Buset dah. Aku kira tuh si Kairo cowok cakep nan tampan dan cool. Tahunya....
Aku ngakak tahu lihat tingkahnya. Ini anak emang deh... Aku masih cekikikan sampai saat ini. Padahal udah dua hari berlalu sejak kedatangan Ridwan dan si Om berondong itu mengacau.
Aku mana bisa marah coba? Dia itu lucu. Masa ya rambut pake di tip-ex segala. Ada-ada saja. Tapi setelah itu dia malah pamit pulang dan dua hari ini gak datang ke toko. Bukan aku pengen dia ke sini sih. Tapi setidaknya kan dia ada penjelasan gitu.
"Mi.."
"Apa?"
Aku menoleh ke arah Erin yang menatapku dengan bingung. Dia lalu meletakkan tangan di keningnya."Lo gak demam loh. Kenapa senyum-senyum sendiri?"
Aku malah kini tertawa makin lebar.
"Gara-gara si Kai nih. Entar aku kasih lihat."
Kukeluarkan ponselku dan menunjukkan foto Kairo yang kemarin sempat di foto sama Kenzo. Erin mengernyitkan kening saat menatap foto itu. Tapi kemudian matanya melebar.
"Astaga ini Kai?"
Kuanggukan kepala dan terkekeh lagi.
"Dia kayaknya cemburu ama si Ridwan. Kan dua hari yang lalu tuh Ridwan datang, ngajakin gue nonton gitu. Eh pulangnya tahu-tahu ada Kai terus ngusir Ridwan suruh pulang."
"Serius?"
Erin terkejut mendengar ucapanku. Kuanggukan kepala dengan cepat.
"Iya.. habis itu dia ngacak-acak kamar Kenzo dan begitulah. Katanya aku suka sama orang tua jadi dia dandan kayak gitu."
Mendengar penjelasanku si Erin tertawa ngakak. Tuh kan emang konyol kok si Kai..
Suara pintu terbuka membuat aku dan Erin mengalihkan tatapan ke arah pintu toko. Dan seseorang sudah berdiri di sana.
"Adeknya.."
Panggilan yang aku benci. Tapi kali ini aku tidak akan marah. Kairo terlihat berbeda. Rambutnya kayaknya yang kemarin kena tip-ex di potong deh. Sedikit lebih pendek rambutnya.
"Apa om?"
Aku beranjak berdiri dari kursiku dan kini mendekatinya yang masih di ambang pintu.
"Mau ikut sama aku gak? Please.."
Aku menatap Erin meminta ijin. Dan Erin langsung menyuruhku pergi. Padahal toko kan lagi buat pesanan buket bunga yang lumayan banyak. Aku gak enak ninggalin Erin sendiri.
"Beneran boleh gue tinggal?"
Aku berjalan ke arah Erin saat mengambil tasku.
"Udah sana. Udah mau selesai juga ini."
Aku tersenyum dan menepuk bahu Erin."Ok. Makasih ya."
****
Tahu nggak apa yang dilakukan Kairo? Dia itu ngajak aku buat naik kopaja, busway sampai bajai. Dan dengan noraknya dia bilang kepada semua orang yang ditemui seperti supir, kernet, supir bajai atau siapapun yang natap aku kayak aku ini anak kecil pasti dia jelasin panjang kali lebar kalau aku ini udah 29 tahun. Tubuhku dan wajahku emang mungil dan dia bilang kalau sebentar lagi aku bakal nikah sama dia. Bahkan dia pakai masukin cincin yang entah darimana dia beli ke jariku. Dan menunjukkan ke semua orang. Gesrek Kan?"Jadi udah percaya kan bang? Kalau ini tunangan saya, eh bakal calon bini deh. Jangan kira dia anak sd lagi loh."
Aku menunduk malu mendengar ucapan Kairo. Yang kesekian kali. Sekarang ada di atas rumput, lesehan ceritanya. Beli bakso di taman perumahan deket rumah. Setelah berkeliling seharian. Naik ini itu.
"Iya saya percaya kok mas. Abisnya bakal bininya imut deh. Jadi kayak adek sd.."
