1

21 0 0
                                    

Brukk...

Gadis lain menabrak gadis lainnya.

"Kalau jalan itu pakai mata!" Gadis itu marah kepada gadis yang di tabraknya.

Gadis yang di tabraknya membungkukan badannya, pertanda ia meminta maaf.

Gadis itu terlihat tidak terima, dengan sengaja gadis itu kemudian mencengkram pipi gadis yang ditabraknya, dan itu membuat gadis itu merasa kesakitan.

Tanpa memperdulikan rasa sakit yang di terima gadis itu karena ulahnya, gadis itu tetap terus mencengkram pipinya.
Gadis itu tersenyum tipis, yang menyiratkan ia bahagia, melihat gadis yang pipinya tengah ia cengkram itu menderita, kesakitan.

"Bahagiaku sesimple ini." Bisiknya di telinga gadis itu.

"Ngomong! Bilang maaf. Jangan cuma diam membungkuk, kayak babu dirumah gue!" Seketika marah gadis itu keluar. Dan sontak membuat gadis yang di marahinya itu terkejut. "Ups.. gue lupa. Loe kan ngga bisa ngomong, alias BI-SU!"

Gadis yang dimarahinya hanya bisa menangis, karena merasa kesakitan pipinya di cengkram sangat kuat.

"Bisanya cuma nangis! Dasar bisu! Loe itu cocoknya sekolah di tempat orang-orang cacat! Bukannya disini!" Kemudian gadis itu melempar dengan kasar tubuh gadis itu kelantai, dan pergi meninggalkannya begitu saja.

Nama gadis yang disebut bisu, dia adalah Anya putriana, panggilan kesayangannya adalah Aya. Aya adalah gadis cantik, baik dan juga lembut. Dia sangat mahir bermain piano. Namun dibalik itu semua, orang-orang hanya memandang dia sebagai gadis bisu.

Gadis yang marah-marah kepada Aya, dia adalah Cantika angel. Dia biasa di panggil Caca. Gadis cantik, modis, dan juga populer, banyak laki-laki yang berharap bisa menjadi pacarnya. Namun dia hanya ingin menjadi pacar seorang Mark elviano.

Mark elviano, panggilan akrab nya adalah Mano, singkatan dari namanya. Dia memiliki wajah yang tampan. Dia juga ketua tim basket, dan sangat populer di sekolah. Banyak siswi yang mengidolakannya, namun dia tetap saja masih jomblo. Dia juga memiliki sahabat yang bernama Renjun fahreza.

Renjun fahreza, sama kayak sahabatnya, dia juga memiliki nama panggilan akrab yaitu, Refa, singkatan dari namanya. Tak kalah tampan dari sahabatnya, tapi dia bukan pemain basket seperti sahabatnya, melainkan dia adalah ketua OSIS. Dia juga sangat populer, banyak siswi yang menyukainya. Namun dia juga masih jomblo. Bisa dibilang mereka berdua adalah GGJ = Ganteng-Ganteng Jones.

Vita mendapati Aya terduduk dan tentunduk dilantai koridor. Untungnya saat itu koridor terlihat sepi. "Aya loe kenapa?" Tanya Vita.

Vita rahayu, dia adalah sahabat baik Aya, dan sekaligus teman Aya satu-satunya disekolah maupun diluar sekolah. Mereka bersahabat sejak mereka masih kecil, bahkan rumah merekapun berseberangan.

Aya menatap sahabatnya itu dengan saksama, dan mendengarkan suara sahabatnya itu. "Mengapa aku terlahir seperti ini?" Batinnya.

"Aya, Aya, loe ngga apa-apa kan?" Tanya Vita lagi.

"Ngga apa-apa." Bahasa isyarat.

Bahasaya isyarat, adalah bahasa yang di gunakan Aya saat berbicara dengan Vita, orang-orang terdekatnya, dan orang-orang yang sudah mengenalnya. Aya adalah gadis tunawicara sejak lahir, dia menggunakan alat bantu dengar, untuk membantunya menangkap apa yang dikatakan orang lain kepadanya, dan juga untuk menangkap percakapan orang-orang disekitarnya.

"Caca?"

Aya langsung menyangkalnya, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda tidak. "Benar, aku hanya gadis bisu." Batinnya.

"Loe yakin ngga apa-apa? Seriusan?" Tanya Vita lagi.

Aya tersenyum dan mengangguk, pertanda; iya dia baik-baik saja.

"Yasudah. Ayo kita ke kelas." Ajak Vita.

Jalan menuju ruangan kelas mereka melewati aula basket.

"Aya kita liat Kak Mano latihan bentar ya?"

"Ngga ah, kamu aja."

"Ayolah, please."

Aya menghebuskan napas pasrah. "Baiklah."

Mereka berdua memasuki aula basket, tempat dimana Mano sekarang sedang latihan basket. Disana juga sudah terlihat Caca cs, sedang meneriakan nama Mano.. Mano.. Mano.. dipinggir lapangan, dan mereka akan berteriak-teriak histeris saat Mano berhasil memasukan bola ke ring.

"Aya, Kak Mano ganteng banget ya. Beruntung banget cewek yang jadi pacarnya. Gue juga mau jadi pacarnya. Tapi kalau ngga dapat Kak Mano, dapat sahabat nya juga ngga apa gue. Sahabatnya kan ketua OSIS ganteng itu loh, Kak Refa," ujar Vita antusias, sambil terus memandangi Mano dengan tatapan kagum, yang sedang bermain basket.

Aya hanya tersenyum, mendengar perkataan sahabatnya itu.

Bagi Aya, Mano dan Refa tidak mungkin bisa digapainya. Mereka terlalu sempurna untuknya yang hanya seorang gadis bisu. Berbeda dengan Vita, gadis sempurna yang menurutnya sangat serasi bersama dengan Mano ataupun Refa.

Caca melihat kehadiran Aya, lalu menghampirinya, antek-anteknya pun turut mengikutinya.

"Heh bisu! ngapain loe disini?!" Bentak Caca. "Ngerusak pemandangan aja loe BISU!"

"Pergi sana, BISU!" Bentak antek-antek Caca.

"Ayo Aya, kita pergi aja." Vita menarik tangan Aya untuk pergi meninggalkan aula basket.

Bukk...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Tidak Pernah Bisu a.k.a Permata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang