Happy reading
Sorry for typos"Apa?" Sahut Myungsoo tak percaya.
"Benar. Aku sudah tidak lagi bersama Soojung." Jelas Minhyuk datar.
"Bagaimana bisa kau dan Soojung tidak bersama lagi? Bukannya kalian tidak bisa dipisahkan oleh maut sekali pun?"
"Aku telah menjalin hubungan dengan Sooyoun noona." Jelas Minhyuk singkat.
"Apa? Kakak Soojung sendiri? Ya! Kang Minhyuk kau sudah gila?"
"Tidak. Aku tidak gila Myungsoo." Ucap Minhyuk dengan santai.
"Itu gila Kang Minhyuk, bayangkan kau menjalin kasih dengan kakak mantan kekasihmu. Itu cukup gila kau tahu?" Namun Minhyuk masih menggeleng dan menganggap dirinya benar.
"Kenapa kau begitu egois? Kau tidak memikirkan perasaan Soojung?" Bukannya menjawab Minhyuk malah melanjutkan permainannya dan mengabaikan Myungsoo.
*
"Jung Soojung jika hanya mengatakan hal kecil seperti itu saja lebih baik kau mengatakannya di telepon saja." Keluh Sooji
"Ah kenapa kau tidak terlihat bahagia dengan perkataanku?" Decak Soojung kesal membuat Sooji menghela nafas panjangnya.
"Soojong-ah, aku bahagia denganmu yang sudah ingin Move on seperti ini. Tapi, hari ini pekerjaanku banyak sekali. Bahkan hasil gambaran murid-muridku saja ku tinggal begitu saja. Untuk apa? Untuk menemuimu yang berkata bahwa ada sesuatu yang penting." Jelas Sooji agar membuat Soojung mengerti. "Dan sekarang pun ponselku tertinggal disekolah, bagaimana jika kepala sekolah menelponku?"
Soojung terdiam untuk beberapa saat, Lalu menghela nafas panjang.
"Maafkan aku. Aku terlalu egois dan tidak berpikir panjang. Kau tahu bukan? Aku bukan orang seperti itu. Move on dengan cepat dan melupakan sesuatu yang sangat berarti bagiku." Ucap Soojung mulai terisak.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti. Aku selalu ada disisimu Soojung-ah. Maafkan aku juga." Sahut Sooji sambil memeluk erat Soojung yang menangis dengan keras.
"Tidak apa-apa. Keluarkanlah semuanya."
*
Myungsoo menatap ponselnya dengan kerutan yang tercetak jelas di dahinya. Ia mencoba menekan ponselnya lagi lalu meletakkan ponselnya ditelinga kanannya.
"Kenapa Sooji tidak mengangkat ponselnya?" Gumam Myungsoo pada dirinya sendiri ketika hanya suara operator yang terdengar.
Myungsoo mencoba mengirim pesan pada Sooji.
Kau sudah pulang?
Setelah mengirimkan pesan Myungsoo menaruh ponselnya di saku kanannya lalu masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan tempat bowling tempat ia bermain dengan Minhyuk tadi.
*
Sooji turun dari bus yang baru saja mengantarkannya ke halte dekat apartment miliknya. Hari ini sangat melelahkan baginya, Soojung yang terus-terusan menangis hingga akhirnya Soojung tertidur di pelukannya karena kelelahan.
Sooji melangkah kearah gedung apartment miliknya dengan langkah gontai. Sungguh, ia lelah sekali hari ini. Entah kenapa muridnya nakal sekali hingga membuatnya terjatuh dari tempat bermain waktu jam istirahat tadi. Lalu, Soojung yang berpura-pura bahagia karena ingin melupakan Minhyuk dengan cepat dan ternyata membuatnya semakin ingat pada pria bermata sipit tersebut.
"Kau baru pulang?" Ujar seorang pria yang duduk di Sofa Lobby dekat Sooji melangkah ingin ke lift.
"Myungsoo-ssi." Sahut Sooji kaget. Ia tidak melihat Myungsoo sedang duduk disana karena pria itu sedang membaca koran hari ini.
"Darimana saja?" Tanya Myungsoo mengabaikan kekagetan Sooji.
"Aku dari apartment soojung." Jawab Sooji sekenanya. Myungsoo menganggukan kepalanya pelan.
"Kau sudah makan malam?" Sooji menggeleng dengan cepat.
"Aku biasanya tidak makan malam."
"Geotjimal. Kau hanya terlambat makan lalu meninggalkan makan malammu." Sahut Myungsoo sedikit ketus.
"Tidak. Bukan seperti itu." Ucap Sooji sambil menunduk lalu ia menghela nafas panjangnya. "Ayo masuk. Tidak baik disini." Tawar Sooji akhirnya karena risih beberapa orang menatap mereka.
"Eoh." Sahut Myungsoo lalu mengikuti langkah Sooji.
Setibanya di bilik milik Sooji, Myungsoo duduk di Sofa putih milik Sooji menunggu pemilik bilik itu keluar karena sedang berganti pakaian. Myungsoo menatap kesekeliling apartment tersebut. Apartment itu terlihat besar untuk satu orang. Memiliki tiga kamar dan dua kamar mandi, memiliki dapur yang begitu lengkap dengan meja makan didekat mini bar.
Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Myungsoo, Myungsoo menatap Sooji yang tengah memakai pakaian biasa dengan rambut yang diikat kuda. Entah kenapa kecantikan Sooji bertambah ketika rambutnya diikat seperti itu. Omona apa yang telah Myungsoo pikirkan.
"Apa yang kau lihat?" Tanya Sooji datar.
"Ti... Tidak apa-apa." Jawab Myungsoo sedikit tergagu. Sooji hanya menatapnya datar lalu melangkah menuju dapur. Mengabaikan Myungsoo yang bertingkah aneh di belakangnya.
"Kau sudah makan malam?" Tanya Sooji sambil mengambil air putih yang berada diatas meja makan.
"Aku belum makan malam karena mengkhawatirkanmu." Aku Myungsoo jujur membuat Sooji tersedak. "Kau baik-baik saja?" Tanya Myungsoo sambil melangkah cepat kearah Sooji yang tersedak lalu mengusap pelan punggung Sooji.
"Aku baik-baik saja." Jawab Sooji setelah batuknya selesai. "Kau mengkhawatirkanku?" Tanya Sooji bingung membuat Myungsoo menganggukkan kepalanya pelan.
"Untuk apa mengkhawatirkanku. Kita bukanlah teman." Ucapan Sooji membuat Myungsoo terdiam untuk beberapa saat.
"Benar. Kita bukan teman." Sahut Myungsoo membenarkan dan menutupi kekecewaannya.
"Kau ingin makan apa? Biar aku buatkan." Tawar Sooji yang saat ini sudah menjauh dari Myungsoo.
"Tidak. Tidak usah." Tolak Myungsoo.
"Tidak apa-apa. Kau bilang belum makan kan? Ayo katakan apa yang ingin kau makan?" Tawar Sooji lagi.
"Tid..."
"Kubuatkan nasi goreng kimchi bagaimana? Apa kau terbiasa dengan makanan berat dimalam hari?" Tanya Sooji memotong tolakan Myungsoo lagi namun Myungsoo tak menjawab pertanyaan Sooji.
Membuat suasana semakin canggung. Namun Sooji mengabaikan itu dan mulai memasak apa yang ia katakan pada Myungsoo.
Tbc
Maafkan atas kemageran tanpa batas ini ya semuanya . Aku bakalan coba hilangin mager ini sedikit demi sedikit .
Happy weekend everyone 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Guy
FanfictionGentelment in Love First series : Pretty Boy (elship_l) Second series : Tough Man (carswell_cress) And last series : Sweet Guy (emilyanindya) Pria romantis? Siapa yang tidak suka dengan pria idaman seperti itu. Yakinlah, berjuta-juta wanita memasuka...