[Made by me, TheRedFoxx. Setelah kupikir-pikir, kok mirip cerita Absolute Justice karya Akiyoshi Rikako yak? Sebelum dibilang memplagiat, biarkan aku menulis 'terinspirasi dari Absolute Justice–Akiyoshi Rikako']
Hujan berlomba-lomba menapaki jendela-jendela rumah. Hal itu pun tidak terkecuali pada jendela kamarku. Indah memang, namun sungguh kasihan nasib orang-orang yang tidak membawa payung atau pekerjaannya menjadi terganggu. Handphoneku bergetar tanda ada pesan masuk. Tanganku segera membuka pesan itu. Wajahku tetap datar ketika selesai membacanya.
Bella H. G.: Hellow, May! Sorry ya nanti sore aku gak bisa hangout bareng kamu. Aphrel mendadak ngajak aku ke party bareng sahabatnya. Aku udah nyaranin ajak kamu juga, tapi dia gak mau. Sori banget ya, aku janji deh kapan-kapan traktir kamu.
Namaku Mayy Zoanne. Nama yang standar untuk hidup yang tak kalah standar. Hari ini adalah hari ulang tahunku ke 16 sekaligus satu tahun tepat setelah aku keluar dari rumah sakit yang memuakkan itu. Yah, meski sudah satu tahun, tetap saja teman-temanku memperlakukanku secara berbeda. Aku tetap berpikir positif, menganggap mereka hanya takut tertular, meski aku tidak menderita penyakit menular. Bahkan satu-satunya sahabatku, Bella, lebih memilih bersama Aphrel.
Oh, aku belum menceritakan soal Aphrella Wenastshya Bronzfins? Well, dia gadis populer di sekolahku. Desas-desus mengatakan selama aku 'terkurung' di Rumah Sakit, mereka sering tertangkap basah bermesraan. Aku tidak masalah jika sahabatku memiliki pacar, bahkan jika sesama jenis. Menurutku hal yang tidak adil jika orang-orang hanya boleh berpacaran dengan lawan jenis. Ah sudahlah hal itu tidak penting. Orang tuaku? Itu hal yang jauh lebih tidak penting. Yang pasti aku hidup bersama Papa yang kesehariannya hanya pulang pergi kerja.
Karena ulang tahun kali ini aku sendirian, ini adalah saat yang tepat untuk melaksanakan ritual yang kulakukan sekali setahun. Biasanya aku menyebutnya 'Ritual Keadilan'. Namun aku harus berjalan-jalan dulu sambil membantu orang-orang untuk menemukan target ritual. Aku segera bangkit dan mengambil tas khusus ritual dan memasukkan dompetku. Tanpa mengganti pakaian, aku langsung meninggalkan rumah.
Bumi sebenarnya sangat cantik. Sayangnya makhluk-makhluk bernama manusia menodainya. Bumi itu ibaratnya seperti seorang gadis dengan wajah mungil dan luar biasa cantik. Sayangnya jerawat-jerawat besar memudarkan kecantikannya akibat kosmetik ilegal.
Sejauh aku melangkah, sudah cukup untuk mengetahui fakta kalau bumi memang hancur. Anak balita terseok-seok berjalan, mengais tong sampah demi sesuap nasi. Seorang kakek beban berat sehari penuh demi mendapatkan beberapa lembar uang seribu rupiah. Beberapa pejabat sombong menendangi pengemis yang tidak sengaja mengotori sepatu mereka. Orang lemah semakin terpuruk, orang kuat semakin mengangkasa. Orang jujur ambruk dengan tangisan lelah, orang curang berjalan santai dengan senyum licik mereka.
Aku memasuki sebuah cafe, memesan dua porsi nasi goreng dan air mineral. Saat sadar cafe ini juga menjual kue ulang tahun, aku pun bertanya, "Di sini ada jual lilin ulang tahun gak, Mas?".
Pegawai lelaki sembari menyodorkan dua porsi bungkusan nasi itu menjawab, "Ada Mbak, tapi cuma yang angka. Mau angka berapa ya?".
"Angka enam belas Mas. Kalau bisa yang putih polos yak. Ini uangnya. Saya mau keluar sebentar," jawabku terburu-buru meninggalkan pegawai yang bingung namun tetap melakukan perintahku.
Aku keluar dan berlari menuju tempat kakek renta tadi. "Kakek," panggilku pelan saat melihatnya si sudut gang sempit. Kakek itu hanya membalas tatapanku. Aku segera menyodorkan makanan itu dan kembali berkata, "Makan dulu Kek, baru kerja lagi.".
Kakek itu ragu, namun aroma bungkusan itu menggodanya. Betapa kagetnya Ia ketika membuka bungkusan itu. "Nak, i,ini beneran buat saya?" ujarnya tergagap. Aku mengangguk, "Kakek berhak mendapatkannya. Dunia ini membutuhkan banyak pekerja keras yang jujur seperti Kakek.". Aku pun bangkit, meninggalkan Kakek yang mematung itu, mencari si anak balita sebelum menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keripik Rasa Pasta : Kumpulan Creepypasta dan Riddle Horror
Mystery / Thriller•dalam proses revisi semua part agar lebih rapi dan nyaman dibaca• [13+] mengandung unsur sadis, kekerasan, horor, dan konten tidak pantas untuk dibaca anak-anak. Jika merasa sudah cukup umur mohon agar tidak meniru adengan apapun dalam konten cerit...