Leoku. Hari-hari yang sempat hilang kini telah kembali. Kini papah dan Leo juga jadi dekat entah karena apa. Sampai pada suatu pagi.

"kamu dan Leo akan segera menikah. " uncap Papah.

Mungkinkah papah menjodohkanku lagi?  Tapi Leo?!

"Leo..! " teriakku di depan pintu kamarnya.

Aku segera masuk tanpa basa basi harus menunggunya. OMG apa yang ku lakukan. Aku melihatnya tampa busana.

"ahhh...! " teriakku.

Leo bukannya malu malah mendekatiku dengan jahilnya. Aku terus melangkah mundur sampai ke dinding.

"jangan mendekat atau aku akan berteriak. " ancamku.

Seketika Leo tertawa cekikikan.

"kamu kan sering melihatku tanpa busana. Kenapa sampai se takut itu? "

"Hey itu kan pas kita masih kecil? "

"hey aku kan masih pakai handuk. Jangan segitunya deh.. Atau.....??"

"atau apa?? "

"biasanya apa yang di lakukan pasangan kekasih di sebuah kamar? " tanya Leo lebih mendekat.

"apa ya? Memeluknya atau...?? " ucapku kembali menantangnya.

Aku membelai kedua pipinya dengan lembut, kemuadian menggantungkan kedua tanganku di pundaknya. Aku semakin mendekatkan wajahku sampai sedikit lagi saja bibir kami bertemu.

"ah aku lupa. Hari ini ada meeting dengan Klein. " ucapnya melepaskan kedua tanganku di pundaknya.

Aku melihatnya salah tingkah sambil memakai pakaiannya satu persatu. Aku terus memandanginya.

"Leo...!!?" ucapku memeluknya dari belakang.

"Haruskah kita menikah? " tanyaku.

"kenapa? Apa om Raka sudah menyampaikannya padamu? "

Aku mengangguk pelan. Jantungku berdetak begitu cepat. Kini ku tau dimana cintaku sedari dulu. Semuanya belum terlambat.

"Lalu, apa pendapatmu? " tanya Leo lagi.

"pentingkah pendapatku untukmu? " tanyaku lagi.

"tentu Saja.. Aku tidak bisa menikah tanpa persetujuanmu bukan? "

"apa kamu kasihan padaku karena aku tidak jadi menikah? "

Seketika Leo melepaskan pelukanku dan memutar badannya menghadapku.

"jika itu alasannya, kenapa?? "

"jangan mengambil keputusan bodoh, nanti kamu akan menyesal. Aku akui makin kesini aku semakin... Tapi.. Jangan korbankan perasaanmu hanya karna aku. "ucapku menunduk.

"haruskah aku melakukannya agar kamu percaya padaku.? " tanya Leo membuatku tersentak.

Leo mendorongku ke tempat tidur dan menciumku. Aku hampir kehilangan kendali di buatnya. Entah perasaan apa lagi ini. Aku menangis sejadi-jadinya sambil memeluknya erat.

"aku mencintaimu..aku sangat mencintaimu. " ucapku menangis.

Aku tidak mendengar sepatah katapun dari Leo, aku hanya merasakan badannya bergetar dan napasnya yang tersegal-segal. Dia menangis di pelukanku untuk yang pertama kalinya. Menangis begitu lama sampai kami tertidur.

Saat bangun hari mulai gelap. Aku tidak melihat Leo di sampingku. Aku hanya menemukan sepucuk Surat.

Siska my princess..
Maafkan aku yang bodoh ini. Setiap kali aku ingin mengatakannya aku tidak pernah punya keberanian sedikitpun.
Kini harus ku katakan meski lewat surat. Aku mencintaimu sungguh sampai rasanya ingin mati. Aku mencintaimu entah sejak kapan. Mungkin sejak mengenalmu 20 tahun lalu. Jadi maukah kamu menikah dengan si bodoh ini??

Aku sampai berulang kali membacanya. Aku tidak bisa berkata apapun saat bertemu dengannya selain memeluknya erat dan menciumnya.

Seberapa besarnya perasaanmu jangan pernah takut, Karena mungkin saja dia juga memiliki rasa yang sama.



**End**

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PEMUJA RAHASIA  ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang