"Fi.. " Panggil Arsya seketika Alifia menoleh sambil tersenyum simpul.
"Abang mau jujur.. " Setelah Arsya mengatakan itu Alifia menatap serius wajah Arsya sambil menyimak seksama.
" Sebenernya.. Abang yang donorin darah buat Alvaro kamu inget kan? Darah abang sama kaya dia " Ucap Arsya menunduk tampak rasa bersalah sekaligus malu karna ulahnya.
" Jadi jadi abang yang nyelametin nyawa Al? Ya tuhan Ifi masih belum percaya tapi mungkin kalo ngga ada abang Alvaro udah ngga sama Ifi lagi " Ucapan terakhir Alifia tampak lirih.
" Maafin abang ya selalu salah sangka dan ngga mau dengerin omongan kamu dulu. Lain kali abang harus belajar dewasa dan lebih ngertiin kamu " Arsya memeluk Alifia yang kini meneteskan air mata. Raut wajah bahagia menelusupi wajah mereka berdua.
~~~
"
Al jangan mentang mentang udah sembuh bisa lari larian lagi ya nak " Teriak Fatimah dari arah dapur.
" Iya ma ngga cuma mau lari aja " Balas Alvaro kemudian memutari rumahnya. Rindu yang kini ia rasakan terbalaskan. Rindu suasana rumah yang menjadi prioritasnya dan candunya dengan Alifia.
Ya Alifia dia sudah menetapkan hatinya sepenuhnya pada gadis itu. Alvaro tersenyum simpul jika memikirkan Alifia dengan seulas senyumnya.
" Anak papa kok senyum sendiri? Bayangin siapa kamu?" Tanya Papa Alvaro. Dengan menatap anaknya jengkel.
" Eh ngga ga ada " Alvaro mengelak tapi matanya tak bisa berbohong.
" Yaudah buruan sah-in baru deh kamu bisa bayangin dia tanpa ada dosa. " Alvaro tertegun. Iya yang di lakukan ia selama ini hanyalah menambah dosa semata tapi haruskah? Sekarang?
" Sah -in aja udah nanti papa kasih cabang perusahaan papa ke kamu " Seperti angin dingin yang menembuh pikiran Alvaro.
" Tapi pa Alvaro masih belum ujian buat lulusan sekolah yakali gapunya ijazah SMA " Ucap Alvaro lirih. Karna dirinya sakit semuanya jadi berantakan pikirnya.
" Nanti kamu ikut ujian susulan, soal kuliah kamu ambil uang dari perusahaan itu di kelola dan di besarin. Bareng sama Alifia "
" jangan pa nanti Al gabisa jadi mandiri " Ucapan Alvaro ada benarnya bukan?
" Nak papa ngajarin kamu buat ngelola usaha supaya bisa jadi besar , ternama dan banyak klien itu udah termasuk mandiri. Nikahin Alifia sekarang aja "
" Hah? Jadi Al harus nikahin Alifia sekarang? " Tanya Alvaro dengan tatapan tak percaya.
" Kaga lah anjing ngebet amat lo nikah lamar dulu su " Jawab Aldi entah sejak kapan ia berdiri dan menguping pembicaraan mereka berdua.
" goblok " Jawab Alvaro menatap Aldi jengkel.
" Yaudah sini gue anterin ngelamar Alifia keburu di minta orang lain lo mampus " Ucapan Aldi membuat Alvaro berpikir bahwa Alifia cinta satu satunya. Dan Alvaro tidak akan membiarkan gadis itu bersama lelaki lain selain dirinya.
" Yaudah ayo " Ajak Alvaro
" Ganti baju lo goblok baju buat main di pake ngelamar cewe modal dikit " Aldi terlihat kesal melihat tingkah Alvaro. Setelah sembuh dari komanya. Kebodohan Alvaro tampak lebih jelas.
" Oh ya lupa " setelah mengatakan itu. Alvaro berlarian menuju kamar dan mulai memilih baju serta sepatu dan hal yang di perlukan untuk melamar gadisnya.
" Papa nanti sama mama nyusul ya Al! " Teriak Fatimah dan secercak senyumnya.
~~~
Dari sebagian aku, yang rela lebur meski di bunuh waktu agar tetap mencinta dalam apapun keadaanmu.
Setelah sekian lama wkwk. Ga update terus. Mau part terakhir? Soon ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pangeran Es ( End) MASA EDIT
Teen Fiction[SLR] " Kita udah kaya hujan dan teduh pernah ga lo denger kisah mereka berdua? Hujan dan teduh di takdir kan bertemu tetapi tidak bersama dalam perjalanan seperti menebak langit abu abu." Ucap Alifia membuat Alvaro sedikit tertohok sekaligus terte...