Happy reading ☺☺
***
Cerita ini sudah tamat dan tersedia di google playbook, KBM dan juga dalam bentuk PDF.
Minat pdf wa 089668046446Anjani memasuki area pabrik lalu memarkirkan motornya di area parkir khusus para staf. Setelah itu ia berjalan pelan menuju gedung, karna memang antara tempat parkir dengan gedung produksi jaraknya lumayan jauh sekitar tiga ratus meter.
Jam kerja staf dimulai pukul 08.00 wib. Sedangkan jam kerja operator produksi dimulai pukul 06.45 wib.
Anjani memasuki gedung disambut dengan bising suara mesin jahit operator yang berpacu kencang lantaran dikejar target.
Sampai di kantor sudah ada beberapa orang.
"Tumben An, jam segini udah dateng." Sapa Susi setelah melihat jam yang melingkar cantik di pergelangan tangannya."Ya elah Sus, berangkat awal salah. Berangkat mepet juga salah." Sahut Anjani sambil duduk di kursinya.
"Heheee ... ya nggak gitu sih An, cuma tumben aja biasanya jam delapan lebih lima menit kamu baru dateng."
"Aku belum nyelesaiin laporan kemaren." Jawab Anjani sambil nyengir.
"Yaudah buruan kerjain."
Belum sempat Anjani menyelesaikan laporannya, tiba-tiba pintu terbuka. Muncul lah seorang laki-laki dewasa berperawakan tinggi tegap dan tentunya tampan, di ambang pintu.
"Pak Pram belum datang?" tanyanya singkat.
"Be-belum, Pak," sahut Anjani gugup.
Tanpa menanggapi perkataanku orang itu langsung pergi.
"Ciiee ... sampe gaguk gitu, An." Susi terkikik mengejek Anjani.
"Itu orang apa bukan, Sus. Ya Allah tampan bener," kata Anjani dengan raut muka gembira.
"Udah lah, An ... move on dong. Sadar woii itu laki orang kelezz."
Wajah Anjani berubah menjadi sendu.
"Udah terlanjur cinta, Sus. Selalu terpesona aku kalau liat dia.""Udah. Sana lanjut kerja lagi," sahut Susi.
Anjani dan Susi mulai kembali kerja, teman-teman yang lain satu persatu berdatangan dan duduk di tempat masing-masing.
Sejak lima tahun yang lalu, saat Anjani mulai bekerja di pabrik ini, Anjani sudah terpesona dan terpikat oleh Pak Dion Rius Hartanto. Seorang manager produksi di gedung 2. Anak bungsu dari tiga bersaudara.
Anak dari pemilik pabrik yang mempekerjakan Anjani saat ini.
Anjani hanya bisa memandang dari jauh dan mengubur dalam semua angan-angannya bersama sang pujaan hati lantaran Dion sudah mempunyai istri dan dua anak kembar buah cintanya bersama sang istri.
Lagi pula mana mungkin seorang Rasita Anjani seorang gadis lulusan SMA dengan latar belakang keluarga sederhana bisa bersanding dengan Dion Rius Hartanto sang anak bungsu dari pemilik pabrik dengan cabang di berbagai kota besar di Indonesia.***
Tok ...tokk ... tok ....
Anjani mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan Pak Pram.
"Permisi Pak, ini laporannya sudah selesai," kata Anjani dengan sopan.
Anjani menyerahkan file itu pada atasannya.
Pak Pram adalah manager produksi bagian sawing.
"Terima kasih. Ohh iya ini tolong antarkan ke ruangannya Pak Dion ya." Kata Pak Pram sambil menyerahkan sebuah file pada Anjani."Iya, Pak." Anjani mengambil file itu.
"Saya permisi dulu."Pak Pram hanya menyahuti dengan menganggukkan kepala.
Anjani lalu pergi meninggalkan ruangan Pak Pram.
Di balik pintu Anjani tersenyum sambil mendekap file yang diberikan atasannya tadi.
Anjani berjalan dengan semangat, tak lupa senyum mengembang di bibirnya. Menuju gedung 2, karna memang Anjani bekerja di gedung 1.
Sampai di depan pintu Anjani mengetuk pintu yang terbuat dari kaca itu.Tok tokk tok ....
Anjani membuka sedikit pintu kemudian masuk.
"Eemmm per-permisi, Pak. I-ini ada file dari Pak Pram," kata Anjani yang merasa gugup setengah mati.Anjani menyerahkan file itu pada Pak Dion, orang yang selama ini ia damba.
'Ya Allah bukalah mata hatinya untuk sekedar melihatku .... '
Kata Anjani dalam hati."Apa?"
"Haa?! Apa, Pak?"
"Ada apa lagi, kenapa belum keluar juga?"
'Deg'
Matii aku ....'"I-iya, Pak." Dengan gugup Anjani meninggalkan ruangan Pak Dion si pujaan hatinya.
"Sus, Susi ... coba tebak, aku abis ngapain," kata Anjani menggebu-gebu.
"Abis pup ya?" sahut Susi asal.
Anjani melempar kertas yang telah diremas ke arah Susi.
"Setan lo!" sungut Anjani.
"Kamu demit," sahut Susi tak mau kalah.
"Aku habis dari ruangannya Dionku, Sus ... Dionku ...," kata Anjani bahagia.
Anjani memang selalu menyebut Dion dengan sebutan Dionku di antara teman-temannya ketika sedang membicarakan tentang Dion saat tak sengaja Dion lewat atau karena memang di saat Anjani ingin. Dan hal itu sudah lumrah bagi teman staf satu ruangannya.
Bahkan tak sedikit operator produksi yang tau kalau Anjani mengagumi Dion.Susi memicingkan alisnya. "Nggak mungkin. Ngapain ke sana? Bikinin minum?" sahut Susi dengan kikikan di akhir kalimatnya.
"Iya dan minumnya udah aku kasih jampi-jampi cinta, biar dia klepek-klepek sama aku," sahut Anjani.
"Nah terus istrinya mau di kemana'in?"
"Tau ...," sahut Anjani.
Kemudian mereka tertawa bersama.***
Semarang, 20 septemner 2018
Salam ☺😘😘😘
-Silvia-Repost 20-01-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Wanita Kedua (TAMAT)
RomanceWarning!!! Dewasa 18+ Rasita Anjani, perempuan berusia dua puluh enam tahun yang jatuh cinta pada Dion Rius Hartanto, seorang pria beristri yang berumur sepuluh tahun lebih tua darinya dan sudah memiliki dua orang putra. Selama lima tahun cintanya...