"Selamat atas kelulusanmu, Sasuke-kun."
Mendengar suara tersebut dari belakang, Lelaki yang tadi sibuk berfoto dengan teman-temannya langsung berbalik dan menghambur ke pelukan gadis kesayangannya. "Terimakasih, Saku."
Sebelah tangannya mengelus punggung lelaki itu. "Kau juga jadi lulusan terbaik, Selamat lagi!"
Lelaki berambut raven itu melepas pelukannya dan mengambil buket bunga dari tangan gadis bersurai merah muda yang baru saja dipeluknya. "Kau harus lulus tahun depan atau semester depan kalau bisa." ujarnya sambil mencubit hidung mungil gadis itu.
Gadis itu mengerucutkan bibirnya dan wajahnya berubah sedih seketika. "Lalu menyusulmu ke Fukuoka?"
Lelaki itu mengacak rambut pink gadis itu lalu tersenyum. "Tidak perlu menyusul, aku akan menjemputmu dan membawamu kesana."
"Shannaro, andai saja aku tidak membantu tugas skripsimu, mungkin kau tidak akan lulus secepat ini." Sakura melingkarkan kedua tangannya ke pinggang lelaki itu dan menenggelamkan wajahnya. "Kau menyebalkan."
"Aku masih punya waktu seminggu sebelum pergi ke Fukuoka. Satu minggu ini untukmu, Sakura."
Lelaki itu Sasuke Uchiha. Siapa yang tidak kenal keluarga Uchiha? Keluarga yang sukses di bidang furniture di Tokyo, Saitama, Chiba dan kota-kota besar di sekitarnya. Darah pebisnis benar-benar mendarah daging dalam keluarga tersebut termasuk dia, si bungsu Uchiha. Dia tidak hanya bermodal kaya seperti apa yang orang-orang lihat dari luar, Sasuke adalah anak yang cerdas sejak dulu, berkemauan keras dan selalu mendapatkan apa yang dia mau dengan usahanya sendiri. Saat libur kuliah dia sering membantu dan belajar di perusahaan ayahnya dan Itachi. Dan itu cukup untuk menambah pengalamannya sehingga dia langsung mendapat kerja setelah lulus kuliah dan tentu saja dia bekerja di perusahaan keluarga.
Fugaku memberinya kepercayaan untuk membuka cabang baru dan pilihan Sasuke tertuju pada kota Fukuoka. Kota yang sangat jauh dari Tokyo namun menurutnya memiliki potensi yang cukup besar untuk perusahaannya.
Jejang kariernya memang sudah cukup jelas meskipun usianya masih terbilang muda untuk jadi seorang pengusaha besar. Dan ada pepatah yang mengatakan kalau ada sosok wanita di balik kesuksesan lelaki bukan? Ya, bukan wanita memang, dia masih gadis dan namanya Sakura Haruno. Gadis berambut pink yang ceria, tidak bisa diam dan menyebalkan, benar-benar berbanding terbalik dengan lelakinya.
***
"Mana satu minggu yang kau janjikan?"
Sakura melipat tangan didepan dada dan menatap lelaki itu kesal. Sasuke tengkurap sambil memegangi perutnya, seprai tempat tidurnya tidak terpasang dengan benar, selimut dan beberapa pakaian berserakan di lantai. Malam setelah acara wisuda kemarin Sasuke dan teman-temannya pergi minum di kedai sake merayakan kelulusannya sekaligus perpisahan. Lelaki itu jarang sekali minum minuman beralkohol, bukannya tidak suka, tapi perutnya selalu langsung bereaksi setelah meneguk minuman tersebut walaupun hanya satu botol. Dan ya, seperti inilah dia.
"Hoek~ "
Sakura hanya menggelengkan kepala melihat lelaki itu berlari menuju wastafel di dalam kamarnya dan berjalan gontai menghampirinya. "Ini muntah yang keberapa?" tanyanya sambil mengurut tengkuk lelaki itu.
"Lima atau tujuh, entahlah." jawabnya setelah berhenti muntah dan mengelap mulutnya dengan handuk kecil.
"Isi perutmu sudah habis, aku akan buatkan sarapan sebentar."
Lelaki berambut raven itu masih bertelanjang dada dan menenggelamkan wajahnya ke meja makan. Kepalanya terasa berat, perutnya mual tapi sudah tidak ada lagi yang bisa dia keluarkan. Sakura mengelus kepala lelaki itu ketika dua mangkuk bubur dan segelas teh hangat sudah siap di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
RomanceKita pernah berada dalam jiwa yang sama. Perasaanku, Apa tersampaikan padamu? Sasuke x Sakura Naruto © Masashi Kishimoto