FNG - 13

1.4K 52 0
                                    

Sepulangnya Aluna dari minimarket. Ia dengan cepat melangkahkan kakinya ke lantai atas yaitu kamarnya.

Dengan jantung yang belum bisa berdetak dengan normal akibat ulah Kevin. Ia sangat benci situasi semacam itu. Dimana ia harus selalu memikirkan cowok itu dimanapun dan kapan pun.

Aluna berjalan kearah tempat tidur dengan membawa kantong belanjaannya tadi. Masa bodo eskrim yang ia makan terkena sprei atau selimut.

Ia masih tak percaya akan kejadian Harini. Dari perlakuan Kevin yang berbeda kepadanya disekolah sampai perkataan Kevin yang membuat jantung Aluna hampir copot.

"Apaan sih maksud Kevin ngomong gitu? Ya kali dia beneran ada perasaan sama gue. Atau mungkin dia cuman mau mainin perasaan gue" lirih Aluna menerka-nerka.

"Semoga aja gue ga jatuh sama itu si Butong , amit amit dah" Aluna menggelengkan kepalanya.

Aluna lanjut memakan eskrimnya hingga tandas. Lalu pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi sebelum tidur.

Kata mamanya "kalo gak sikat gigi kamu sebelum tidur , nanti gigi kamu bisa ompong kaya kakek mau?" Dan Aluna kecil menggelengkan kepalanya.

Kata kata itu masih teringat jelas di kepalanya.  Padahal ia sudah remaja sekarang tapi kata kata dari mamanya itu memang benar fakta ia mengakuinya.

Setelahnya Aluna naik ke tempat tidur dan menarik selimutnya hingga sedada. Ia kembali memikirkan Kevin.
"Kenapa si Kevin selalu ada di kepala gue. Gue bisa gila kalo kaya gini terus" lirih Aluna menggelengkan kepalanya.

"Aargh" erang Aluna.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Paginya Aluna sudah siap dengan seragamnya seperti biasa. Dandanannya masih sama cupu seperti sebelumnya. Ia belum siap membuka jati dirinya yang sebenarnya.

Aluna bergegas turun kebawah setelah mendengar teriakan mamanya dari arah ruang makan.
Di bawah sana sudah ada Albert , mamanya , papanya dan Kevin. Tunggu dulu, KEVIN?.

Aluna membelalakkan matanya. Langkahnya seketika berhenti di tangga yang baru ia turuni setengahnya. Beberapa orang menyadari kehadirannya terkecuali Kevin dan papanya. Mereka seperti tengah asik mengobrol.

"Aluna cepetan sarapan, pacar kamu udah nunggu dari tadi" seru mama membuat Aluna terlonjak pelan. WHAT? PACAR?.

"Dia bukan pacar aku ma, aku gak punya pacar" Aluna membantah perkataan mamanya.
Aluna segera turun kebawah. Dan mengambil tempat duduk di sebelah mamanya dan di depan Kevin tentunya. Aluna melihat kearah Kevin dengan pelototan. Yang dilihat malah cengengesan membuat Aluna geram.

"Lah kata Kevin Lo pacarnya" kini Albert pun ikut menimpali.

"Nggalah bukan, dianya aja yang kegeeran mau jadi pacar gue" ujar Aluna sambil memakan sarapannya.

"Aluna memang suka malu gitu om Tante kalo dibioang udah punya pacar" sahut Kevin.

Pandangan Aluna sekarang teralihkan ke sosok cowok tengil didepannya ini.
"Dih ga ya , siapa juga yang mau punya pacar cowok tengil kaya lo"

Setelah itu Aluna bergegas berdiri mengambil tasnya dan berpamitan kedua orangtuanya
"Ma pa Luna pergi ya"

"Eh ini kamu ga sarapan lun?" Tanya mama.

"Ngga ma udah mau telat nih" Aluna bergegas keluar meninggalkan Kevin yang masih di meja makan dengan terbengong.

"Tante Kevin juga berangkat deh. Kevin pergi dulu ya calon mama mertua" Kevin berpamitan , mendengar kalimat yang diutarakan Kevin, mama Aluna menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

~~~~~~~~~

Diperjalanan keheningan menyelimuti suasana pagi itu. Suhu dingin mobil menjadi saksi bisu kediaman mereka. Tak ada satu manusia pun yang ingin mengeluarkan suaranya.

Aluna sesekali melirik kearah Kevin yang disebelahnya tanpa membuka suara sekecil dan sedikit apapun. Dia tadi ingin diantar oleh supirnya saja. Tapi siapa tau Kevin sudah menyogok supirnya itu untuk tidak mengantarnya dah berpura pura sakit perut dan ingin membuang air besar.

Ada sedikit rasa senang dihati Aluna pagi ini. Aluna tidak tau rasa senang itu karena apa. Yang jelas iya sedang berada dimood yang baik.

"Woi" Aluna dikejutkan oleh suara Kevin.

"Apaan si kaget tau ga" Aluna melihat Kevin sinis.

Kevin menahan senyumnya "bengong aja si mbanya , liat nih udah nyampe , masih mau lama laman sama Abang" Kevin menaik turun kan alisnya.

Aluna terbelalak dan melihat sekelilingnya. Ia terpejam merutuki dirinya yang suka melamun. Tanpa pikir panjang Aluna langsung mengaitkan tasnya di bahu dan membuka pintu mobil. Baru satu kakinya menapaki tanah tangan Kevin menghentikannya.

"Kenapa lagi si" ucap Aluna sambil melepaskan tangan Kevin dari lengannya.

"Nanti pulang sama aku" ucap Kevin.
"Dih nggamau"
"yauda kalo gitu tangan kamu gabakal aku lepasin biar aja kaya gini sampe pulang"

Aluna yang mendengar nya langsung melihat kearah Kevin sengit.
"Dih maksa banget si curut emang"

"Okey okey gue pulang sama lo, sekarang lepasin tangan gue" ucap Aluna
"Yah mbanya ngomong pake aku kamu dongg"
"Banyak banget si mau Lo"
"Yaudah si kalo gamau aku si enak aja megang tangan kamu" ucao Kevin dengan tengilnya.
"Okey aku pulang sama kamu , puas?"
Mendengar itu Kevin langsung melepaskan tangan Aluna walaupun sebenarnya ia tak rela.
Tangan Aluna sangat pas di genggannya membuat ia merasa hangat dan nyaman.

Next Part ????

Aluna is fakenerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang