Masa MOS alias masa orientasi siswa kali ini boleh aku kategorikan not bad alias lumayan baiklah. Tidak bisa dibilang buruk karena aku dapat sahabat baru, yang boleh aku bilang baik. Tapi juga tidak bisa aku kategorikan baik, mengingat gerombolan cewek centil yang aku rasa selalu saja hobbi mengangguku dengan gosip murahan. Aku seperti merasa bahwa untuk poin nomor dua, sudah selalu menjadi konsumsiku yang tak akan pernah pudar sampai akhir hayat.
Selalu saja ada pihak-pihak yang tidak menyukaiku. Padahal aku tidak pernah menyenggol apapun bagian hidup mereka. Namun selalu saja aku merasa kehadiranku ini jadi kontroversi terutama sejak kasus hari pertama dengan wali kelasku itu. Aku selalu mendapat perhatian khusus, bahkan perilaku jahil dari wali kelasku seolah ingin menunjukkan kalau dia ingin dekat denganku.
Tapi kalau aku harus jujur, aku sebenarnya merasa kurang nyaman dengan sikapnya itu. Mengingat fans alias penggemar wali kelasku itu lumayan banyak. Aku mulai merasa kalau aku sedikit dijauhi bahkan sangat tidak disukai karena masalah itu oleh anak perempuan. Karena kalau aku lihat yang mau berteman denganku dengan tulus paling hanya Brian dan teman-teman cowok lainnya.
Lalu sisanya nihil. Tak ada satu pun yang mau bahkan sudi dekat denganku. Meskipun aku sejujurnya tak terlalu kecewa, karena aku jadi bisa dengan jelas melihat siapa sebenarnya teman yang sungguh-sungguh tulus padaku. Mana teman yang hanya sekedar dekat denganku sebatas butuh saja. Aku cukup menikmati kedaan ini walaupun agak sakit.
Seperti halnya hari ini wali kelasku berulah lagi. Masa iya bukan jatahku piket aku diwajibkan meminjam barang untuk keperluan kelas? Waktu aku protes malah dibilang itu haknya dia memilih siapa yang piket. Bikin kesal saja, apalagi anak-anak cewek sebagian berbisik-bisik bergosip yang aneh-aneh begitu aku protes.
Meskipun aku bersyukur Brian langsung berbaik hati mau menawarkan diri menggantikan diriku. Disertai suara riuh satu kelas yang menyoraki kami pacaran. Aduh, drama apa lagi ini? Benar-benar deh, masa MOS ini penuh cerita aneh yang tidak biasa. Apa tidak ada bagian cerita yang lebih aneh lagi ya?
Selain sesi surat benci dan surat cinta yang saat ini sedang kami jalankan. Bersamaan dengan bimbingan wali kelasku yang mengajak kami satu kelas bermain permainan itu. Semua pada heboh bingung mau mengirim surat itu kepada siapa. Sampai pada sesi pengumpulan surat benci dan surat cinta untuk kelas kami dikumpulkan, lalu dibacakan hasilnya.
Cukup mengejutkan kalau aku memiliki surat cinta dan surat benci terbanyak satu kelas. Wow, rekor. Sedangkan kalau aku disuruh mengumpulkan surat benci dan surat cinta yang terakhir dari semua, aku justru memilih menyerahkan keduanya ke wali kelasku.
"Ini pak, surat cinta dan surat benci saya. Saya tujukan ke bapak." kataku mantap meski diiringi tatapan aneh satu kelas.
"Lho inilan untuk teman sekelasmu. Kenapa, kamu justru memberikan surat ini ke saya?" tanyanya bingung
"Iya, karena di kelas ini saya bersikap netral terhadap teman saya. Tetapi sejujurnya tidak kepada bapak. Karena saya merasa ingin menyampaikan masukkan melalui surat cinta dan surat benci yang saya tujukan ke bapak. Semoga bapak mau menerima ini secara pribadi, tanpa bermaksud menyinggung bapak sebelumnya. Saya ingin bapak bisa mempertimbangkan masukkan saya ini." kataku
" Baik, saya terima surat cinta dan surat benci kamu." katanya
Maka seperti yang sudah aku duga. Suara riuh satu kelas mulai menggema, terutama tudingan aku pencari sensasi. Tapi apalah itu terserah. Aku tak terlalu menggubris karena aku hanya butuh ruang untuk wali kelasku mengerti maksudku ini secara pribadi.
Sampai pada akhirnya aku mulai memasuki akhir masa orientasi siswa. Dimana permasalahan ini belum berakhir. Karena aku sadar awal masa SMA ku kali ini, akan diisi cerita yang tidak biasa. Aku hanya bisa mencoba menikmati permulaan masa SMA yang sesungguhnya ditemani api unggun sebagai tanda berakhirnya masa orientasi sekolah.
Aku memutuskan untuk mulai membaca isi surat benci dan surat cinta yang ditujukan padaku tadi di kelas begitu acara penutupan selesai. Aku mengambil posisi duduk di pojokan ruangan yang agak sepi, sembari membukanya satu-satu. Aku tidak tetkejut jika kebanyakan yang mengirim surat benci adalah anak perempuan. Sedangkan surat cinta banya diisi anak laki-laki. Meski tidak ada nama pengirim, jelas aku cukup memahami dari gaya bahasa mereka. Tetapi ada satu puisi yang cukup menarik perhatianku.
Jika ada sebuah alasan
Untuk menjadikanmu sebuah hal yang patut diperjuangkan
Itu adalah karena perempuan pantas untuk dicintai dengan setulus hati
Bukan sekedar diperjuangkan lalu dikianati
Mengingat segala kejujuranmu yang membuatku mengerti
Bahwa mencintai bukan lagi karena mencari apa yang sempurna
Tetapi memperjuangkan kebersamanaan cinta yang memang ada diantara kita jika memang rasaku tak bertepuk sebelah tangan semata
Kuharap kamu pun merasakan getaran yang samaTeruntuk dirimu yang melukiskan rasa itu ada
Meski kau sengaja atau tak menyadarinya
Tetapi ijinkanlah sekali saja
Pengakuan ini tak mengubah sesuatu diantara kita
Selain, rasa cinta yang mungkin boleh bersemi dihatimu juga
Jika aku tak hanya sendiri yang merasakannya....Wow, romantis sekali. Aku tak menyangka akan mendapatkan satu yang seperti ini. Sungguh, aku tak pernah menduganya. Tetapi aku masih penasaran, siapa yang mengirimiku puisi seromantis ini ya? Aku pikir aku harus mulai menyelidikinya.
Yey,..
Lagi semangat 45 bikin cerita ini. Semoga ceritanya ga ngebosenin ya.... Btw jangan lupa bantu vote dan komennya ya... Buat kelanjutan ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejutan !!!
General FictionApa jadinya ketika kamu nggak sengaja nembak cowok yang membawa kamu pada sebuah hubungan yang rumit. saat dia berusaha ngode kamu dan kamu seperti memberi respon yang "tidak seharusnya". menyadarkan kamu kalau dia adalah orang yang kamu cari. Semua...