📖1⃣📖

242K 6.6K 98
                                    

Lea POV

"Tan, sumpah deh, istri lo manja banget, najong dah" ucapku langsung saat bokongku mendarat dengan mulus di sofa rumah mertua sahabatku.

"Masa tadi ngelewatin TK terus dia minta balon sampe nangis, terus giliran gue kasih, dipecahin sama kukunya sendiri, terus nangis karena kaget" ceritaku pada Tristan. "Anjirlaaaah"

Luna hanya tertawa mendengar dumelanku. "Ya kan tadi anak gue kaget Le, ntar lo kalo hamil juga kaya gitu" ucap Luna. Heh, seenaknya aja dia bilang aku hamil. Mau hamil anak siapa aku? Huft, Luna....

"Heh bumil, hamil anak siapa gue, pe'a" omelku pada bumil satu ini. "Jangankan hamil, punya pacar aja gua kaga odong" ucapku lagi sambil memelototkan mataku padanya.

"Loh Le, lo jomblo? Bukannya dulu punya pacar tapi LDR?" tanya Tristan, suami Luna yang jabatannya CEO tapi terkadang begonya minta ampun.

"OH EM JI HELLOWWW!" Kataku sambil menepuk jidatku sendiri--agak kencang, jadi sakit. "Udah putus dari kapan tau keles Mas, diselingkuhin gue coy" ucapku lagi, sedikit curhat. Tidak, bukan sedikit, tapi banyak.

"Demi apa lo Le?" tanya Tristan setengah berteriak. Baru kali ini kutemukan remen se-lebay dia, kasian Luna, dia kan anaknya kalem. "Nih temen gue jomblo, mau gak?" tawar Tristan sambil melirik ke cowok dihadapannya. Sedangkan cowok itu malah senyum-senyum salah tingkah. Eh, pipinya merah tuh? Gak deh bohong, itu akunya aja yang lebay-lebayin.

"Eh? Ada orang disitu?" tanyaku polos. Sebenernya aku sudah melihatnya daritadi. Please ya, aku gak buta, penglihatanku masih baik banget walaupun tiap hari ngeliatin layar komputer.

"Ada, katarak," ucap Tristan kesal. "Kenalan makanya"

"Hei, nama gue Lea. Eleanora Josephine, nama lo siapa?" tanyaku langsung, sambil menyodorkan tanganku. Anggap saja sifat blak-blakanku memalukan, tapi beginilah aku.

Luna aja yang sifatnya bertolak belakang sama aku, bisa jadi sahabat aku kan? Kenapa kalian bilang aku malu-maluin?

"Abi, Yudistira Abirama"

"Pasti orangtua lo orang hukum?" tebakku langsung.

"Iya, kok tau?"

"Yaiyalah, nama lo Yudistira gitu" ucapku. Jadi dulu waktu SMA temenku ada yang namanya Aurelia Yudistira, dan guru matematikaku juga nebak yang sama, dan waktu temenku nanya 'kok tau?' jawaban guruku juga sama.

Terserah kalo mau bilang aku gak kreatif, terserah. Up to you. Sakarepmu...

Aku gak tau apa yang ada di otak cowok ini, yang jelas dia ngeliatin aku dari atas sampe bawah kaya menilaiku gitu. Ih, situ perfect mas sampe bisa nilai aku?

Ya, emang sih dia ganteng, badannya juga oke--eh, bukannya aku pernah liat dalemnya, tapi.... Ya pokoknya gitu deh. Otot bisepnya kecetak jelas, secara dia make kaos lengan pendek.

Tiba-tiba, seorang Tristan menganggu lamunanku yang menilai cowok dihadapanku. Aku gak perfect sih, tapi menurutku aku cantik, jadi aku berhak nilai seseorang.

Egois? Bodo amat!!

"Le, ambilin minum dong, aus nih" perintah Tristan.

"Eh anjir, lu kira gue babu lu" ucap Lea.

Tapi tak lama, aku menuruti perintahnya juga. Sialan, beneran mirip babu aku ini. Hahaha, tapi gapapa deh, demi Luna sama Tristan bisa berduaan. Aku rela dijadiin babu. Eits, selama Luna hamil aja loh ya...

Setelah itu, aku yang jadiin Luna babu.. Eh kejam ya aku? Sekali lagi, BODO AMAT!!!

~~

Abi's POV

"Tan, sumpah deh, istri lo manja banget, najong dah" tanpa mengatakan salam dan sebagainya, bahkan tanpa senyum sedikitpun, wanita yang tak kukenal ini bercerita.

"Masa tadi ngelewatin TK terus dia minta balon sampe nangis, terus giliran gue kasih, dipecahin sama kukunya sendiri, terus nangis karena kaget" ceritanya pada sahabatku, Tristan. "Anjirlaaaah" sarkasme banget wanita ini.

Istri Tristan, yang tengah hamil besar hanya mampu tertawa kecil. "Ya kan tadi anak gue kaget Le, ntar lo kalo hamil juga kaya gitu" ucap istri Tristan, yang kuketahui namanya, Luna. Kulihat wajah sahabatnya seketika merah.

"Heh bumil, hamil anak siapa gue, pe'a" dia mengomeli Luna lagi. Kasian ibu hamil itu.. "Jangankan hamil, punya pacar aja gua kaga odong" ucapnya sambil melotot. Oh, jadi dia itu single? Sama dong..

"Loh Le, lo jomblo? Bukannya dulu punya pacar tapi LDR?" tanya Tristan.

"OH EM JI HELLOWWW!" Katanya sambil menepuk jidatnya sendiri. "Udah putus dari kapan tau keles Mas, diselingkuhin gue coy" ucapnya lagi. Oh, jadi dia dulu punya pacar dan putus karena diselingkuhin, ya? Kasian juga nasibnya...

"Demi apa lo Le?" tanya Tristan setengah berteriak. Baru kali ini kudengar Tristan berteriak sekaget itu, biasanya kalau dia kaget dia hanya melotot. Hhh, kemana sifat coolnya? "Nih temen gue jomblo, mau gak?" Tristan melirik ke arahku, dan aku hanya bisa tersenyum canggung.

"Eh? Ada orang disitu?" tanya wanita yang belum kuketahui namanya, tapi tadi dia dipanggil 'Le' Lele mungkin. Aku garing, ya, memang. Eh tapi apa katanya? Dia tak melihatku daritadi? Kurang besarkah tubuhku?

"Ada, katarak," ucap Tristan yang kedengarannya sedikit kesal. "Kenalan makanya"

"Hei, nama gue Lea. Eleanora Josephine, nama lo siapa?" ucapnya langsung, dan langsung menyodorkan tangan kecilnya. Dia bicara tanpa koma, titik, dan dengan satu tarikan nafas. Tipe wanita cerewet. Wanita yang paling kuhindari.

"Abi, Yudistira Abirama" kataku singkat.

"Pasti orangtua lo orang hukum?" tebaknya langsung. Darimana dia tau? Pasti karena nama Yudisitira-ku. Sudah banyak yang menebaknya.

"Iya, kok tau?" tanyaku pura-pura bodoh.

"Yaiyalah, nama lo Yudistira gitu" ucapnya. Nahkan, benar tebakanku.

Aku hanya tersenyum menanggapi omongannya, dan aku memandangnya dari atas sampai bawah.

Penilaian pertama, dia cerewet, tapi penilaian lainnya adalah, dia cantik dan sepertinya orangnya mudah bergaul. Pasti temannya banyak. Beda denganku, yang dari kecil terbiasa kaku.

Ia menatapku dengan tatapan......... Menilai?

Apa dia sadar kalau aku menilainya? Dan dia balik menilaiku? Dasar wanita, tak mau kalah...

"Le, ambilin minum dong, aus nih" perintah Tristan tiba-tiba. Sedangkan wanita dihadapanku--Lea, tergagap, tuhkan ketauan tadi aku bengong menilaiku.

Namun hebatnya, dengan cepat wanita ini mengendalikan dirinya. "Eh anjir, lu kira gue babu lu" ucap Lea sarkas. Uh, tak adakah kata-kata halus di dalam kamus bahasanya?

Tapi tak lama, ia menuruti perintah Tristan juga.

*****

Hei, ini prolog cerita Lea sama Abi. Aku mau liat respond kalian. Kalo banyak yang vomment, aku bakal lanjut, tapi kalo ngga, yaudah.... Gak akan lanjut, heheeh :D

Vomment ya yang suka :)


Let Me Be The One  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang