1.Sudah Terlambat

16 5 14
                                    

Disarankan membacanya sambil mendengar lagu sad :)
typo bertebaran~

Adel berjalan dengan wajah pucat dan tubuh yang lemas ke arah para sahabatnya berada, namun meskipun begitu ia tetap menampakan senyum cerianya.

Ia terus berjalan mendekat ke arah rumah pohon yang selalu menjadi tempat bermainnya dengan para sahabatnya, Bayu, Agra dan Lia. Di sana juga ada seorang gadis yang dibencinya, Della. Gadis yang munafik.

Para sahabatnya sedang berkumpul di bawah rumah pohon.

"Adel ? ngapain lo ke sini?" tanya Bayu, dengan wajah dinginnya. Senyuman di wajah Adel menghilang seketika, ada yang tidak beres di sini. Jika Bayu sedang marah, maka raut wajah seperti itu lah yang ditunjukannya.

"Aku mau main sama kalian, seperti biasanya. " ucap Adel.

"Del, mending lo pergi aja dari sini, kita nggak butuh teman yang munafik kayak  lo." ucap Lia menahan amarah.

"Maksud kalian apa sih? munafik gimana?" tanya Adel kebingungan.

"Lo nggak usah pura-pura nggak tau deh, lo selama ini temenan sama kita cuma mau morotin uang kita doang kan? ngaku lo!!" bentak Agra yang sedari tadi diam.

"Hah?" kini mata Adel sudah berkaca-kaca, kenapa mereka tega sekali menuduhnya seperti itu?

"Udah deh, mending lo nggak usah temenan sama kita lagi. Kita nggak butuh temen yang munafik kayak lo." ucap Lia dengan suara yang bergetar, jauh di dalam lubuk hatinya, ia masih sangat menyayangi Adel, begitu pun dengan yang lainnya.

" Ta..tapi aku sama sekali nggak ada niat buat manfaatin kalian kak." Adel mencoba membela diri, dengan air mata yang sudah mengalir. Cobaan apa lagi ini yang Tuhan berikan untuknya? ia sama sekali tidak ada niatan untuk memanfaatkan uang para sahabatnya, ia benar-benar tulus berteman dengan mereka.

"Halah... nggak usah munafik lo Del, kita punya buktinya"  ucap Bayu, setelah itu menunjukan sebuah rekaman, di situ terlihat seorang gadis yang sangat mirip dengan Adel yang sedang membelakangi kamera , dari rambutnya, cara berpakaiannya, suaranya, sangat mirip dengan Adel. Di situ terlihat bahwa Adel sedang berbicara dengan seorang laki-laki, mereka sedang membicarakan soal para sahabatan Adel, yang Adel manfaatkan uangnya.

Mata Adel membulat tak percaya setelah melihat video tersebut. Ia menggelengkan kepala tak percaya, itu bukan dirinya, ia berani bersumpah kalau itu orang lain.

"Kak, itu bukan aku." ucap Adel, masih mencoba membela dirinya dengan air mata yang terus mengucur.

"Mau coba bohong lagi Del? itu bukti dari Della udah jelas!!"

"De..Della?" lirih Adel. Jadi ini semua ulah Della? Adel melirik Della yang sedari tadi diam menyimak, lalu ia melayangkan tamparan ke pipi kiri Della.

Plak

"Della!!"

Brugh

"Adel lo apa-apaan hah? lo mau ngelukain Della yang udah ngebongkar rencana busuk lo itu?!  lo nggak terima kan?!!" bentak Bayu setelah mendorong Adel hingga jatuh terduduk.

Adel pun segera berdiri dan berkata, "Dia bohong kak, itu bukan aku, dia nuduh aku kak, itu semua bohong." ucap Adel sambil menunjuk ke arah Della.

"Lo yang bohong Del, Udah jelas di video itu tuh elo!"

"Tapi kak--"

"Gue nyesel temenan sama orang miskin kayak lo." ucap Lia.

Deg

Satu kalimat itu mampu membungkam mulut Adel yang sudah siap melontarkan kata-katanya, ia berjalan mundur perlahan.

"Aku pergi kak, tapi jika suatu saat nanti kalian sudah tau yang sebenarnya, aku harap kalian tidak mengharapkan ku untuk kembali dan kalian jangan menyesal dengan yang sudah kalian ucapkan hari ini. Satu lagi, walaupun aku miskin, tapi aku sama sekali nggak niat buat manfaatin harta kalian, aku tulus berteman dengan kalian, dan mungkin setelah ini, kita tidak akan pernah bertemu lagi. Aku harap kalian tidak akan menyesal nantinya." bagaikan kata-kata perpisahan Adel mengucapkannya. Setelah itu Adel berbalik dan berjalan meninggalkan semua yang ada di bawah rumah pohon dengan langkah yang sedikit oleng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang