Kemarin pas saya blog walking di arifudin.net, saya menemukan tulisan dari mas arifudin yang g salah judulnya bondan prakoso. Dipostingan itu saya menggaris bawahi tentang hilangnya lagu anak-anak dari dunia pertelevisian dan radio di negeri ini. Mungkin sebagian dari kita akan mengatakan "ah ndak masalah, kita kan bisa menjaga anak kita dan menyaring informasi mana yang untuk anak-anak dan mana yang untuk orang dewasa". Jika anda mengatakan seperti itu, saya terus terang tidak percaya. Mungkin anda bisa menjaga anak-anak anda 24 jam non stop. Tapi bisakah anda menyaring pendengaran mereka dengan ingatanya yang masih sangat kuat? Tapi lain lagi ceritanya jika lagu anak-anak di produksi lagi dan ada waktu tertentu televisi atau radio menyiarkanya. Kemarin waktu saya ngopi di sebuah warung. Tidak sengaja saya mendengar anak kecil kira-kira umur empat tahun dengan lidahnya yang masih cedal dalam gendongan ibunya nyanyi gini "dasal kau keong lacun, balu kenal kok ngajak tidul". Memang anak tersebut tidak memahaminya, tapi bukankah kita akan "merinding" mendengarnya. Dan mungkin hati kita akan mengatakan "Ih, anak kecil kok nyanyi gitu". Seperti yang saya tuliskan di atas "mungkin kita bisa menjaga anak kita, tapi mampukah kita menjaga pendengaran mereka. Pernah juga saya mendengar anak kecil nyanyi gini "aku jatuh cinta kepada dilinya..Dst" dalam hati saya bilang "ini anak balita kok jatuh cinta". Iseng saya tanya "dik, masih kecil kok jatuh cinta, emang adik cinta sama siapa?". Dengan senyumnya dia jawab "gak tau om" Memang mereka tidak tahu untuk saat ini tapi begitu mereka sedikit agak besar, mereka akan mencari tahu dan terus mencari. Kalau informasi yang mereka dapat itu positif saya kira tidak masalah tapi coba, jika informasi yang mereka dapat itu serong dari kebenaran tentang cinta itu sendiri saya kira anda tahu apa yang akan terjadi? Saya tidak habis pikir andaikan balita jatuh cinta apa yang akan terjadi jika sudah agak besar nanti. Semoga aja ada musisi dan produser yang mau mencipta lagu dan membuat lagu untuk anak-anak. Andaikan lagu untuk anak-anak itu kurang menguntungkan dari segi finansial, yah..Semoga aja ada dari musisi dan produser yang dengan ikhlas hati membuat dan memproduksinya. Mungkin dengan cara dibuatkanya dan diproduksinya lagu anak-anak sedikit mengurangi kontaminasi pada pendengaran mereka dari sesuatu yang belum saatnya di dengar dan di lafalkan. Saat menulis ini, saya teringat melisa dengan lagunya "semut-semut kecil", namun di ingatan saya yang lain ada melinda dengan "cinta satu malamnya".