Bagian Tak Berjudul

22 1 0
                                    

Aku percaya.. sebuah cinta akan tiba dalam bentuk hibernasi yang tak diketahui siapapun, dalam wujud apapun ataupun siapa yang akan mengisi relung jiwa ini.

Pikiraanku terdampar pada tiga tahun yang silam, dimana aku bisa menatap bayang-bayangnya dalam kehangatan. Merakit cinta dalam ketidak sempurnaan. Melerai masalah dalam ketenangan. Selang waktu mengalir bak air sungai, jika waktu bisa dihentika, diputar kembali, ingin ku merebut dan memperbaki semuanya. Tinta hitam ditengah kertas putih bukanlah masalah besar. Namun ia tetap memperbesar semuanya.

Air mataku menetes, dengan cepat kusingkirkan semua kenangan itu. Dekap erat nostalgia dalam pelukan kegelapan. Mataku tertuju pada papan tulis, sudah beragam macam coretan ilmu didalamnya. Aku mulai mencatat semua.

Seminggu yang lalu.

Tatapanku tertuju pada diary berwarna hijau dihadapanku. Akhir_akhir ini dia tidak seperhatian dulu padaku, ia lebih sering menjauh dan pergi tanpaku. Hatiku gundah, aku mengeluarkan HP dari saku. Menatap pesan yang hanya dibaca. Aku merbahkan kepala diatas tangan yang terlipat rapi. Belum sempat memejamkan mata seseorang memanggilku.

"Naidy,dipanggil Awan!" Tubuhku terpanjat mendengar nama diakhir kalimat tersebut.

Aku menatap sosok didepan pintu kelasku. Rambut hitam legamnya, menjadi sebuah kekhasan. Laki_laki itu menarik tanaganku, membuat aku harus berlari kecil. Dari samping aku bisa melihatnya, tubuh hitam yang penuh amarah. Langkah kami terhenti dibelakang kantin. Matanya tampak sedikit berkaca-kaca tertahan amarah. Aku yakin dia akan marah. Tangannya meraba kedalam saku menunjukkan chatku yanghanya dia baca.

"Kamu tau alasanku menjauhimu?!" Aku menggeleng polos. Laki-laki itu mengusap wajahnya.

"Naidy, dari dulu aku melarangmu untuk dekat dengan orang lain." Alasannya pas tepat dengan fikiranku, selalu saja kami bertengkar karna keegoan diri sendiri.

"Jadi kamu marah hanya karna aku dekat dengan Diky? Kami hanya belajar kelompok bersama Awan." Air mataku mulai menetes, dengen secepat mungkin aku pergi meninggalkannya dalam diam.

Dilorong kelas, seseorang mengejarku ia berusaha menggapai tanganku. Hingga akhirnya ia memanggil namaku. Aku tau pasti siapa itu, sejenak ku hentikan langkah. Menatap sosok dibelakangku. Dia ikut simpati memelukku dalam kehangatan.

cinta surgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang