PERTEMUAN

17 1 0
                                    

Siaran berita Republik Rakyat China penuh dengan suasana perayaan dua tahun Hari Kemenangan melawan Serangan Asing. Kamera menyorot ribuan prajurit yang berparade di Beijing. Lapangan Tiananmen terbentang di hadapan bangunan benteng bekas pusat kaisar China dari Kota Terlarang. Bendera merah berkibar di kedua sisi benteng, sementara foto Mao Zedong, diktator pendiri republik tersebut, terpampang di tengah bangunan dengan diapit kedua slogan negara.

Latar belakang panorama tersebut merupakan lima bangunan raksasa yang begitu tinggi hingga menembus lapisan awan tipis. Beberapa memiliki bentuk membosankan seperti prisma dan balok, sementara yang lain lebih elegan dengan bentuk pagoda dan stupa modern. Seperti di Sichuan, gedung-gedung arkologi tersebut dihuni ratusan ribu orang yang menjadikan mereka kota tersendiri.

Lapangan Tiananmen telah penuh oleh barisan prajurit bersenjata lengkap yang bergerak rapi sebagai satu kesatuan dengan diikuti berbagai tank apung dan kendaraan tempur lainnya. Semua memberi hormat senjata menghadap para pemimpin di podium depan pintu masuk Kota Terlarang.

Sang Renja Naga Merah hadir di sana sebagai tamu kehormatan. Ia bahkan mendapatkan tempat khusus di podium di mana ia bisa melambaikan tangan pada ribuan penonton. Dari sudut pandang yang unik tersebut, ia bisa menangkap satu kenyataan jelas mengenai peserta parade.

Seperti yang diungkapkan oleh suara misterius dalam bahasa Inggris yang tiba-tiba memenuhi radio komunikasi, "Orang-orang ini lucu sekali, ya? Bagaimana mereka mengklaim kemenangan orang sebagai milik sendiri. Lihat saja pasukan yang berbaris. Mereka bukan hanya berasal dari RRC, melainkan juga dari negara lain seperti Amerika dan negara-negara ASEAN. Kalau cuma China yang mengikuti parade tersebut, Lapangan Tiananmen akan sepi. Mayoritas militer negara ini sudah hancur dalam serangan awal 'berkat' strategi bodoh yang mereka ambil. Lihat saja gedung-gedung arkologi di atas kita. Semua orang enggak lagi berani membuat rumah di tanah terbuka setelah perang."

"Tapi kemenangan ini memang milik semua orang, bukan?" Tanya Ashley balik sambil melirik ke barisan tamu kehormatan di kanan dan kirinya. Hanya ada segelintir orang di dunia ini yang bisa menggunakan komunikasi canggih Renja, sehingga ia seharusnya akan mudah menemukan orang yang berbicara padanya saat ini. Ditambah lagi logat Inggris yang jelas-jelas dari Melayu atau Singapura. "Kekalahan berarti kepunahan bagi seluruh umat manusia. Mereka sudah mencap semua orang sebagai hama yang harus diberantas. Ratusan juta orang sudah tewas. Kamu pasti tahu artinya, bukan?"

Invasi pasukan asing yang datang menggunakan kapal raksasa mereka menargetkan delapan kota besar dunia seperti New York City, London, Tokyo, dan Shanghai. Serangan ternyata bukan berasal dari meriam utama seperti di film blockbuster, tetapi tetap saja pesawat tempur dan pasukan makhluk asing segera menyerbu keluar dan membantai ribuan orang. Pemerintah di Beijing tidak tinggal diam untuk mencegah bencana di Shanghai merembet ke kota lain. Serangan besar-besaran dilakukan dalam serangkaian gelombang meskipun korban bertambah. Pada akhirnya, Beijing juga akan hancur jika bantuan militer dari Asia Tenggara dan Amerika tidak tiba pada waktunya.

"Aku tahu artinya," balas suara misterius dengan dingin. "Kita dipanggil bertugas untuk menyelamatkan mereka. Kita adalah Renja, pahlawan super di dunia nyata. Seenggaknya untuk menyelamatkan sisa dari mereka."

Tentunya tidak hanya militer konvensional yang terlibat dalam perang besar tersebut. Kesatria seperti Ashley dan temannya juga terlibat. Mereka disebut Renja, hasil dari keunggulan teknik orang-orang Jepang dalam mewujudkan pahlawan masa kecil mereka. Kostum canggih mereka mampu melindungi dari serangan apapun hingga tembakan roket dan senapan mesin berat. Jika persenjataan pribadi berupa pistol energi tidak cukup untuk menghancurkan musuh, mesin berat mereka akan melakukannya.

"Kamu enggak mengharapkan medali dan kekayaan, 'kan?" Renja menjadi faktor penting dalam memenangkan perang melawan makhluk asing, dan hal itu menjadi faktor lain keruntuhan pertahanan Republik Rakyat China. Para Renja berdiri memberi hormat kepada prajurit yang berparade: lima orang Renja dari Amerika Serikat, tiga laki-laki dan dua perempuan yang kesemuanya berbadan besar mengintimidasi; lima Renja dari pasukan gabungan Malaysia-Singapura; dan Ashley sendiri sebagai perwakilan dari Indonesia.

Red Rose for HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang