Happy reading
***
Hari senin hari pertama untuk memulai aktifitas.
Rion dan Kana sudah rapi dengan memakai seragam TKnya. Menunggu sang ayah untuk sarapan bersama.
Tampak sang ayah sudah memakai setelan jas rapi menuruni anak tangga."Selamat pagi, Sayang, jagoan-jagoan Papi." Kata Dion menghampiri putra-putranya. Mengecup kepala putranya satu persatu. Kemudian duduk di kursi yang masih kosong.
"Selamat pagi, Papi," sahut mereka kompak.
"Mami pulang kapan, Pi? Rion kangen sama Mami."
"Iya, Kana juga. Mami pergi terus, nggak pulang-pulang," kata Kana protes pada sang papi.
"Mami masih ada kepentingan di luar. Kan ada Papi, ada Mbak Neni dan Mbak Mila. Ya sudah buruan makan, kalau makannya sudah selesai langsung berangkat Papi harus cepat sampai kantor," sahut Dion.
Mereka makan dengan hening, setelah selesai Dion segera menuju mobil diikuti Rion dan Kana serta Neni dan Mila.
Neni dan Mila adalah pengasuh yang dipekerjakan Dion untuk merawat dan mengawasi putra-putranya ketika ia sedang tidak bersama putranya.
Karena Siska sang mami juga tidak bisa merawat sendiri putra mereka.
Sebelum ke kantor setiap pagi Dion selalu menyempatkan untuk mengantar jagoan-jagoannya pergi ke sekolah.
Neni dan Mila yang menunggui Raka dan Kana di sekolah. Nanti saat jam pulang sekolah supir yang akan menjemput mereka.
Sampai di sekolah, keempatnya turun.
Rion dan Kana melambaikan tangan pada sang papi.
Dion kemudian melesat menuju kantor.Sesampainya di kantor, Dion berpapasan dengan Yudi. Teman kuliahnya yang kini juga bekerja di tempat yang sama dengannya.
"Etss ... lesu bener nih bocah. Kurang service ya?" kata Yudi sambil menaik turunkan alisnya.Dion memutar matanya, malas menanggapi obrolan teman reseknya yang satu ini.
"Wuiiihhh lihat noh, bening bener." Kata Yudi sambil menatap kearah di mana Anjani sedang berdiri.
Setiap jamnya Anjani harus berkeliling untuk mengambil jumlah target yang sudah diperoleh setiap linenya. Untuk dijadikan isi bahan laporan kepada atasan."Siapa?" tanya Dion.
"Itu tuh yang berdiri."
Sadar jika sudah diamati, Anjani menoleh ke arah mereka.
Kemudian tersenyum dan menganggukkan sedikit kepalanya pada Dion."Aku perhatiin dia naksir lho sama kamu."
"Sok tau." Jawab Dion singkat, ia malas menanggapi jika temannya sudah berbicara ngawur seperti itu. Dion melangkah dengan cepat meninggalkan Yudi.
"Kamu coba deh perhatiin, tatapan matanya ke kamu adalah tatapan kagum. Bukan antara karyawan dan atasan tapi lebih tepatnya antara wanita dengan lelaki pujaannya."
Dion hanya diam, segera memasuki ruangan kemudian duduk di kursi kebesarannya.
"Denger-denger sih si Jefri ada hati sama si doi."
"Doi siapa?"
Yudi menepuk jidatnya, "dari tadi kita ngomongin siapa? Ya si Anjani lah," sahut Yudi nyolot.
"Anjani? siapa lagi tuh." Sedari tadi Dion memang tak terlalu fokus dengan ucapan Yudi.
Yudi meraup mukanya frustasi, "yang tadi aku tunjukin, yang bening tadi, namanya Anjani, dodol!!" seru Yudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Wanita Kedua (TAMAT)
RomanceWarning!!! Dewasa 18+ Rasita Anjani, perempuan berusia dua puluh enam tahun yang jatuh cinta pada Dion Rius Hartanto, seorang pria beristri yang berumur sepuluh tahun lebih tua darinya dan sudah memiliki dua orang putra. Selama lima tahun cintanya...