Aku tersenyum masam mendengar ucapan abang tukang bakso yang mengambil mangkok di depan kami.
"Awas aja deh bang. Dia ini bentar lagi juga hamil. Ntar keliatan kalau gak kecil lagi."
Sompret.
Kucubit pinggang Kairo membuat dia meringis. Dan abang bakso hanya tertawa dan meninggalkan kami."Udah ah. Om nya udah buat aku malu seharian. Makasih deh udah belain di depan semuanya."
Walaupun kesal tapi aku juga makasih sama pembelaan Kairo. Dia emang gak malu ngelakuin itu semua.
"Makasih adeknya. Pokoknya abang di sini buat belain adek."
Dia memainkan alis matanya naik turun. Lalu kini menatapku.
"Adeknya beneran suka penampilanku kayak gini atau yang udah tuaan kayak kemarin? Nanti kalau suka yang ubanan, aku mau cat rambut jadi putih semua deh. Biar kayak richard gere. Keren Kan?"
Astaga ini anak. Kugelengkan kepala lalu menunjuknya.
"Enggak suka. Udah deh Om gak usah usaha. Aku tetep gak bakalan nikah sama orang yang usianya lebih muda dariku."
Jawabanku membuat Kairo menatapku dengan muram. Lalu tiba-tiba ada bola menggelinding di dekat dia duduk.
"Om ciniin. "
Suara anak kecil yang kemudian muncul dari belakang Kairo membuat Kairo menoleh dan langsung tersenyum. Anak kecil itu usianya antara 5 tahunan. Dia menunjuk bola yang ada di dekat Kairo.
Tentu saja kairo langsung mengambil bola itu dan menggelindingkan ke arah anak kecil itu.
"Maacih om."
Sahut bocah gendut itu dan kemudian berlari-lari lagi dengan bolanya. Kairo terkekeh dan sepertinya gemas.
"Lucu Ya?"
Dia menoleh ke arahku. Aku mengangguk setuju.
"Adek pengen?"
Kuangkat alisku mendengar ucapannya.
"Pengen Apa?"
"Bayi dong. Buat yuk?"
Nah mulai kambuh lagi deh dia. Aku memberengut dan menatap sekeliling taman. Tempat nongkrong anak-anak perumahan kalau sore begini. Banyak penjual juga yang ada di sekeliling taman. Saat sedang asyik-asyiknya menatap anak-anak yang bermain sepatu roda tiba-tiba pahaku terasa berat. Dan saat aku menunduk..
Astaga
"Om nya ngapain coba? Ih malu.."
Aku mendorong kepalanya yang rebahan di pahaku.
"Husst adeknya kenapa sih? Biar mesra gitu.. "
Mesra dari hongkong? Lha ini di taman, di tikar penjual bakso. Terus dilihat banyak orang. Dipikir ini kayak di drakor deh.. di tengah taman kota yang sejuk saat musim semi. Yang hawanya adem-adem anget gitu.
Ngelindur kayaknya si Om ini. Padahal sekarang panas banget kayak gini, mana tikar bau saos bakso lagi. Huweee.. mau romantis gimana coba?
"Om.. maluuuuu.."
Tapi Kairo malah memejamkan mata dan tersenyum.
"Ih adeknya itu merusak suasana aja. Bayangin aja kita lagi di korea gitu. Beres.."
Oalah Dari Hongkong ke Korea deh ini. Mamiiii... jodohku kok ya gesrek kayak gini.
Bersambung
Hayoh ramein lagi...Biar Kairo gak curhat lagi nanti wkwkwkwk... Ntar author yang rugi dia udah dikontrak sampai episode tamat ini. Kalau ngambek kan author cari cast lain lagi..
Wkwkwkwkwk..
KAMU SEDANG MEMBACA
17 YEARS OLD?
HumorEntah aku harus merasa bersyukur atau mengeluh. Aku Naomi Saraswati, seorang wanita dewasa yang sudah berusia 29 tahu, diambang 30 tahun. Masih single, dan mempunyai toko bunga yang cantik. Aku memang orang yang romantis, karena hobiku dengan bunga...