Setitik Tinta

716 57 4
                                    

Harusnya kamu bilang sama Allah kalau cinta sama aku. Biar Allah menyatukan kita di jalan-Nya. Dan gak akan galau jika kita tidak berjodoh karena-Nya.

Sebelum pernikahan resmi

Sudut pandang Anna

Menjelang dua minggu sebelum pernikahan. Suasana semakin riuh sibuk. Sesuai dengan adat dari daerah asal ayahnya. Ayahnya dari Jawa Tengah, dan sangat memegang prinsip budaya setempat.

Sedangkan resepsi di adakan seminggu kemudian setelah akad dilangsungkan. Sebenarnya aku tidak merasakan kegugupan untuk pasangan yang baru saja akan melangsungkan pernikahannya. Aku tidak merasakannya sama sekali.

Apakah hatiku sebenarnya bukan untuk Farhan?

Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu.

Drrtt... Drrtt

Panggilan dari Farhan.

Cepat-cepat aku mengumpulkan kesadaranku sebelum mengangkat telepon darinya.

"Assalamualaikum?" sapaku ragu.

Namun Farhan terdengar tertawa dari seberang. Ada apa?

"Waalaikumussalam, Fat Jongsuk kesini, lusa."

Sesungging senyum perlahan terukir. Mengingat namanya saja membuatku senang.

"lalu?" aku berpura-pura acuh.

Farhan meredam suara tawanya dari seberang. Sebenarnya dia kenapa?

"aku ingin dia datang di acara pernikahan kita, dan dia bilang bolehkah aku saja yang jadi pengantin lelakinya." suaranya sedikit parau dari ujung sana. Aku masih tidak mengerti keadaan.

"tapi dia bilang cuma bercanda, dia juga bilang kamu pantas menikah denganku. Sepertinya kamu tidak pernah membuka pesan email darinya ya? Jujur aku tidak masalah, kita juga masih belum sah dan Jongsuk adalah kawanku sendiri." sambungnya panjang lebar.

Aku kurang nyaman dengan obrolan ini. Mengingat Jongsuk membuat hatiku sakit. Apalagi Farhan yang membicarakannya. Bagaimanapun Farhan adalah calon imamku, aku tidak boleh menyakitinya.

"baguslah jika Jongsuk datang. Umi pasti senang. Jongsuk juga belum kenal abiku kan?" aku mencoba meracau dengan kalimat seadanya yang kubuat.

Farhan mulai berceloteh lagi. Dia bilang ia masih berhubungan kontak dengan Jongsuk bahkan baru saja selesai bertelepon.

"Fat? Kamu sebenarnya setuju tidak dengan pernikahan ini?" tanyanya tiba-tiba membuat lamunanku buyar, sejujurnya aku sangat ingin menjauhi topik satu ini. Namun aku tidak pandai berkelit.

Aku menghela napas sebelum membalas Farhan yang ada entah dimana sekarang.

"aku setuju saja. Kamu tahu sendirikan meskipun kita berdua sepupu tapi kita masih halal untuk menikah."

Farhan bergeming. Semuanya membisu, kami kehabisan akal untuk bicara lagi.

"lusa aku datang ke rumahmu bersama Jongsuk. Dia bilang dia ingin ku jemput waktu sampai bandara."

Aku mengangguk meskipun Farhan tidak bisa melihat anggukanku. Tiba-tiba saja panggilan kami terputus.

Handphone-ku lowbath.

Aku segera mungkin men-charger handphone. Takut-takut jika Farhan ingin mrmberikan kabar lebih lanjut. Napasku akhirnya bisa tenang setelah handphone-ku menyala.

Kulihat lagi Farhan menghubungiku lagi sebanyak 3 kali. Dan sekarang ada lagi panggilan masuk.

Kupikir itu Farhan, akan tetapi bukan namanya yang tertera di sana. Satu-satunya nama yang sedang ingin ku hindari saat ini.




Ya, dia Jongsuk.





Bojonegoro 19 September 2018


Bagaimana apakah Anna akan berakhir dengan Farhan atau Jongsuk ya?

Unsut romance di sedikitkan karena dapat memicu imajinasi dari fanggirl-nya bang Jongsuk. Hehe bercanda.

Ada yang ingin comment gimana gambaran dari chapter selanjutnya?

Silahkan comment!!!

Di sini author tidak membatasi ruang gerak para readers ya. Kalian comment apapun yang penting sopan author sudah senang.

Untuk siders-pun author tidak masalah sama sekali. Tapi syukron, makasih banyak sudah menyempatkan diri membaca Syahadat di Langit Korea.

Seeya soon!!!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .

Salam cinta author 💕

#budayakanmengaji

Syahadat di Langit KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang