Hong Jisoo memakai sepatu mahalnya. Ia mengganti sepatu untuk menyetir dengan sepatu kuliahnya sebelum keluar dari mobil. Ia cukup sebal karena parkiran mobil cukup penuh saat ia datang. Ia tidak bisa parkir di tempat favoritnya. Tapi paling tidak, ia tidak perlu melewati genangan sisa hujan tadi malam. di pundaknya terdapat tote bag kesukaan nya, dan ia menenteng 2 buku tebal di tangan kirinya. Jisoo berjalan menuju gedung perpustakaan, namun ia sempat belok ke kantin untuk membeli air mineral. Tak sengaja ia melihat Jeonghan baru selesai makan.
"Heh," dia menyenggol bahu jeonghan dengan botol Akua nya.
Jeonghan menatapnya malah, "Kenapa?" Ia masih asik dengan es teh nya.
"Ada kelas nggak?" Jisoo kini duduk di hadapan Jeonghan.
"Udah kelar. Mo balik. Mo molor (Tidur) di kosan. Nape?"
"Nggak seru ah,"
"Heh. mikir! gue udah mau gila gara - gara proyekan ya. Ga usah aneh - aneh,"
Belum sempat Jisoo menjawab, sebuah suara membuat mereka menoleh. "Kak Jeonghan, Ini kosong kan? aku boleh duduk sini? kursi lain udah penuh soalnya," dan Jisoo berani bersumpah, sepanjang 3 tahun ia berada di kampus ini, ia tidak pernah bertemu dengan laki - laki tampan ini.
"Oh, boleh kok. duduk aja, aku udah kelar. nggak usah peduliin ni orang satu. Makan aja," Seokmin menoleh ke arah jisoo dan tersenyum sambil menganggukkan kepala nya.
Jisoo baru menyadari jika Jeonghan sudah berjalan setelah beberapa detik. "Oh, saya duluan. Mari," ucapnya pada Seokmin.
"Oh, iya kak. Silakan," Seokmin terus tersenyum pada Jisoo.
Jisoo masih sempat menahan tangan Jeonghan sebelum ia naik ke parkiran. "Katanya ada kelas," Jeonghan melihat sepupunya yang terengah - engah.
"Sek. Bentar. Itu tadi kamu kenal?" Tanya Jisoo, masih terengah.
Jeonghan mengangguk, "Adek tingkat. Kamu nggak tau? Kan dia sekosan ma gue,"
Mata sipit Jisoo membelalak, "KOK GUE GA TAU KALO ADA COWOK CAKEP DI KOSAN LU?" Jeonghan malu, sumpah malu banget, Jisoo lebay banget.
"Namanya Seokmin. Anak Ilkom 2016. Kamar kosnya di bagian depan lantai 2. Dia penyiar di radio Hits, katanya sih sekarang dia segmen pagi jam 6an gitu. Dengerin aja,"
Jisoo mencatat semua nya di dalam memorinya. Saking penasaran nya, Jisoo bahkan menyalakan radio untuk pertama kalinya keesokan paginya. Dengan berani, Keesokan malamnya, Jisoo sudah sampai di kosan Jeonghan, Ia membawa martabak manis dari toko anak presiden spesial untuk malam itu.
"Eh, ada Kak Jisoo. Cari kak Jeonghan ya? Lagi keluar dia kak, Ketemu klien kalau nggak salah," Dino, anaknya jeonghan, yang menyambutnya, ia sedang santai menonton televisi.
"Chan. Kak Jisoo malem ini menurutmu gimana?" Chan menoleh dan memperhatikan Jisoo dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Malam ini entah kenapa Chan menatap heran laki - laki 2 tahun di atasnya itu, "mau kencan kak? Rapi amat. Biasa kesini juga cuma kaosan sama celana training," serunya.
Jisoo hampir menoyor kepala bocak semester dua jika suara yang ia tunggu - tunggu tidak membuyarkannya. Seokmin turun dan tangga, dengan kaos (yang menurut Jisoo harusnya sudah di museumkan. Tapi Jisoo nggak tau kalau kaus kaya gitu yang bikin tidur nyenyak) dan celana pendek. "Ada tamu dek? Cari siapa?" Dan Seokmin melihat Jisoo kedua kalinya dalam satu minggu ini.
"Oh, Yang bareng kak Jeonghan ya? Kak Jeonghan nya kayanya lagi pergi. Kalau kamarnya nggak di kunci ditunggu aja di kamarnya," Ucap Seokmin.
Jisoo tersenyum malu, Chan sampai di buat heran, ini pertama kalinya ia meliaht Jisoo seperti ini. Wait, tunggu, apakah ini benar - benar yang Chan lihat? Jisoo menyelipkan rambut coklatnya ke belakang telinga.
"Oh, nggak usah. Paling juga di kunci. Ini, aku bawain martabak. Dimakan ya," Jisoo menyerahkan kresek berisi martabak yang dibawanya kepada Seokmin.
"Oh iya, Kak. Makasih banget loh,"
Jisoo sebenarnya masih ingin berlama - lama disitu, tapi pasti akan terlihat aneh, jadi ia pun berpamitan pulang.
"Dek. itu siapanya kak Jeonghan toh?" Seokmin bertanya sambil mengeluarkan martabak, sedangkan Chan disuruhnya menghubungi Jeonghan, mengabari mengenai Jisoo.
"Namanya Hong Jisoo. Sepupunya Kak Jeonghan. Dari Amerika gitu asal dia,"
"Kayanya orang e kaya banget ya dek. Liat deh, masa beliin martabak gini cuma - cuma. Sama tadi kamu liat tas sama sepatunya, Aku kayanya mau nyiar 24 jam kali 30 hari juga nggak akan kebeli itu," Chan hanya tertawa miris, karena sayangnya, itu adalah kenyataan.
-x-
Mohon maaf atas keterlambatan publish chapter ini. Minggu ini cukup berat untukku. But i still hold on. Fanfic ini kasih banyak sekali support untukku. So please give this fic lots of love!!!!
Chap ini semi filler, tapi bukan filler, karena aku mau seoksoo juga kena...
dan mungkin fanfic ini juga akan fokus juga ke relationship development nya, please wait....
See you next Monday (i hope?) ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
SIKOM (Seventeen As Mahasiswa ILKOM)
FanfictionFocus on Ilmu Komunikasi study. "Siapa yang bilang di ilkom main - main doang. ke kafe sana sini, kuliah kelar" - "Kita ke kafe itu kerja. cari duit." - "Yang bilang kita bisa hidup senang, tidur tepat waktu mana?" - "Mau kalian balik jam 3 pagi sel...