Bab 15 Masnya...

13K 2.1K 63
                                    

 Roiko pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roiko pov

Aku menggeliat saat mendengar suara langkah kaki. Membuka mata  yang masih mengantuk ini. Padahal lagi ngimpiin dedek gemes loh. Baru juga mau cium itu pipi. Duh malah ada pengganggu.

"Bunda.."

Aku langsung terduduk dan mengusap mataku. Melihat bunda yang dengan lincahnya  mengaduk-aduk tempat baju kotor.
Lalu bunda mengambil  kemeja warna biru laut yang kemarin aku pakai.

"Eh bun...eh wait. Itu jangan."

Aku langsung berlari ke arah bunda dan merebut kemeja itu. Bunda langsung mengernyitkan kening.

"Heh itu tuh bau. Mau bunda cuci."

Tuh kan kebiasaan bunda kalau aku di rumah. Padahal aku juga terbiasa mencuci baju sendiri.

"Nanti kay yang nyuci. Tapi jangan ini. Kemeja keramat ini."

Aku memeluk kemeja ini. Jangan pokoknya. Ini mau aku museumin. Tanda cinta  dari dedek cantik.

"Kai sekalian bunda mau nyuci. Lagian itu bau Kai..."

Bunda mulai maju dan akan merebut kemeja ini tapi aku melangkah mundur.

"Jangan bunda. Ini ada tanda cinta dari dedek Naomi. Pokoknya gak boleh di cuci. Mau Kai kasih air keras dan di laminatin. Perfect pokoknya."

Mata bunda membulat mendengar ucapanku. Biarin lah bun.  Anakmu ini gila cinta.

"Ih kamu itu.. masa di air keras. Kayak binatang langka aja."

Aku terkekeh mendengar ucapan bunda.

"Bunda mau kan calon mantunya  dedek Naomi?"

Mata bunda langsung berbinar.

"Ih romantis panggil nya udah adek dedek gitu. Wah pokoknya segera halalin  ya Kai.."

***

Aku sudah berdiri di sini. Di depan teras rumahnya Adeknya. Di hari minggu pagi yang cerah. Dengan angin sepoi-sepoi yang melambaikan rambutku. Hingga melayang seperti layangan yang terbang di langit biru. Aih malah baca puisi.

"Assalamualaikum."

Nah sudah aku ucapkan salam. Dan muncullah sang bidadari.

"Wa alaikumsalam.  Ngapain ke sini?"

Tuh kan juteknya itu bikin gemes. Bikin pingin cium-cium.

Adek mimi kini malah menatapku galak. Dia cuma pakai celana selutut dan kaos bergambar mickey mouse. Lah kayak anak sd aja beneran. Apalagi rambutnya yang di kuncir.

"Ya ngapel  ke calon istri. Masa gak boleh?"

Adeknya  kini malah memberengut dan menampilkan pipinya yang memerah. Aih pingin gigit boleh gak sih?

"Adanya ngepel. Mau?"

Lah pokoknya apapun  itu akan aku lakukan."

"Mau deh.."
Nah ternyata adeknya udah bawa tongkat pel  dan kain pel ke hadapanku.

"Nih dari ujung sana sampai ujung sini."

Wah kok jauh ya? Kayak lari maraton aja.

"Hehehe ya udah nanti tapi buatin es jeruk ya?"

Tapi Naomi malah menatapku galak lagi. Dia kok makin mempesona ya?
"Jeruknya metik dulu."

Ahhh cintaku  makin galak makin menggemaskan.

*****

Dan capek ternyata. Dedek mimi nyuruh aku ngepel dari lantai satu sampai lantai dua juga. Wuah. Keringatku udah sebiji jagung ini.

Tapi demi dedek mimi gak apa-apa. Bidadariku itu muncul dengan membawa satu gelas es jeruk. Ah baik hati dia.

"Nih diminum."

"Ah makasih cinta.."

Aku mengerlingkan mata ke arahnya membuat dia mencibir.

"Iya Rangga..  Pecahkan saja gelasnya."

Wuah..

Aku melongo mendengar ucapan Dedeknya. Wah dia bisa bercanda juga ya?

"Kamu makin menggemaskan ya.."

Dia kini duduk di sebelahku dengan berselonjor. Tampak begitu santai.

"Udah deh gak usah ngerayu. Jadi Om nya mau ngapain ke sini?"

"Jalan-jalan yuk.."

Dia menatapku bingung. Tapi kemudian menggelengkan kepala.

"Enggak ah capek."

Lah kan aku yang ngepel. Kok dia yang capek?

Seperti mendengar batinku dia menjawab...

"Aku capek metik buah jeruk di rumahnya Pak erte.."

Aaahhh makin lucu kan ya dedeknya mimi?

Aku mengulurkan tangan untuk mengacak rambutnya.

"Apa sih om.
"

Dia membenarkan rambutnya lagi.

"Jangan om dong.. kan aku panggil adeknya. "
Naomi kini bergeser  untuk mendekat. Tuh kan dia emang sebenarnya pengen ada di dekatku kok. Cuma gengsi.

"Terus panggil apa?"

Aku menyeringai lebar.

"Panggil Masnya gitu loh. Biar romantis. Kata bunda gitu dek.. terus habis itu kita halalin.."

Nah udah aku ucapkan. Dia kini mengerjapkan mata. Aih kok aku jadi dag dig dug gini ya? Kalau dia jawab iya mau panggil Masnya gitu seminggu ini mulut gak mau aku cuci..

"Gimana?"

"Ehmm apanya coba?"

Naomi sudah menggaruk-garuk rambutnya.

"Mau panggil Masnya atau mau aku halalin."

Dan matanya melebar.. lucu kan tuh tuh buat hatiku kebat-kebit kayak layar kapal yang kena angin.

Bersambung

Ih mau curhat... masa udah ketik dari jam 7 tadi malah aplikasi berhenti dan ilang semua..

Nangis deh ini.

Huhuhuhuhu

17 YEARS OLD?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang