***
Kalau kamu mencintai seseorang tapi sama sekali tak takut untuk kehilangannya. Bahkan merelakan dia dengan orang lain dan terus memalsukan kebahagiaanmu. Mungkin kamu belum mencintai seseorang sebagaimana yang aku lakukan. Tak ada baik-baik saja untuk sebuah kehilangan, Bung. Perjuangkan atau lupakan.
-Sahlil Ge-***
Jangan sungkan untuk berkomentar.
***
💡Rea Dewasa💡
Manhattan City"Aku tidak perlu menceritakan bagaimana pemerintahan walikota Ed Koch waktu itu atau kalian berdua anak muda akan tak selera makan. Dia memang tidak terlalu buruk, tapi mengingat eranya membuatku mual. Bahkan aku tidak peduli dengan resesi pada saat itu. Aku ingat saat Joana, kakaknya Jullian masih remaja. Disko mulai sepi kala itu, tapi Punk mulai memasuki kota. Joana kami kurung di rumah setelah aku mendapati dia memakai tindik di hidungnya. Tapi beruntung sekarang dia berpendidikan."
Aku dengan sabar mendengarkan Ayahnya Jullian berbicara. Ya, orang tua selalu senang seperti itu. Ini makan malam yang biasa saja meski Jullian bermaksud lain. Mungkin ini budaya orang sini, kadang obrolannya terlalu melebar dan dalam untuk sekadar perkenalan.
"Dad, kita bisa fokus sebentar?" kata Jullian berusaha sopan. "kita berkumpul di sini untuk membicarakan tentang hubunganku dengan Milly. Dan ini mulai membosankan kalau Dad terlalu mendominasi dengan obrolan masa lalu."
Good boy.
Ayahnya Jullian tergelak, "Maafkan aku, Milly. Aku terlalu bersemangat melihatmu malam ini. Berharap sebentar lagi kau akan menjadi bagian dari keluarga kami. Jadi, bagaimana?"
Aku kenal Jullian tepatnya ketika sudah lulus dari Julliard. Yup, dia memiliki nama yang nyaris sama dengan kampusku. Mungkin karena secara alamiah dia dibekali kemampuan seni hiburan yang sesuai.
Pertemuan dengannya cukup berkesan, sih. Baru lulus dari kampus waktu itu ada audisi untuk pemain opera yang bakal ditampilkan di Broadway. OMG! Terkabul bisa berdiri di opera sebesar itu adalah satu hal yang istimewa banget.
Aku lolos dan bergabung dengan pasukan penari angsa. Tapi aku juga mendapat dua baris dialog dengan pemeran utama waktu itu. Dan sebuah keanehan terjadi seperti dongeng 'Swan Lake', Sang Pangeran jatuh cinta dengan angsa.
Entah, tapi pergerakan dari Jullian tak terasa berhasil menyusup ke dalam diriku. Dia aktor yang baik. Berbakat. Manis. Dan setidaknya memiliki apa yang dibutuhkan seorang perempuan, tak menyerah.
Aku tahu mungkin penjelasan itu sedikit aneh. Mengingat aku pernah menyerah untuk seseorang, dan kami sama-sama saling melepaskan. Dan kalian tahu apa? Perempuan pada dasarnya akan terus jatuh cinta pada orang yang 'sama'. Maksudku, ini bukan tentang orang secara spesifik. Tetapi kriteria yang sama. Ya, itu karena perempuan cukup setia dengan kriteria yang mereka pegang. Seperti itu sih yang aku rasa.
Pertemuan dengan orang tuanya Jullian menjadi awal niat kami untuk ke jenjang yang lebih serius. Padahal aku dan Jullian baru resmi berpacaran dua bulan yang lalu. Dia memperjuangkanku selama bertahun-tahun. Yakin bahwa aku bisa mempercayakan perasaanku padanya bukanlah hal mudah. Aku pernah bertekad untuk tidak jatuh cinta lagi. Dan dia berhasil mendobrak tekad itu. Aku luluh. Yakin untuk mencoba memulai kembali. Kuberi dia kesempatan untuk membuktikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CRITICAL MELODY [Sudah Dibukukan]
Genç KurguSELAMAT MENYELAMI! "This book will change your trouble minded about teenage relationship. Because, being forever is not that simple."