"Kalau mobil aku hilang kamu tanggung jawab pokoknya!"
"Iya sayang... ya ampun kamu nih, mana mungkin mobil kamu disimpan dikantor bisa hilang."
"Ya mungkin aja."
"Kalau hilang tinggal beli lagi. Jangan kaya orang susahlah."
"Aku memang bukan orang kaya kayak kamu yang apa-apa gampang banget dibeli. Hidup itu harus hemat, Adrian."
"Ya maksudnya aku yang beli. Kan kamu yang bilang aku gampang banget kalau mau beli apa-apa."
Mala yang duduk disamping Adrian mengemudi langsung menatap kekaishnya dengan tatapan tajam yang menusuk. Adrian tertawa geli menyadari itu. Mala itu kalau sudah kalah berdebat pasti bisa ngambek berhari-hari.
Karena hari ini hari spesial kekasihnya yang sedang ulang tahun, dan Adrian tidak mau merusak mood Mala. Jadi dia mengulurkan tangannya, mengusap kepala Mala sebentar sebelum menggenggam jemarinya dan menariknya kedepan bibir untuk dikecup.
Mala belum tentu luluh. Tapi yang pasti dia akan berhenti mengomel.
"Kamu dari tadi cemberut terus. Kenapa sih? Nggak suka aku ajak dinner? Kan kamu lagi ulang tahun. Aku juga nggak buat yang aneh-aneh. Cuma diner biasa kaya yang kamu mau." Ibu jari Adrian bergerak melingkar diatas punggung tangan Mala.
Mala berdecak. Bibirnya melengkung kebawah. "Leo hari ini nggak pulang. Nginep dirumah Papanya."
"Terus?"
"Tadi pagi aku juga nggak sempat ketemu sama Leo. Dia berangkat kesekolah pagi-pagi banget. Jadi seharian ini nggak bisa ketemu."
"Udah coba video call?"
"Nggak ah. Nanti aku tambah kangen."
Adrian menahan senyumnya. Wajah cemberut Mala menggemaskan. Membuatnya ingin menciuminya tanpa ampun. Tapi sayangnya dia sedang mengemudi.
"Yaudah, kalau gitu aku aja yang nemenin kamu dirumah malam ini."
"Jangan ngaco deh kamu."
"Kan Leo lagi nggak dirumah, sayang..." Mala sudah akan menyela namun Adrian cepat-cepat melanjutkan kalimatnya. "Kalau kamu cuma sendirian, nggak ada temen ngobrol, nanti yang ada makin kangen."
Mendengar itu Mala mulai terlihat berpikir. Dan Adrian berdoa didalam hati. Semoga Mala menyetujui idenya.
Mala menatap Adrian ragu. "Oke. Tapi dinnernya kita pindahin kerumah aku aja. Nanti aku masak. Dan kamu cuma boleh sampai jam dua belas dirumah aku."
"Loh, kenapa nggak nginap sekalian?"
"Kalau kamu protes, aku batalin."
"Ck, iya... iya..."
Dan Mala tersenyum senang saat Adrian memutar kemudinya kearah yang berlawanan dengan wajah cemberut.
***
Mobil Raka baru saja berhenti didepan rumahnya. Tapi bukannya turun, Raka malah duduk diam dibalik kemudi. Perlahan tangannya mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Sebuah kotak kecil yang begitu dia buka ada bracelet dengan bandul-bandul kecil disekelilingnya. Saat Raka selesai meeting dengan salah satu rekan bisnisnya disebuah Mall, dia yang selalu mengingat tanggal ulang tahun Mala tanpa sadar sudah berdiri didepan sebuah toko perhiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen (Sebagian Part Sudah Di Hapus)
Fiksi UmumTersedia di google play book Squel of Second Wife Ketika Mala sedang berusaha menata kehidupannya yang kini mulai membaik, lagi-lagi keadaan memaksanya kembali bertemu masa lalunya yang rumit. Raka, lelaki itu berubah sejak Amel meninggalkannya.