Sore itu Flow mendatangi kantor Zeta, setelah mengetahui kondisinya, ia memutuskan untuk pergi dari hidup Zeta. Melepaskan ikatan yang menjadi dambaan setiap wanita. Menjadi tunangan dari CEO pemilik perusahaan Batu bara.
Tok tok tok
"Masuk!" Terdengar suara dari dalam, Flow masuk dan berjalan mendekati Flow yang sedang meneliti laporan.
"Apa kamu sedang sibuk?" Tanya Flow sedikit gemetar.
Zeta menatap Flow dengan wajah penuh cinta, "ah, tidak. Kemarilah!" Flow mendekat dan berdiri disamping Zeta. "Ada apa?" Zeta menengadahkan wajahnya menatap wajah cantik Flow yang selama ini menjadi dambaannya.
"Bisakah, kita duduk disofa saja!" Pinta Flow,
Zeta bangkit dan menuntun Flow duduk di sofa.
Dengan gemetar, Flow meremas jemarinya. "Sebelumnya aku minta maaf, kak Zeta! Aku, aku-"
"Ada apa, kenapa kamu gugup seperti ini?" Zeta menyelipkan anak rambut nakal ke belakang telinga Flow.
"Aku ingin mengembalikan cincin tunangan ini!" Dengan gemetar Flow menyerahkan cincin yang sudah mengikatnya.
Zeta merasa ia tersambar petir, seketika dadanya bergemuruh, amarah tertahan. "Kenapa tiba-tiba kamu ingin mengembalikkan cincin tunangan kita? Apa aku melakukan kesalahan?"
"Tidak, sama sekali ini bukan salahmu. Aku, aku hanya merasa kita tidak cocok!" Suara Flow tercekat,
"Flow, alasan macam apa ini. Kita sudah bersama lebih dari 3 tahun, dan hari ini kamu bilang kita tidak cocok!"
"Maafkan aku, aku tidak bisa terus bersamamu dan menemanimu, kak Zeta. Ada banyak hal yang harus aku selesaikan. Carilah kebahagiaan yang kamu inginkan, aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu!"
"Tapi kenapa tiba-tiba, Flow! Apa salahku hingga kamu memutuskan hubungan ini? Aku sangat mencintai kamu! Sampai kapanpun aku tidak akan bisa mencintai orang lain, aku hanya akan mencintai kamu. Kamu tahu itu!" Zeta meninggalkan Flow diruangannya dengan marah. Ia tidak perduli jika wanita itu menangis karena mendengar amarahnya.
Flow menangis meremas dadanya, ini sama sekali bukan pilihan yang baik. Tapi ia juga tidak ingin terus bergantung pada laki-laki yang sudah mengisi hatinya selama hampir 4 tahun ini.
Mita, kakak Zeta datang untuk menemui Zeta. Ia melihat Flow menangis dengan keadaan kacau dan wajahnya pucat.
"Flow!" Ia tidak menghiraukan panggilan Mita
"Aku hanya tidak ingin ia melihatku merasakan kesakitan, mba Mita. Aku hanya ingin ia jauh dari kekhawatiran. Aku ingin ia fokus pada perusahaannya, tanpa terganggu oleh masalahku!"
"Flow, maksud kamu apa? Apa yang terjadi?"
"Kemarin aku mengambil hasil CT scanku pada suami mba, dan aku merasa sudah saatnya aku melepas kebahagiaan ini. Melepas semua yang berhubungan dengan kak Zeta."
"Flow, apa yang terjadi? Katakan dengan jelas, mba tidak mengerti!"
"Aku-mengidap-leukeumia stadium 3!"
"Flow-" suara Mita tertahan. Ia terduduk dikursi sofa yang berada diruangan Zeta.
"Tolong jangan beritahu kak Zeta. Jika nanti dia bertanya, katakan saja aku akan bertunangan dengan laki-laki pilihan ayahku! Aku juga titip cincin ini, aku, aku akan pergi dari hidup kak Zeta."
"Flow, ini bukan cara terbaik. Jangan sakiti hati kalian. Mba tidak bisa melakukan itu, Flow. Mba tahu, Zeta sangat mencintai kamu. Hatinya pasti akan hancur!"