Holaaaa🙌
I'm come back guys
Setelah sekitar 3 bulan mungkin lebih ga update ...
Finally, aku update. Ku harap ada yang menanti cerita ini dengan sabar 🙏
Daripada menanti si dia, mending menanti Kevin yang udah pasti update. Walaupun sangat amat luaammaaa 😪
Maapkeun 😁✌️So, happy reading guys
HOPE YOU LIKE IT!!!
~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*~~*
Adsila Claretta Lachandra
Yup! That's her name! Kevin mengetahuinya sekarang. Ternyata tidak salah kecurigaannya selama ini. Benarkan? Dia putri semata wayang dari seorang Athar Lachandra. Siapa yang tak mengenal lelaki tua dengan sejuta prestasi itu. Semua orang tahu siapa dia! Acara makan siang sudah selesai. Kini saatnya Kevin untuk mengantarkan Adsila kerumah Clara. Sesuai permintaan Adsila.Kevin tidak mau banyak tanya, mengapa Adsila memyembunyikan nama belakangnya. Itu tidak penting. Tapi sepertinya ada rasa tidak enak yang dirasakan oleh Adsila. Kevin tahu itu, ketika ia meihat Adsila yang bertingkah canggung ketika makan siang tadi. Lebih tepatnya, ketika Kevin memanggilnya dengan nama lengkapnya. Dan kini Adsila hanya terdiam sembari menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Gadis itu melamun. Ayolah, itu bukan masalah untuk Kevin. Toh Kevin tidak mempertanyakan apalagi mempermasalahkan lebih dalam mengapa Adsila menyembunyikan nama belakangnya.
Tapi tatapan kosong itu tiba tiba sirna ketika Kevin tidak memutar kemudinya. Ya, seharusnya mereka belok kekanan setelah perempatan tadi. Itu jalan menuju rumah Clara. Tapi Kevin malah terus lurus. Bahkan ia sedikit menambah kecepatannya. Itu membuat Adsila sedikit panik.
"Kita akan kemana?" Tanya Adsila Akhirnya. Membuat Kevin tersenyum.
"Tentu saja kerumahmu" Ucapnya santai seraya mengedipkan sebelah matanya.Alvaro! Bukankah tadi pagi Adsila menyuruh Alvaro untuk menjemputnya dirumah Clara. Tapi Kevin malah langsung mengantarnya pulang.
"Bukankah sudah kubilang, antar saja aku kerumah Clara" Adsila memngingat permintaannya tadi pada Kevin
"Jika aku tahu rumahmi. Untuk apa aku repot repot harus memgantarmu ke rimah Clara terlebih dahul? Toh Clara tidak disana. Ia sedang kemcan dengan Steven. Lalu untuk apa kau kesana?"Adsila terdiam. Benar juga apa kata Kevin. Tapi alasannya kesana adalah Alvaro . Bagaimana jika Alvaro menunggunya disana?
"Tapi aku meminta supir ku untuk menjemputku disana" Ucap Adsila to the point
"Well, itu artinya aku sudah membantu pekerjaanya. Jika aku sudah mengantarmu pulang. Ia tidak perlu repot repot menjemputmu bukan?"Shit! Kenapa Kevin selalu punya jawaban. Telfon! Ya Adsila harus segera menelfon Alvaro. Ia segera merogoh tasnya dan mencari ponselnya. Ketemu! Tapi sialnya, kenapa ponselnya harus lowbatt. Adsila melirik ponsel Kevin yang tergeletak begitu saja. Mungkin bisa saja Adsila meminjam ponsel Kevin. Tapi sayangnya, Adsila tidak hafal nomor Alvaro. Memgingat lelaki itu baru mengganti nomormya beberapa hari lalu.
Baiklah, tidak ada yang Adsila dapat lakukan. Ia hanya terdiam melihat Kevin dengan senyum kemenangannya. Lelaki ini terlalu tampan untuk dikatakan menyebalkan.
Dan benar saja, kini Alvaro sudah berada didepan gerbang rumah Clara. Ia duduk diatas kap mobil dengan kemeja yang digulung setengah. Sesekali matanya melirik jam tangan yang melingkar sempurna dipergelangan tangannya. Sudah dua jam lebih ia menunggu disini. Tapi tidak ada satupun yang datang. Tidak Adsila, tidak juga Clara. Orang rumah Clara pun tidak tahu kemana perginya dua gadis itu. Khawatir. Itulah yang dirasakan Alvaro. Karena Adsila menyuruhnya datang jam tiga sore. Tapi sekarang sudah jam lima lewat, dan Adsila tak kunjung datang. Kekhawatiran Alvaro bertambah ketika handphone Adsila tidak bisa dihubungi. Sementara Clara, gadis itu tidak juga menjawab panggilan telepon dari Alvaro.
Kemana gadis itu?
Sampai akhirnya sebuah motor sport berhenti tepat didepannya. Alvaro mengenal seseorang yang diduk dikursi penumpang. Itu Clara, dan ia bersama seorang pria. Sepertinya Alvaro tau itu adalah kekasih Clara. Mengingat Adsila pernah bercerita tentang kekasih Clara yang selalu mengajak Clara kencan dengan motor. Sama seperti Alvaro, Clara yang baru saja turun dan membuka helm yang sebelumnya ia pakai, menampakan wajah bingungnya.
"Alvaro, sedang apa kau disini?" Tanya Clara to the point seraya memberikan helmnya kepada Steve.
"Tentu saja menjemput Adsila. Kemana gadis itu?" Alvaro setelah ia bangkit dari duduknya. Clara mengerutkan keningnya. Ada yang salah disini. Harusnya Adsila sudah selesai bertemu dengan Kevin. Tapi kenapa Adsila belum juga sampai? Apa ia diajak meeting dengan Kevin? Karena tadi sebelum mereka pergi bertemu, Kevin memberitahu Clara bahwa ia yidak bisa lama lama menemui Adsila. Ada rapat penting yang harus ia hadiri.
"Jadi kalian tidak bersama?" Ucap Alvaro setelah terjadi keheningan yang cukup lama karena Clara sibuk menerka, kemana Kevin membawa Adsila.
"Sebentar" Clara langsung merogoh sakunya dan mencari ponselnya. Dapat! Ia melihat pesan dan itu sedikit membuatnya membulatkan matanya sempurna
Aku sudah mengantarkan Adsila pulang
Yup! Itu pesan dari Kevin. Dan ia juga melihat banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab dari Alvaro
"Alvaro, maaf tidak mengangkat telfonmu. Tapi Adsila sudah dirumah" Alvaro mengeritkan keningnya. Bagaimana bisa?
"Dia menghubungimu? Tapi aku tidak bisa menelfonnya?"
"Tidak tidak. Intinya, Adsila sudah pulang. Biarkan ia yang menjelaskannya padamu"
Tanpa pikir panjang Alvaro langsung masuk kedalam mobil. Dan melesat cepat meninggalkan rumah Clara.
To Be Continued ...
Ini part paling flat dehh kayanya
Ehh ralat, semua part diceritaku itu flat semua. Dan gajelas. Sama kaya penulisnya 🤣Untuk itu guys, aku sangat membutuhkan kritik dan saran kalian yang pasti biss membantu aku untuk memperbaiki ceritaku ini
So jangan lupa untuk share, vote dan coment ceritaku ini
Gracias 😘
See you in next chapter 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Prince
RomanceKevin sangat mencintai gadis itu. Adsila adalah cinta pertama untuk Kevin. Begitupun sebaliknya. Meski Adsila bukanlah kekasih pertama untuk Kevin. Sampai akhirnya perasaan cinta itu berubah menjadi benci. Adsila mengkhianatinya dengan seseorang. Da...