06

6.8K 561 87
                                    

"Bumi, dia akan nikah sama gue."

Naga langsung berdiri tak terima, begitu pula dengan Petir. Bumi bukan benda yang bisa dijadikan sebagai jaminan. Dia salah satu kesayangan keluarga Utomo.

"Adik gue bukan benda!" Teriak Petir murka.

Naga menatap tajam Rama.

Rama tertawa sumbang. "Adik gue juga bukan mainan yang bisa lo sakiti seenaknya. Jadi wajar kalau gue minta Bumi sebagai jaminan."

"Pernikahan bukan bahan lelucon anak muda." Kini Naga sudah mulai emosi.

Rama mengangguk dengan tenang. "Pernikahan memang bukan lelucon tapi Petir bukan orang yang bisa kupercaya untuk membahagiakan Lula."

Petir langsung bergerak cepat mencengkram kaos Rama. "Gue nggak akan nyerahin adik gue sama pria kayak lo."

Rama menghempaskan cengkraman Petir. "Dan lo pikir, lo pria baik? Lo bahkan sudah menghancurkan adik gue." Ucapnya tak kalah dingin.

Keduanya saling menatap tajam.

"Papa." Bumi menatap ayahnya. Ini terlihat makin kacau. Dia terseret dalam konflik rumit ini.

Naga mendekati anaknya lalu mengusap pelan rambutnya. "Papa pasti melindungi kamu."

Bumi tersenyum lalu mengangguk.

Ketiga pemuda itu terdiam. "Bumi mau bicara sama kak Lula berdua saja boleh?" Tanyanya pada Gilang dan Rama.

Gilang dan Rama saling menatap lalu mereka keluar.

"Papa sama kak Petir juga keluar. Bumi butuh bicara berdua." Katanya dengan wajah yang sulit diartikan.

Kalau seperti ini Naga seperti melihat Sagita waktu zaman mereka SMA dulu. Sangat sulit ditebak. Dan dia khawatir.

Naga mengangguk lalu keluar bersama Petir.

"Kakak gk akan biarin kak Rama nikahin kamu." Kata Lulabi.

Bumi tersenyum lalu mengangguk.

"Kak, kakak udah maafin kak Petir?"

Lulabi terdiam lama lalu mengangguk.

"Kenapa?"

Lulabi menatap Bumi lalu menggeleng. "Nggak tahu, aku cuma nggak bisa marah sama dia. Aku bodoh yah." Tanyanya balik.

Bumi mengangguk. "Sangat bodoh."

Lulabi terdiam lalu mengangguk dan dia menunduk dalam.

Bumi menggenggam tangan Lulabi. "Setiap aku lihat tatapan kak Lula pada kak Petir itu selalu bikin Bumi seneng, kak Lula yang bodoh ini benar-benar buta sama kak Petir yang brengsek."

Lulabi mendongak menatap wajah Bumi. Dia tersenyum membalas senyum jenaka Bumi. "Pantas kalau kak Gilang dan kak Rama sangat melindungi kakak. Kakak mencintai kakakku dengan sepenuh hati. Dan Bumi senang melihatnya." Ucapnya.

Membuat Lulabi tersenyum tipis dengan pipi yang semerah tomat.

**

Keempat pria itu duduk bersama di food court rumah sakit ini.

Petir terlihat gamang, mencoba mencari cara lain untuk menikahi Lulabi. Sedangkan Naga terlihat bersabar mencoba menengahi masalah ini. Gilang terlihat ingin membunuh Petir dan Rama dia terlihat paling tenang dan tersenyum sangat samar. Berharap Petir kembali mengurungkan niatnya menikahi adiknya. Dia masih tidak rela.

"Rama, saya tidak setuju dengan permintaan kamu." Naga buka suara.

"Siapa yang mau adiknya menikah dengan seorang gigolo." Cetus Petir.

Fat girl LulabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang