Untuk apa berlari dalam kelam? Sedang kabut pun tak mau menyibak. Biarlah semua berlalu, mimpi pun aku tak ingin. Meski rindu ini tercipta untukmu. Adakah di hatimu terbesit satu harapan untuk berjanji selamanya bersamaku? Andai dirimu berada disini untuk membuka kembali jalan cinta. Ada rasa rindu disana yang mengisi relung hati. Adakah rindu di hatimu seperti yang kurasakan?
Di kelas 12 ini,aku lebih sering menetup diri.terkadang aku sering memperhatikan awan dari balik pintu,entah mengapa aku ingin menyahkan dia dari dunia.tapi,di satu sisi aku bahagia bisa melihat dia tersenyum.aku masih sekelas dengan Diky,kami sering bercerita dan dia sering menyemangati.hanya saja pandanganku,pikiranku,tak lepas dari laki-laki bertubuh hitam itu.rasanya jika tidak menanyai kabarnya.setiap kali aku menatap hp,Diky selalu merebut benda itu dari ku.dia selalu berkata bahwa tidak ingin melihatnya temamya menderita.
Jam makan siang tiba,aku kembali stand by di kelas sebelah,menatap laki-laki yang dulu ku sayangi malan denagn wanita lain.senyum getirku mulai tersirat,namun aku senang melihatnya sehat.entah apa yang tengah terjadi,awalnya kami baik-baik saja.tapi,mengapa begini?
Hai, kalau mau manggil seseorang panggil saja.lamunanku buyar mendengar kata-kata itu.aku melirik pada orang di belakng ku.
"Mau manggil siapa?"tanyanya,rambutnya khas karna hasil potongannya.aku menggelang lalu pergi dari sana.
Di kantin aku duduk bersama Putri dan teman cowoknya Awan biasanya Diky mengajak ku makan,namun,karna ku bilang ada urusan dia memahami.
"Jadi awan seperti ini karna mengangapku tak menghargainya?"kagetku
"ya seperti itu lah,"ucap sahabt Awan
"kurang pengertian apa coba?selama ini dia pacaran,padhal dia tau aku suka denganya,aku sabar menunggu,dan aku sama sekali belum pernah pacaran!"
"Aku masuk rumah sakit karna dia,aku tak pernah menyalahkanya dan sekarang?semudah itukan dia bilang aku tak menghargainya?" putri berusaha meredam emosiku.
"Tunggu dulu Naidy! Ini karna kamu dekat dengan Diky,"kata laki-laki itu
"Padahal dia sudah tau aku dan Diky hanya teman dan tidak ada rasa apa-apa"
Tunduku.
Kutahu pintu hatimu telah tertutup untukku, memang semua salahku. Kali ini saja beri satu kesempatan untuk katakan, maafkan aku. Tapi itu semua sia sia. Walau luka yang kau beri begitu besar, aku tak berhenti berjuang. Akan tetap kucoba meraih hatimu.