Beautiful Time
You sit at the end of the sunny window
I’m sitting next to you singing
I’ve spent hours - Mark LeeHal yang paling menyenangkan saat itu adalah, Jendela kamar Jeslyn. Mereka memang lebih memilih duduk di Jendela yang terbuka, daripada di balkon.
Mark mengingat sangat jelas mereka bernyanyi lagu ed Sheeran - Perfect dengan indah, lantunan Gitar yang serasi, tatapan teduh dari keduanya.
"Kamu licik! Membiarkan aku terperangkap bersama kenangan ini setiap harinya. Seberapa keras aku memohon dan meminta, mungkin kamu tidak akan pernah kembali bukan?" disinilah Mark sekarang, dirumah Jeslyn yang kosong, hanya tersisa barang-barang ditutupi kain putih.
Mark memang seperti menyiksa diri sendiri harinya dengan selalu mengingat detail kejadian indah yang selalu mereka lakukan. Seperti sekarang- Mark sedang duduk di jendela seperti hari itu, hari dimana mereka menghabiskan waktu di jendela ini. Mark hanya bisa mengenang nya. Bahkan Mark ingat betul bagaimana posisi Jeslyn, ingat betul dia merengek agar bisa bernyanyi lagu perfect sambil diiringi gitar. Hingga Mark harus menghafal chord gitar terlebih dahulu. Semua kenangan itu hanya Jeslyn yang memilikinya. Licik kan?
Dan dengan cara inilah Mark mengenang semuanya- dengan tidak melupakan detail kejadiannya.
"Udahlah Hyung, ayo move on. Mau kenalin cewe?"
"Enggak Chan, makasih." siapa yang tega melihat teman yang selalu terpuruk seperti ini? Haechan- Teman Mark Lee sejak pertama mereka menginjak bangku perkuliahan yang terasa abu-abu- bagi Mark.
"Enggak Chan, makasih." Mark sangat ingin semuanya terlihat baik dan memiliki semangat hidup tinggi. Mark malu terlihat terlalu lemah seperti ini.
"Hyung! Hyung gak bisa kaya gini setiap hari. Siapa yang tau Jeslyn sedang bahagia sekarang? Atau sedih memikirkan kemungkinan ternyata Mark Lee jadi seperti ini? Berapa lama lagi hyung akan seperti ini?" Jaemin benar, sampai kapan Mark akan terus seperti ini? Setelah hujan ada pelangi bukan? Tapi itu tidak kunjung datang pada Mark.
"Kasih gue waktu sedikit lagi, untuk terbiasa dengan ketidakhadirannya" mohon Mark. Mark sangat mengerti betapa Haechan, Jaemin, Jeno memngkhawatirkan dirinya yang seperti mayat hidup- hidup, tapi seperti sudah mati. Ya, perasaan nya lah yang mati.
"Sampai kapan?" ujar Jeno dingin. Eyesmile yang biasa tampak hanya karena dia berbicara pun tidak terlihat sangking dinginnya ucapannya.
"Sampai semuanya baik-baik saja dan gue tau keadaannya seperti apa. Gue harus tau alasannya."
-To Be Continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Time 🕛 Mark Lee
Short Storycan we enjoy a beautiful time together, forever? Strawsparkle ©2018