Di Luar Nalar

2.1K 183 20
                                    


Sudah empat hari Rose di rawat di rumah sakit.Fisiknya mungkin telah membaik tapi tentu tidak dengan batinnya. Luka dihatinya itu takkan mungkin pernah bisa sembuh sampai kapanpun. Berbaring di tempat tidur rumah sakit mungkin bisa mengistirahatkan Tubuhnya. Tapi tidak Pikirannya. Selama tubuhnya yang tengah beristirahat,otaknya terus memikirkan banyak hal. Memikirkan hal apa yang pantas untuk membalas perbuatan mereka.


Rose di temani oleh semua anggota keluarganya meninggalkan Rumah sakit pagi itu.Tak banyak kata yang di keluarkannya.Dia terlalu menjadi pendiam. Berbeda dengannya dulu yang selalu ceria. Wajahnya tidak memancarkan keramahan lagi. Melainkan terlihat dingin tanpa seutas senyumpun menyimpul di bibirnya.

Beberapa saudara lainnya yang sudah menanti kedatangan Rose di rumah orang tuanya dibuat terheran. Melihat Rose yang berkepribadian hangat dan baik itu terlihat teramat layu. Tatapannya kosong bagai mayat hidup. Dan tak ada yang berani menanyakan apapun.

Bahkan sebelum sempat ada anggota keluarga yang menyapanya, Rose berlalu pergi begitu saja kekamarnya tanpa menoleh ke siapapun. Rose mengurung diri dan mengunci pintu. Tentu semua orang memahaminya. Tak ada komentar lain yang keluar dari mereka kecuali rasa iba.


Saat suasana rumah sudah sepi karena semua orang yang berkunjung sudah pulang Rose baru keluar dari kamarnya. Sebenarnya Rose merasa menyesal mengacuhkan saudara-saudaranya yang hanya berniat untuk menjenguknya dan memberikan dia semangat. Namun rasanya Rose belum sanggup menghadapi siapapun sekarang kecuali Keluarganya sendiri. Rose tidak ingin melihat wajah-wajah iba yang mengasihaninya,karena itu semakin membuat dia terpuruk.

Rose berjalan menghampiri keluarganya yang sedang berkumpul di ruang tengah. Tetapi suasana terlihat sangat aneh. Seperti ada masalah serius yang sedang mereka bahas. Namun seketika mereka menghentikan pembicaraannya setelah sadar Akan kehadiran rose.

"Ayah, Ibu ada apa? "Tanya lirih Rose penasaran.

Namun semua tetap diam. Rose menatap kearah keluarganya itu jelas ada hal yang mereka sembunyikan.

"Baiklah kalau tidak ada yang mau cerita, lagipula aku juga tidak tertarik dengan urusan orang lain."Imbuh rose yang berjalan menuju sofa ikut serta duduk bersama keluarganya.

Semua anggota keluarga di buat heran dengan sikap rose yang benar-benar berubah sekarang.

Padahal dia dulu sangat perhatian dengan orang-orang di sekitarnya.
Bahkan orang-orang yang dia temui di jalan. Karena sifatnya yang penuh dengan kasih sayang.
Dia mudah merasa iba dan selalu ingin tau apa masalah mereka sehingga Rose bisa membantunya.Tapi,kini sepertinya hal itu tak berlaku lagi.

"Jadi bagaimana perkembangannya, Apa lucas sekarang sudah berada di penjara?" Lanjut Rose dengan nada dinginnya.

Namun semua masih diam tak ada yang menyahut.

"Ada apa? Apa tidak ada yang berani menjebloskan dia ke penjara atau harus aku sendiri yang melakukannya? " ucap Rose sinis mulai tak sabar.

"Bukannya tidak ada yang berani Ros, tapi kita belum bisa menjebloskan dia ke penjara sekarang. " Jawab Hendro pelan.

"kenapa! Apa dia punya pengacara yang sangat hebat sehingga kita tidak bisa memasukkannya ke penjara." tanya Rose histeris.

"Tidak mungkin! Dia sudah membunuh anaknya sendiri.Hukum macam apa hingga bisa membuatnya lolos begitu saja." imbuh rose yang kini sudah berlinang air mata.

Memori tentang Anaknya telah menghancurkan setiap sendi kehidupan Rose. Hingga merubahnya menjadi orang lain. Orang yang berbeda. Bukannya Rosemary yang dulu.

REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang