WQ-1

113K 2.6K 4
                                    

selamat membaca....

____________________________________

Queenatha berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, menggigiti kuku dan terkadang membenarkan letak kaca matanya, kemudian menghela napas kasar, karena otaknya buntu sekarang ini. Apa yang terjadi pada pria itu hingga tiba-tiba datang kerumahnya tanpa sepengetahuannya sama sekali. Bagimana ini? Haruskah ia menerima pria itu? Dering ponsel di atas nakas membuatnya kembali menghela napas.

'besok pagi aku akan menjemput mu honey, good night Natha'

From your husband (soon to be)

Dasar pria gila, maki Natha dalam hati. Natha tak pernah sama sekali mengenal pria itu, ia hanya tau pria itu. Ya, dia adalah senior Natha di kampus, ketika ia mengambil strata satu dan itu sudah beberapa tahun lalu. Siapa yang tidak mengenal seorang Asley Walter? seorang pria tampan dengan otak sempurna, bahkan terlalu sempurna hingga Natha tidak berani hanya untuk melirik pria itu dan sekarang pria itu melamarnya lalu orang tua Natha sudah menerimanya.

Natha mencoba mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan singkat pria itu, namun ia hapus kembali. Berulang kali ia melakukannya hingga berakhir dengan mengabaikan pesan dari pria itu, terserah pria itu saja.

Natha mencoba membuka laptop untuk mengetikkan sesuatu, namun buntu tak ada hasilnya. Sudah berapa lama ia hanya memandangi layar putih di hadapannya hingga menyerah dan menutup kembali laptopnya.

Dengan kesal, Natha menyibak layar penutup pintu kaca balkon kamarnya. Ketika pintu kaca itu terbuka, angin malam menyambut lembut di pipi Natha. Ia menengadah menatap langit, tidak ada sama sekali bulan yang terlihat, begitu mendung. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

Dari balkon kamarnya, terlihat lalu lalang komplek perumahan perkebunan yang begitu sepi, karena sudah begitu larut dan disekitarnya pedesaan juga begitu sepi. Merenungi sepi malam, ia terpikir andai saja ia memiliki peri, seperti dalam kartun Barbie. ia akan meminta peri itu membawanya pergi dari pria yang bernama Asley Walter, hingga pria itu tidak dapat mengacaukan hidupnya lagi.

Mungkin satu hal dari dirinya yang membuat kedua orang tuanya menerima lamaran pria gila itu, ia tidak pernah memiliki kekasih, ia terlalu larut dalam dunianya sendiri, dengan fantasi-fantasi yang ia punya. Ia selalu hidup dalam dunia yang hanya dia dan tuhan yang tahu.

Wanita itu masih terlelap dalam tidurnya, ketika suara ketukkan pintu sama sekali tidak mengusik tidur wanita itu. Pasalnya, ia baru bisa tidur dini hari tadi, setelah berpikir berbagai macam hal. Pintu kamar memang sengaja ia kunci, ia sangat mengerti pasti ibunya akan menerobos masuk, jika pintu tidak ia kunci.

"Queenatha, bagunlah!!" suara itu terdengar tidak lagi selembut tadi "Natha!!" geram ibunya terakhir kali, sebelum pintu terbuka. Ternyata wanita itu meminta seorang pelayan untuk mengambil kunci di lantai bawah.

Natha menarik selimutnya hingga menutupi kepala dan bergumam tidak jelas, ia sedang tidak ingin diganggu sekarang. Tak berapa lama selimut yang menutupi kepala hingga seluruh tubuhnya hilang ditarik ibunya.

"bangun Natha, kau ingin calon suami mu menunggu berapa lama lagi ha?" kesal ibunya.

Natha bangun dengan spontan. Merasa kesal, ia langsung menatap tajam ibunya "memangnya, siapa yang ingin menikah dengannya?" kemudian Natha mengubah raut kesalnya menjadi raut memelas "ma, aku tidak ingin menikah dengannya"

Ibunya tersenyum dan mengelus kepala Natha "lalu kau ingin menikah dengan siapa sayang? Dan kapan?"

Natha mendegus kesal dan bangun dari ranjangnya, meninggalkan ibunya yang terkekeh melihat tingkah putrinya. Ternyata putri kecilnya sudah besar sekarang, ia khawatir jika ia memberikannya kepada orang yang salah. Semoga Asley dapat dipercaya, ia hanya tau semua tentang Asley dari Cessa dan dari Amira - ibu Asley, merupakan sahabat lamanya yang selama 30tahun tidak berjumpa.

Natha sengaja memperlambat gerakkannya dikamar mandi, ia malas melihat wajah calon suaminya
Walaupun. ya, well, ia akui bahwa pria itu tampan, tapi tetap saja. Kau tidak bisa memaksa hatimu, jika tidak menyukainya. Kenapa tidak Princessa saja yang pria itu lamar, Princessa sangat menggilai pria satu itu, padahal mereka hanya berpapasan. Adiknya satu itu, ketika menemaninya kekampus dan hanya berselang beberapa jam, Princessa sudah mendapatkan seluruh informasi tentang pria itu dan mengangung-angungkan pria itu kepada Natha yang menutup telinganya dengan rapat. Pria seperti itu, pasti menyembunyikan banyak fakta tentang dirinya sendiri.

Natha turun kebawah malas-malasan dengan dress putih polos yang sering ia pakai, tak ada sedikitpun makeup yang menempel dipipinya, hanya bedak tipis dan lip blam di bibirnya.

"mom, di mana Cessa?"

Natha mengambil duduk disamping ibunya. Mata Asley sedari tadi tidak pernah berpaling darinya. Natha sengaja memakai kacamatanya dan tidak memakai kontak lensnya dan rambutnya hanya diikat ke belakang sedemikian rupa.

'pria ini seperti tidak memiliki objek lain untuk diperhatikan' batin Natha, jengah sendiri melihat wajah Asley yang terus terarah kepadanya.

"dia sudah kembali tadi pagi sekali, ada urusan mendadak katanya. Dari mana saja kau? Asley sudah menunggumu lebih dari satu jam di sini"

"baru sebentar saja ribut" gerutu Natha

Asley tersenyum melihat raut kesal Natha dan ketika ibu mertuanya itu akan berbicara lagi ia lebih memilih menengahi.

"ma, sebaiknya kami berangkat sekarang"

"ma?" Natha menatap tidak percaya kepada Asley hello mereka belum menikah berani sekali pria ini memanggil ibunya dengan sebutan seperti itu

"Natha jaga bicara mu dan" Carry memperhatikan putrinya dari atas hingga bawah "apa-paan kau ini memangnya kau ingin pergi berkebun dengan pakaian seperti itu? Ganti pakaianmu"

"ma mana ada orang yang bercocok tanam menggunakan dress seperti ini lagi pula aku tidak memiliki baju lain disini dan aku tidak membawa baju sama sekali"

"tidak apa ma biar nanti kami sekalian mencari pakaian"

Setelah ucapan itu yang keluar dari bibir pria tampan itu Carry hanya bisa mendegus kesal menatap putrinya, ternyata begini tingkah putrinya mana ada pria yang datang padanya jika begini, padahal yang Carry lihat Natha lebih anggun dari pada adiknya yang memang blak-blakkan.

William's Queen (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang