Pernyataan?

836 147 53
                                    

Aku perbarui, soalnya cerita yang aku post kemarin ke edit. Gk ngerti lagi kenapa bisa gini🙁




Halaman Tiga tiga

▪ ▪ ▪ ▪

Suasana menjadi canggung, kedatangan Irene yang memang tidak di harapkan menjadi salah satu alasan mengapa semua orang disitu enggan membuka suara. Baekhyun yang biasanya cerewet pun mati kutu saat mendapat pelototan tajam dari Seulgi setiap dia ingin membuka mulut. Tidak ada yang tersenyum disitu, ah ada satu, siapa lagi kalau bukan Irene. Perempuan seolah menolak semua bentuk ketidaksukaan mereka semua padanya. Lihat saja bagaimana tingkahnya yang tidak berhenti mencari perhatian Sehun, mengabaikan tatapan tidak suka semua orang disitu padanya. Seulgi terutama.

Prang!!

Suara bantingan garpu yang tidak santai oleh Seulgi mengagetkan semua orang yang ada disitu. Perempuan itu mendesah kasar, cukup sudah. Ia benar-benar tidak tahan lagi menyaksikan drmama menjijikan di meja makanya saat ini.

"Lo berdua kalo mau pacaran bisa cari tempat lain? Gue jadi nggak nafsu makan tau nggak ." Celetuk perempuan itu asal. Wajahnya menunjukan ketidaksukaanya pada Irene maupun Sehun.

Merasa dirinya yang dibicarakan, Sehun pun mendongkak menatap tajam kearah Seulgi. Ia tidak suka dengan perkataan Seulgi barusan. Pacaran? Yang benar saja, bagaimana jika ada orang lain yang salah paham dengan perkataanya.

"Ngapain lo liatin gue, nggak suka lo gue ngomong gitu." Ucap Seulgi menantang, sedikit pun ia tidak merasa terintimidasi oleh tatapan Sehun. Rasa kesalnya pada laki-laki itu terlalu besar untuk takut dengan Sehun saat ini. Salah sendiri karena bersikap plin plan dan tidak tegas.

"Udah yang, kamu tuh apa-apaan sih." Tegur Kai berusaha menjadi penegah. Tanganya mengusap bahu Seulgi pelan, mencoba merekan emosi kekasihnya itu.

Mendapat teguran dari Kai seperti itu, membuat Seulgi hanya mendengus sebal. Sekali lagi ia lemparkan tatapan tidak sukanya pada Sehun dan Irene, sebelum kembali melanjutkan acara makanya yang sempat tertunda tadi.

Berbeda dengan Seulgi yang secara gamblang menunjukan kekesalanya, Krystal hanya diam saja. Gadis itu terlalu malas untuk sekedar bersuara. Jujur saja Krystal juga tidak kalah kesalnya pada Sehun, Baekhyun juga. Pria cebol di sampingnya inilah yang tadi mengiyakan permintaan Irene, dan sekarang malah bersikap enteng biasa saja, seperti tidak melakukan apa-apa. Ingin sekali Krystal pergi dari situ, hanya saja kalau pergi sekarang maka sama dengan dirinya mengaku kalah pada Irene. Krystal tidak mau bersikap seperti seorang pengecut, toh ia duluan yang berada disitu. Jadi kenapa dirinya harus menyingkir, hanya karena seorang hama pengganggu seperti Irene. Pikir Krystal.

"Hai, Mark nyari siapa?" Suara cempreng Seulgi menarik perhatian semua orang yang ada disitu, tidak terkecuali Krystal. Pikiranya langsung teralihkan saat mendengar nama yang disebut Seulgi barusan.

Disana, di ujung meja tepatnya di samping Seulgi, Mark berdiri dengan waja datar khasnya. Laki-laki itu memandang Krystal sebentar, sebelum mengalihkan perhatianya pada dua orang lain yang duduk berhadapan dengan Krystal. Mark mendesah remeh melihat pemandangan itu, terlebih saat netranya bertemu dengan sorot mata tajam milik Sehun.

"Gue boleh pinjam Krystal?" Seru Mark, wajahnya menatap kearah Chanyeol tanda bahwa ia sedang meminta izin dari laki-laki itu.

Chanyeol sendiri hanya menganga heran. Hampir tiga tahun ia bersekolah disini, dan ini pertama kalinya seorang Mark mengajaknya berbicara. Terlebih karena ingin meminta izin darinya, yang benar saja.

"Gue?" tunjuk Chanyeol pada dirinya.

Bukan Chanyeol saja yang heran. Baekhyun dan Kai pun seperti tidak kalah heranya. Selama ini tidak pernah sekali pun mereka melihat Mark menunjukan ketertarikanya pada perempuan. Baekhyun bahkan menganga melemparkan pandanganya pada Mark, Krystal dan Sehun secara bergantian. Sepertinya akan terjadi kisah menarik di sekolah ini. Pikirnya.

Mark mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Chanyeol.

Chanyeol menatap Krystal sebentar, meminta persetujuan dari gadis itu. Krystal hanya tersenyum sebagai balasan. Chanyeol kembali melempar tatapanya pada orang yang duduk di hadapan Krystal, Sehun. Seperti biasa, laki-laki itu membalas tatapan Chanyeol dengan datar. Chanyeol diam, terlihat berpikir sebentar, sejujurnya ia sedikit tidak enak pada Sehun jika mengiyakan permintaan Mark. Tapi mau bagaimana lagi, ia cukup kesal dengan sikap pengecut Sehun saat ini. Jadi ya sudah.

"Iya bawa aja." Jawab Chanyeol pasti.

Chanyeol dapat merasakan tatapan tidak suka Sehun padanya, namun ia abaikan saja.

Mendengar persetujan Chanyeol, membuat Krystal tidak punya pilihan lain selain bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat Mark berdiri. Sebelum itu ia sempat melirik kearah Sehun yang ternyata juga sedang memandangya dengan tatapan dingin. Krystal bisa melihat rasa tidak suka dari tatapan laki-laki itu.

Pandangan Krystal beralih pada Irene, perempuan itu mengembangkan senyuman lega. Krystal tebak, Irene senang dengan kepergianya. Krystal mendengus pelan, kemudian menarik lengan Mark untuk pergi. Ia dapat mendengar jelas teriakan Seulgi yang meledeknya di belakang.

Kepergian Krystal tentu saja membuat suasana semakin mencekam. Baekhyun melirik Sehun yang diam saja, kakinya bergerak menendang kaki Sehun di bawa meja membuat laki-laki dingin itu menatapnya garang. Baekhyun tersenyum mengejek saat Sehun mendongkak menatapnya. "Punya saingan baru lo ceritanya." Ledek Baekhyun pada Sehun.

Sehun sendiri hanya mendengus sebal. Laki-laki itu bangkit dengan tidak santai dari duduknya, kemudian melangkah pergi dari situ tanpa berkata apapun. Tentu saja dengan di ikuti Irene.

"Yeu! sensitif amat tuh bocah PMS." Gerutu Baekhyun.

▪▪▪▪

"Jadi, lo mau ngomong apa?" Krystal memandang penasaran pada Mark. Tadi saat pergi dari kantin, Mark bilang ingin berbicara empat mata dengan Krystal dan mengajaknya menuju rooftop sekolah tempat biasa mereka mengobrol.

"Hm, itu—anu."

Krystal terkekeh pelan melihat tingkah Mark, laki-lako itu terlihat gugup tidak seperti biasanya. Sekali lagi ia melihat sisi baru laki-laki di hadapanya ini. Krystal benar-benar tidak menyangka sosok dingin dan menyeramkan seperti Mark bisa bersikap kikuk seperti sekarang.

"Ngomong aja, nggak bakal gue gigit kok." Ledek Krystal.

Mark merenggut mendengar ledekan Krystal. Sial ia bersikap bodoh lagi di depan gadis ini. Menyadari kebodohanya Mark buru-buru menstabilkan ekspresi mukanya menjadi mode dingin seperti biasanya. "Gue cuma mau bilang makasih buat semalem dan soal kejadian yang gue meluk lo itu—" Mark memberi jeda sebentar, memutar otak untuk memikirkan kata selanjutnya.

Krystal sendiri hanya diam menanti perkataan Mark berikutnya. Meski bersikap biasa saja, sebenarnya Krystal cukup gugup saat mendengar Mark mengungkit kejadian semalam.

"—Itu gue reflek, karena suasana dan juga karena gue—nyaman sama lo." Ucap Mark cepat. Laki-laki itu mencoba bersikap tenang. Mengatur ekspresi sebiasa mungkin.

Berbeda dengan Mark yang bisa mengatur ekspresi, Krystal tidak. Perempuan itu tersentak dengan perkataan Mark barusan. Antara tidak mengerti atau takut salah mengartikan ucapan itu. Krystal berdeham sebentar, senyum canggung terbit di wajahnya.

"Hehe, ia gue ngerti kok, mungkin lo terlalu terbawa suasana." Ujar Krystal sembari terkekeh canggung. Jujur ia tidak tahu harus bersikap seperti apa saat ini. Ini terdengar seperti sebuah pernyataan namun juga tidak di saat yang bersamaan.

"Gue bilang gue nyaman sama lo." tembak Mark langsung. Laki-laki itu sedikit gemas dengan Krystal yang sepertinya tidak menangkap inti dari perkataanya barusan. Mark tahu Krystal pasti menganggap sikapnya aneh saat ini. Namun apa boleh buat, apa salahnya jika ia mencoba bersikap jujur dengan perasaanya.

"Hah?" Krystal menganga, seperti tidak mengerti dengan perkataan Mark barusan.

"Gue bilang gue nyaman sama lo Krystal Aurora Prasaja." Ulang Mark sekali lagi.

To Be Continued.




Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak dan selamat membaca💙💙

With Love Aurora🌼💙

You Are My X !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang