Jangan lupa tekan tombol bintang yang ada ditangan kiri kalian ya guys 😘😘😘Blue merapihkan bajunya dan melihat penampilannya dicermin. Well tidak cukup buruk untuknya, dia mengambil tas ditempat tidur setelah itu keluar dari kamarnya dan berniat pergi.
Namun, langkahnya terhenti dikamar yang ditempati suaminya saat ini. Dia mengetuk pintunya perlahan dan membuka pintu kamar suaminya "Apa kau sudah berangkat?"
Tidak ada jawaban dan Blue hanya mengangguk mengerti mencoba berpikir bahwa suaminya mungkin saja telah berangkat terlebih dahulu. Blue berniat membuka pintu sebelum seseorang menarik tangannya dengan paksa
"Pakaikan aku dasi" ucap Gavyn datar
Blue mengangguk karena dia tahu bahwa Gavyn tidak bisa memakai dasi dengan benar. Setidaknya itulah yang dia ketahui selama bekerja beberapa bulan dengan laki-laki itu
Blue menipiskan jaraknya dan memasangkan dasi dikerah baju suaminya. Dia merapihkannya sedikit dan tanpa sadar menepuk dada atas suaminya.
Gavyn terdiam ditempatnya dalam hati dia merutuki Blue yang selalu bertingkah seenaknya tanpa sadar bahwa perbuatannya itu bisa saja menimbulkan efek buruk untuknya
"Well kalau begitu aku keluar" ucap Blue
"Berangkat bersamaku"
"Apa?"
"Tidak ada pengulangan" jawab Gavyn lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Blue yang sedang memaki ditempatnya
"Aku bisa mendengarmu Blueberry Peterson"
Blue berdecak pelan "Terserah"
Gavyn tersenyum tipis sangat tipis hingga membuat siapapun pasti akan berpikir bahwa ekspresi laki-laki itu tetap sama datar.
Blue memakan sarapannya dan menaruh bekal ditasnya mengabaikan Gavyn yang saat ini sedang mengerutkan alisnya bingung, dan Blue hanya perlu melakukan satu hal yaitu pura-pura tidak mengerti dengan raut yang Gavyn tujukan padanya
"Kenapa kau membawa bekal?"
"Bukan urusanmu" jawab Blue dan segera menuju mobil Gavyn yang berada didepan mansion
💖💖💖
Blue mencoba mengatur raut wajahnya dan menarik nafasnya pelan. Dia terdiam sebentar dikursi penumpang membiarkan Gavyn yang membuka pintu mobil terlebih dahulu.
Jika dalam kondisi normal pasti dia yang akan pergi terlebih dahulu mengabaikan Gavyn yang mungkin saja memaki dirinya didalam hati. Well setidaknya dulu dia tidak akan keberatan dengan semua itu
Gavyn memasukan tangannya kedalam saku celana. Mencoba terdiam sejenak menunggu isterinya yang masih berada didalam mobil
Merasa bahwa isterinya tidak akan keluar, Gavyn berjalan kearah pintu mobil dan membukakan pintu. Dia menaikan alisnya dan terkekeh pelan, merasa bahwa Blueberry sekarang telah kehilangan kepercayaan dirinya
Blue berdecih sinis lalu dengan langlah santai dia berjalan mendahului Gavyn. Gavyn memasukan kembali tangannya kedalam saku celananya dan dia hanya bisa mengedikan bahunya saat uluran tangannya sama sekali tidak disambut oleh Blue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Gavyn
RomanceDont copy my story Namanya Blueberry , Kisahnya mungkin tidak semanis buah Cherry ataupun seabu-abu buah strawberry. Banyak hal yang dilaluinya setiap hari, bekerja adalah prioritasnya saat ini. Percayalah, dulunya semua bisa dimiliki oleh Blueberry...