Piep Pipper

4K 498 37
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry For Typo







18stb18

"Ahh.. hyunghh mmm"

"Tuan, aku ingin bertanya"

Jk melepaskan tautan bibirnya seketika lalu menarik rambut bagian belakang jimin hingga ia mendongak keatas dengan sedikit merintih

"Apa kau tahu siapa aku?"

"Haruskan ku jawab?"

"Katakan!"

"Aku sangat mengetahui dirimu hyung, kau menyiksaku di dalam kamar gelap itu"

Bola mata Jk mendelik kaget kearah jimin, keningnya berkerut tanda tak suka. Ia mencari di dalam intens jimin bahwa sang namja mungil bisa saja berbohong.

"Ingatanku sudah membaik beberapa hari yg lalu"

"Apa?"

"Sekarang kau takut hyung? Aku sudah memlunyai semua poto close wajahmu, tinggal ku sebarkan di seluruh penjuru korea maka kau akan mati dalam hitungan detik"

"Kau mengancamku?"

"Sepertinya iya jika memang itu harus kulakukan"

Jk menari baju kaos jimin dengan kasar, sebenarnya saat ini jimin benar-benar takut menghadapi namja Psyco yg ada di hadapannya.

"Aku yg mengotrolmu jiminah, bukan kau yg harus mengancamku. Aku bisa membuat kedua kakimu cacat selamanya"

Jimin menelan silivanya kasar, ingin sekali ia berteriak tetapi percuma karena jk akan merasa bahagia mendengar tangisan ataupun teriakannya.

"Kita satu sama hyung"

"Tidak akan pernah"

Jk melonggarkan dasinya yg terasa sesak, sang dominan meninggalkan jimin yg saat ini menghirup udara sebanyak-banyak karena sedari tadi ia mencoba menahan nafas untuk tidak mengeluarkan air mata di hadapan Jk.

Jimin segera mengunci pintu kamarnya setelah pembunuh bayaran itu pergi, kaki jimin sudah sepenuhnya sembuh dan dapat di gunakan dengan baik. Secepatnya Jimin meraih ponsel yg tergeletak di nakas untuk menghubungi Taehyung

'Nee honey' Tae

'Daddy, kau bisa kesini?'

'Ini aku dalam perjalanan kesana, wae honey? Kau butuh sesuatu?' Tae

'Aku membutuhkanu tae, ku mohon cepatlah kemari'

'5 menit honey'

Jimin mengusak rambutnya kasar, hatinya benar-benar terluka karena sudah bisa mengingat semua kejadian masa lalu yg sempat terlupakan.

Tak lama kemudian Taehyung sudah berada di depan kamar jimin, ia mengetuk pintu kamar simungil dengan persaan curiga. Tak biasanya jimin mengunci pintu kamar

[END] Blood, Sweat & Tears [JIKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang