Bag.55 - Imbauan

62.9K 3.2K 38
                                    

Senin ini, Irgi dan Uma kembali masuk sekolah.

Hari ini adalah hari pertama ujian kenaikan kelas. Pelajaran yang disuguhkan pada hari pertama adalah matematika, fisika, dan bahasa Inggris.

Uma pintar dalam seluruh mata pelajaran, oleh karena itu dia pantas dinobatkan sebagai siswi terpintar di kelasnya. Sedangkan Irgi, dia hanya terampil dalam pelajaran bahasa saja. Kelemahan terbesarnya adalah seluruh pelajaran yang berhubungan dengan hitung-hitungan.

Bel tanda mulainya ujian masih sekitar 15 menit lagi. Sebelum bel berbunyi, Irgi sempat mengajak Kuro dan Shafa pergi ke areal sekolah yang dimana kondisinya tidak terlalu banyak siswa maupun siswi yang berlalu-lalang.

"Ada apa, Gi? Rahasia banget kayaknya," tanya Kuro penasaran saat dirinya sudah sampai di tempat yang Irgi mau.

"Teman-teman di kelas udah ada yang nanyain tentang peristiwa kemarin, belum?" tanya Irgi.

"Untuk anak-anak ceweknya sih, udah ada," jawab Shafa.

"Apa yang mereka tanyain?"

"Ya, biasa, cuma nanyain kondisi Uma sama Beny doang, kok."

"Terus, kamu jawab apa, Fa?"

"Aku jawab, Uma baik-baik aja. Kalau kabar Beny, aku bilang gak tau ke mereka."

"Kamu cuma jawab gitu aja, kan? Gak ngasih tau hal-hal lain?"

"Enggak."

"Syukurlah," ucap Irgi dengan ekspresi bersyukur.

"Oh, gua paham kenapa lu bawa gua sama Shafa kemari."

"Iya, Ro, terima kasih udah pengertian. Jangan cerita apapun tentang peristiwa memalukan yang dialami Uma, ya? Biar kita aja yang tau," imbau Irgi. "Kalau misalnya kalian ngasih tau yang lain tentang hal ini, gua takut ini akan nyebar dan terdengar sampai ke guru. Terus, sekolah Uma jadi berantakan. Dan bukan hanya itu, mungkin hal-hal buruk lain juga akan terjadi jika kalian membeberkannya."

"Siap, Gi. Tenang aja," sahut Kuro.

"Uma sudah baikan, kan, Gi? Kamu sudah menghiburnya, kan? Jujur, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Uma ketika kehormatannya dirampas. Apalagi, peristiwa itu terjadi tepat di hari ulang tahunnya. Sebagai wanita, aku turut prihatin. Dia adalah gadis yang ceria dan juga sahabat terbaikku. Semoga, hal buruk lain tidak terjadi lagi padanya."

"Aamiin, Fa." Irgi mengaminkan. "Kamu tidak perlu khawatir. Uma sudah baik-baik saja, kok. Walaupun aku tahu, pasti, masih ada rasa trauma di dalam dirinya. Pokoknya, kalau di hadapan dia, jangan bicarakan peristiwa itu lagi. Lupain aja, lah!"

"Siap, Gi," ujar Shafa.

"Gua yakin, itu adalah hadiah ulang tahun terburuk yang pernah ada," tutur Kuro.

"Udah, diam, Ro," balas Irgi tegas.

Obrolan selesai. Irgi merasa lega ketika dirinya sudah berhasil menyampaikan imbauan itu kepada kedua sahabat barunya. Masalah selesai, dan saatnya kembali ke kelas.

~to be continued~

Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA! Komentar yang banyak, ya?

Jangan bosan menunggu.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang