project broadcast and journalism

228 33 7
                                    

Seungkwan merasa sebal karena seokmin meninggalkan nya. Harusnya ia bisa berangkat bareng jadi nggak boros ongkos. Mana ini masih pagi, burjo depan kos belom buka, warteg apa lagi. Seungkwan tu nggak bisa mikir kalau perutnya kosong. Iya sih Seokmin ke radio dan dia ke kampus, tapi kan lumayan searah, bikin dia paling nggak sempet lah ngambil roti dulu. 

Seungkwan juga cukup sebal dia tidak dapat kelas yang sama dengan seokmin, karena setelah penjurusan siswa dibatasi hanya 20-30 siswa perkelas. Dan entah kenapa seokmin mengambil kelas sore semua, dan seungkwan mendapat kelas yang sebagian besar pagi dan siang. Padahal seungkwan sudah war krs di hari pertama, tapi tetap saja.

Mata kuliahnya pagi ini adalah produksi studio, dari silabus yang dibacanya, hasil akhirnya adalah video yang diambil gambar dalam studio. Well, dia punya banyak tempat yang bisa disebut 'studio'.

Seungkwan memasuki kelas nya yang berada di lantai 2. Seungkwan kembali menyesal tidak membawa jaket. Kelas ini sangat dingin. Seungkwan melirik jam di ponselnya, sudah pukul 7.15, tapi hanya ada sekitar 8 anak dalam kelas itu.

"Dikit banget?" Tanya Seungkwan pada teman di samping nya, Eunwoo.

"Kelas sisa, Kwan. Apa yang mbok harapke? (Apa yang kamu harapkan?)" dan benar, sampai dosen masuk, Mas Ubay, hanya ada 8 mahasiswa.

"Kelasnya dikit banget ya. Mau digabung aja kalian sama kelas sore? Hari kamis?" Tawar mas Ubay.

"Waduh mas. Nggak bisa. saya Kamis Sore ada perbaikan pengantar Ilmu Politik," seorang teman, Geon berucap lantang.

"Ya sudah. kelas ini free aja. kelas ini seperti silabus yang sudah saya kirimkan. Kelas projek, bikin video durasi 30 menit. Standar broadcast Televisi. Kalian bisa bebas ketemu saya untuk bimbingan. Setiap jadwal ini ketemu di ruang rapat jurusan saja, biar saya tidak capai naik ke atas," 

Berbeda dengan kelas yang biasanya hanya diisi perkenalan materi pada pertemuan pertama, Mas Ubay ini pasti sekaligus memberi materi di hari pertama. Malah terkadang materi penting ia sampaikan di awal perkuliahan, jadi apabila kau tidak masuk, maka akan bertanya - tanya sepanjang semester.

Sore harinya,  Seungkwan mendapatkan kelas Basic Fotografi. Seungkwan sendiri sangat menyukai fotografi, ia yang aktif dengan dunia vlogger sangat suka bermain - main dengan kamera. Jika ia ada kesempatan ia suka hunting foto di sekitaran.

"Katanya, dosen nya tahun ini dosen praktisi, loh," Seungkwan sempat mendengar perempuan di belakangnya bergosip, dia akan sangat senang apabila dosen nya seorang praktisi, membuat perkuliahan semakin seru.

Beberapa orang dalam kelas itu kemudian melanjutkan osip dengan berandai - andai apakah dosen nya merupakan dosen muda, atau dosen dengan wajah tampan seperti dalam iklan - iklan kamera. Namun sepertinya harapan mereka  harus pupus, karena yang masuk bukan dosen muda, tampan, seperti dalam iklan. Tetapi dosen yang sudah cukup berumur, berperawakan besar dengan perut buncit khas bapak - bapak.

"Saya Tomi. Dosen praktisi mata kuliah ini. Ada yang kenal saya?" Tanya dosen itu, sambil ia duduk diatas meja. Kelas diam.

"Baiklah. Kalian tau surat kabar Suara M? Saya fotografer senior disana. Kalian tau foto merapi waktu mau meletus pas merah - merah itu? yang tenar? Itu saya yang motret," Kelas masih terdiam.

"Masih kurang? Kalian tau pak Gubernur dan walikota yang menjabat sekarang? Saya fotografer mereka. Jadi kalian harusnya bersyukur bisa saya ajar secara murah. Di luar, untuk bisa saya ajarkan dalam kelas satu bulan itu bayarnya 1 juta. Disini kalian bayar segitu kan bisa dapat banyak mata kuliah,"

Iya sih, Seungkwan suka dosen praktisi, tapi nggak yang senarsis ini juga. Seungkwan rasanya ingin menelungkupkan kepalanya di meja dan tidur saja.

"Oh ya. Kelas ini akan seru. Kita akan punya tema berbeda setiap minggu. Kita akan praktik langsung baik di studio atau di outdoor, jamnya bisa sesuai jadwal, bisa juga kita atur sebelumnya. lalu tugasnya mudah, kalian hanya perlu memotret sesuai dengan tema minggu depan," Yah paling tidak kelas ini akan sedikit mengasikkan.

Berbeda dengan Seungkwan, Hoshi siang ini baru selesai dari mata kuliah semester 6. Untungnya di semseter 6 ini ia hanya mengulang 3 mata kuliah, Metode penelitian, Hukum Komunikasi, dan IT. Entah kenapa Hoshi selalu parah dalam mata kuliah yang mengharuskanya berfikir, namun sangat jago dalam mata kuliah praktik, buktinya ia jarang sekali mendapatkan nilai C dalam mata kuliah praktik. Mata kuliahnya kali ini pun makul praktik, yaitu pemograman penyiaran. 

Hoshi membawa lembaran kerjtas berisi ketentuan projek nya. Dosen nya kali ini adalah praktisi. Penyiar radio senior di salah satu radio "eksklusif". Hoshi tau ekspektasi dosen ini terhadap projek ini sangat besar, salah satunya adalah untuk mengembalikan eksistensi radio di masyarakat. Projek ini menggabungkan riset dan kerja lapangan, walaupun hasil akhirnya adalah sebuah program yang sudah disetujui pihak radio pilihan mahasiswa. 

"Oh! Seokmin!" Hoshi memanggil seokmin yang baru saja turun dari motor.

"Halo bang Hoshi. Baru kelar kelas bang?"

"Iya nih. Kelas baru. Bukan perbaikan," Hoshi terlihat bangga ketika ia mengatakan ia tidak perbaikan, karena itu suatu kemajuan.

"Kelas apa bang?"

"Pemograman penyiaran,"

"Ooh. oke - oke. kayanya seru. Projek dong bang?"

"Iya nih. Nah untung ketemu kamu," Seokmin meneyrit bingung.

"Aku besok main ya ke radio mu," Hoshi berharap ia mendapat titik terang.

"Main aja bang. Jadwalku jam 6 sampe 8 pagi. Itu loh Morning Sunshine,"

Hoshi mengacungkan jempolnya, "Gini nih untungnya ngulang kelas. hehehe," Seokmin hanya tersenyum kaku dan mulai berjalan meninggalkan parkiran.

"Eh, Min, tunggu,"

"Apa lagi bang?"

"Kalau ada yang nanya kamu soal radio dan acara mu dari anak semester 6, bilang ya slotnya udah keiisi sama Hoshi," Seokmin hanya sempat mengangguk karena hoshi sudah keburu pergi menuju motornya.

Seokmin menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju kelas nya.


-x-


Di broadcast ini akan cover 2 semester 4 dan 6. Karena mostly yang semester 4 itu projectnya team dan writing. Yang semester 5 mostly individu tapi berupa planning. Kami berat di Semester ganjil. Tapi sayang buku ini tentang semester genap :(

i'm trying to find my project's file. Its on my friend hardisk, i remember its being uploaded into youtube, but i still need time to find it...

anyway~ Please give this fic lots of love~~~

SIKOM (Seventeen As Mahasiswa ILKOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang