Pergimu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku.
Kau tau Sherly, kau sangatlah jahat. Sangatlah egois. Sangatlah batu. Dan sangatlah lemah hanya untuk mudah menyerah dalam menjalani hidup. Kau terlalu tertutup hingga membuat mu merasa bahwa tak ada orang yang menyayangi mu, tak ada orang yang peduli padamu, dan tak ada orang yang mau membantu mu untuk melawan semua rasa sakit mu.
Dan kau tau Sherly, dengan kau menyembunyikan ini semua membuat ku merasa tidak berguna dalam hidupmu. Aku merasa sangat menyesal jika tau bahwa kau selama ini tengah menghitung sisa hari mu. Kenapa kau justru malah menghindar? Sekurang - kurangnya dirimu aku akan tetap mencintai. Aku tidak pernah memandang mu dari segi kesempurnaan fisik, aku mencintai mu tulus. Haruskah aku membuktikannya?
Haruskah aku menyusul mu dan juga ibuku?
Dan sekarang aku hanya terus terdiam menatap keluar jendela dari dalam apartemen ku. Tanpa aku sadari musim sudah berganti. Musim gugur yang indah berganti menjadi musim dingin yang sekarang sudah terlihat butiran salju berjatuhan sampai ke permukaan bumi. Aku hanya terus menatap kosong ke arah salju yang berjatuhan dengan sebuah kotak berwarna hitam dihiasi dengan pita berwarna merah.
Semua kenangan indah bersama Sherly pada sebuah musim semi selalu berputar di pikiran ku. Aku terlalu takut sekarang untuk pergi keluar setelah kemarin aku sudah melewati hari terakhir bersama dia sebelum akhirnya dia sudah di semayamkan dengan tenang.
Senyum miris selalu keluar di wajahku saat kembali terbayang wajah dan mata indahnya yang tengah menatap ku. Hingga pandanganku beralih pada sebuah kotak yang ada di tanganku.
Kotak ini adalah pemberian pertama dan terakhir dia yang di titipkan kepada ibunya untukku. Sebagian hal sudah beliau ceritakan padaku tentang dia yang selama ini ternyata sudah mengidap penyakit leukimia. Dan semakin aku tau semuanya, semakin bertambah juga rasa penyesalan dalam diriku. Aku terlalu bodoh hanya untuk menyadari semua gerak gerik dia.
Aku membuka perlahan kotak tersebut hingga menampakkan sebuah handcam berukuran sedang yang sudah berisikan sebuah kartu memori di dalamnya dan juga sebuah kertas berukuran A4 yang terlipat rapih menjadi 4 bagian. Rasa penasaran ku lebih terfokus pada kamera tersebut, hingga akhirnya aku memulai menyalakan kamera tersebut yang ternyata hanya berisikan 1 riwayat vidio saja berdurasi 02:11 detik.
"bisakah aku memulai?
Baiklah.
Aku tidak tau harus berkata apa sekarang. Terlalu banyak yang ingin aku sampaikan hingga membuat kepalaku semakin pusing. Dan mungkin disini aku akan semakin banyak bicara sebelum akhirnya aku tidak bisa bicara lagi. Bisa dihitung waktu ku untuk bernafas tinggal menghitung jam, maka dari itu aku ingin menikmati masa sisa hidupku untuk mengatakan semua apa yang ingin aku katakan padamu... Bagas Wijaya.
Mataku memanas hingga tanpa sadar sebuah senyuman kecil terukir bersamaan dengan cairan yang mengalir di pipi ku saat mendengar suara indah yang sangat aku rindukan.
Kau tau Bagas, banyak sekali yang ingin aku katakan padamu.. Kau itu.. Menyebalkan.. Sejujurnya aku tidak suka jika kau datang dalam hidupku.. Aku tidak suka kehadiranmu.. Aku tidak suka dengan semua tingkah manis mu dan juga... Tingkah konyol mu.. Haha.. Tapi sayangnya aku tidak bisa menahan kata tidak suka berubah menjadi satu kata yang sangat berarti.. Ya, aku jujur menyukaimu..
Tapi aku tau aku memang jahat.. Untuk menyuruh mu agar tidak usah mendekat padaku lagi.. Itu terdengar egois memang.. Tapi kau harus tau Bagas, aku melakukan itu agar kau tidak merasakan sakit sekarang.. Sekarang di saat kau sedang melihat dan mendengarkan vidio ini.. Tapi sayangnya aku bodoh malah membuat ini untukmu, justru ini membuat mu semakin sakit bukan? Maafkan aku..
Kau boleh membenci ku Bagas.. Kau boleh marah padaku.. Kau boleh untuk tidak usah mendoakan ku.. Itu hak mu, sedangkan aku hanya bisa pasrah atas hak mu.. Tapi yang harus kau tau, cintamu dan perjuangan mu tidak bertepuk sebelah tangan.. Aku akan membawanya sampai akhir hayat ku.. Aku berjanji..
Aku pun berjanji dan aku tidak akan pernah membenci mu. Aku mencintaimu.
"maafkan aku juga karena sering menghilang begitu saja.. Aku terlalu takut atas reaksi mu saat kau melihat ku tengah merasakan sakit.. Dengan darah yang tiba - tiba mengeluar dari hidung ku dan juga wajah pucat ku.. Aku takut kau akan malu terhadap ku.. Maka dari itu aku lebih baik pergi meninggalkan mu dan mencari tempat aman untukku melampiaskan rasa sakit ku...
Dan terakhir... Ku mohon untuk jangan menangis saat melihat vidio ini, jika kau menangis sama saja kau tidak merelakan ku pergi hingga aku harus berhenti melanjutkan jalan ku menuju tuhan.. Aku mohon, tetaplah bahagia seperti saat kau sedang bertingkah konyol di hadapan ku.. Aku ingin kau terus bahagia dan memiliki pasangan hidup yang lebih baik dibanding aku.. Tetaplah menjadi Bagas yang aku kenal, Bagas yang terlihat kalem diluar tetapi bobrok di dalam.. Haha.. Tetaplah menjadi Bagas yang selalu memotret hal yang indah.. Dan jangan diam - diam memotret orang lagi.. Itu tidaklah baik.. Dan terus belajar yang giat hingga kau bisa mengejar mimpimu menjadi photographer handal.. Jangan hilangkan gingsul mu, aku suka itu karena kau terlihat manis dengan gingsuk indah mu.. Dan satu lagi, aku sekarang sudah bersama ibumu saat kau melihat vidio ini.. Dia cantik, baik, dan manis sama seperti mu.. Dan katanya dia menyayangimu..
Jika kau rindu, lihat saja bintang di atas sana.. Bintang yang paling terang pertama itu adalah ibumu dan bintang kedua paling terang itu adalah aku..Jaga dirimu baik - baik.. Dan jaga hatimu untuk orang terakhir dalam hidupmu.. Biarkan aku menjadi orang pertama dan beri kesempatan orang lain untuk menjadi bagian terakhir dalam hidupmu.. Bahagia lah selalu.. Aku menyayangi mu..
Selamat tinggal Bagas..
Aku akan menuruti semua ucapanmu dan aku akan melakukannya apa yang kau inginkan. Aku juga menyayangi mu dan mencintai mu..
Tenang lah disana, berbincang baiklah dengan ibuku. Aku berjanji akan selalu mengingat mu sampai nafas ku berakhir. Dan aku berjanji tidak akan menangis lagi, walau pada nyatanya sesak masih tetap menyakiti dada ku, tapi aku tidak akan melanggar ucapan mu. Aku tidak menangis biar ini adalah kesedihan terakhir dalam hidupku.
Kita akan tetap bersama seperti pada gambar kertas yang kau berikan bergambar pengalaman pertama kita untuk saling berbicara. Dan aku tidak akan melupakan pohon rindang di taman kampus sampai kapan pun.
Selamat tinggal Sherly..
♡♡♡
The End
Yang pertama aku ucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang selalu memberikan aku perlindungan dan kekuatan dalam keadaan apapun, dan juga untuk semua yang baca cerita Sherly ini sampai akhir ♡ aku sangat menghargai penantian kalian dan aku harap kalian juga bisa menghargai perjuangan aku untuk bisa menyelesaikan book ini dan yang lain juga.. Intinya terimakasih banyak, tanpa dukungan kalian mungkin Sherly tidak akan berakhir bahagia dengan Bagas yang sudah merasakan bagaimana rasanya kehilangan. Karena ini akhir mereka, meskipun terlihat tidak bahagia tapi percaya bahwa mereka akan bahagia pada waktunya..♡😊
Dan seperti yang aku bilang ini based from reality, aku juga berterimakasih kepada seseorang yang mau menyumbangkan sebagian kecil cerita hidupnya dan aku jadikan sebagai sebuah cerita yang dapat menginspirasi banyak orang 😊
Terimakasih banyak!! ♡
~Har
(09 Nov 2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherly
Historia Corta[COMPLETE] Terkadang jika kita terlalu menikmati hidup, kita lupa dengan akhirnya. Maka dari itu, aku tidak pernah mau menikmati apa itu hidup dan apalagi jika mengetahui akhirnya. Aku terlalu sibuk jika untuk menikmati hidup, masih banyak hal yang...