Pertimbangan

600 47 1
                                    

Angin berhembus di antara helaian rambut si pirang, dengan langkah santainya gadis pirang ini mengikuti pria paruh baya yang sudah menghubunginya 3 bulan lalu..

Flashback
3 bulan lalu...

"I'm sorry, can i meet with Namikaze Naruto?"

"Yes, i'm.
Can i help you sirr? Ahh... are you from japan?"

"Yes,...
Yes i'm from japan"

"So, don't worry... jadi ga usah khawatir, mari kita sama sama menggunakan bahasa jepang, supaya lebih nyaman..."

"Ah, terimakasih Namikaze-san, dan bahasa jepangmu sangat baik dan fasih. Dari mana kamu belajar jepang?"

"Dulu aku sempat tinggal di jepang, jadi apa yang bisa saya bantu tuan....."

"Iruka, iruka-san"

"Tuan iruka jadi apa yang bisa saya bantu? Anda datang bukan karena aku bisa bahasa jepang pastinya....😕

"Ya, kau benar. Kedatangan saya di sini degan maksud menawarkan kesempatan pada anda untuk sekolah di Konoha High School Jepang,"

"Sekolah di jepang?"

"Ya, biaya sekolah dan kehidupan sehari hari sudah di tanggung oleh yayasan sekolah, dengan syarat prestasi anda tetap di pertahankan"

"Jadi anda menawarkan beasiswa di jepang, ya untuk bahasa aku memang tidak ada masalah tapi bagaimana dengan tempat tinggal, dan juga persetujuan wali. Aku harus bertanya dulu pada Ayah"

"Oh, kalo itu kami sudah mendapat persetujuan langsung dari Tuan Minato Sensei untuk mengijinkan putrinya sekolah di KHS."

naruto mengernyit heran, pasalnya ayahnya sangat ketat dalam urusan kehidupannya, walaupun jarang bertemu dan sering menitipkannya pada temannya, tapi minato tak sembarangan menitipkan putrinya pada orang. Hanya orang yang sangat dipercayainya yang boleh dekat putrinya.

"Bukannya anda juga ingin mengikuti jejak ayah anda menjadi orang yang dapat menyelamatkan banyak nyawa, dengan masuk ke KHS anda juga bisa berpeluang melanjutkan pendidikan di Univ. Tokyo tempat ayah anda sekolah dulu, dan Univ. Tokyo masih satu yayasan dengan KHS jadi anda paham bukan maksud saya"dengan senyum lembut, meyakinkan hati yang bimbang di depannya.

'Ah dia benar, aku punya peluang besar jika sekolah di tokyo mulai tahun depan tapi tunggu.....

"Ya aku tertarik dengan tawaran anda tapi sekali lagi aku minta maaf tuan, q sama sekali tidak mengerti dengan kanji, hiragana dan katakana, jadi sekolah di sanapun bagaikan orang buta"

"Kalo masalah itu, anda tak usah khawatir, di sana anda akan di dampingi oleh seorang tutor. Dia seusia dengan anda dan mungkin anda juga pernah bertemu dengannya sebelumnya, dan tutor tsb yg bertugas membimbing anda selama 1 semester untuk belajar tulis..."

"Hmm, tawaran yang menarik.
Baiklah karena aku sudah di beri kesempatan, biarkan aku mencoba mengambil kesempatan ini. YOSH!

"Baiklah selamat berjumpa 4 bulan lagi di bandara New York"

Dengan saling berjabat tangan yang menandakan dealnya perjanjian yang mereka buat.

Flashback off
-----------------------------------------------

Dan disinilah naruto, tepatnya di depan pintu gerbang KHS didampingi oleh penanggung jawabnya Iruka yang beberapa bulan lalu menemuinya langsung di Amerika.

Dengan perasaan waswas dia berjalan dengan mengekori iruka, pasalnya dia baru di beri tahu jika masih ada ujian tertulis. Walaupun berlaber formalitas, bagaimana jika dia gagal, tidak bisa menjawab, apa dia akan di deportasi...

"Anooo, iruka-san...."

"Ya naruto?"

"Untuk ujian nanti, apa maksudnya. Bukankah saya sudah diterima di KHS ini?!"

"Ooh, jangan khawatir. Kau akan segera mengetahuinya, dan mulai sekarang panggil saya Iruka-sansei mengerti."
Dengan tatapan tegas menekan naruto.

....glug....angguk naruto sambil menelan ludah.
'Serem, iruuka menakutkan,😨'


Di tempat lain.....

Tok..tok..tok....

"Ya silahkan masuk"

"Anda memanggil saya miss?"

"Ya sasuke, silahkan duduk. Ada yang ingin saya bicarakan. Mengenai beasiswa yang kamu peroleh, karena nilai skormu tertinggi di olimpiade terakhir di nepal dan nilai akademismu juga jadi aku ingin kau menjadi leader kelas S angkatan ini."

"Maaf miss, sepertinya ada kekeliruan di sini. Ada seorang lagi yang memiliki skor sama dengan saya, di olimpiade sains."

"Maksudmu Namikaze Naruto."

"Ya miss."

"Ya dia memang memiliki skor tinggi dan masuk ke KHS namun masih memerlukan bimbingan. Untuk itu aku menunjukmu Uciha Sasuke untuk membimbing Namikaze Naruto di kelas S. Jadi kau bertanggung jawab menjadi tutor privatnya dan mengatur kelas S. Dan aku tak menerima penolakan."

"Baiklah miss."
'Dengan senang hati' batin sasuke sambil tersenyum tipis.

Sasuke pun pergi meninggalkan ruangan Kepala Sekolah, dengan langkah pasti sambil memikirkan pertemuannya kembali dengan gadis pirang asal Amerika tsb.

.
.
.
.
.

Disinilah Naruto sekarang, duduk manis berbalut seragam lamanya junior school dari New York. Memakai kemeja putih dengan dasi pita manis dihiasi dengan sweeter merah marun dan rok motif kotak. Meminum susu kotak yang kini habis tak bersisa yang didapat dari vanding mesin di lantai satu.

Melirik skilas pada jam tangannya yang baru. Menggantikan jam tangan lamanya yang sudah berpindah pada pemilik lain. Tersenyum kecut mengingat tragedi berpindahnya jam tangannya yang lama.
Tak lama berselang, seseorang membuka ruang kelas dimana naruto berada.

Sreeek.....

Menengok siapa gerangan orang yang membuka pintu. Tampak tak asing pada orang yang kini berjalan mendekati naruto. Ya dia ingat betul siapa orang itu, sorot mata yang tajam, kulit putih perselennya dan potongan rambut  yang sangat 'aneh' menurut naruto karena mencuat bak pantat ayam, si Uciha Sasuke orang yang menjadi pemilik jam tangan lamanya.

Ms. Cuek & Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang