Prolog

2 1 0
                                    


"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216).

_____

Seusai shalat isya nadzifa termenung di meja belajarnya, ia terus menatap seseorang yang ada dalam foto. Seseorang yang dulu selalu menemani hari-hari nya.

"Azam... " Ucapnya lirih, untuk menyebutkan namanya saja bahkan sangat susah.

"Aku udah coba ikhlasin kamu, Kamu juga harus ikhlasin aku, ikhlasin aku untuk mencintai yang lain... "

Tangis nadzifa benar-benar pecah kali ini, tangannya gemetar memegang foto azam. Ia sudah berkali-kali mencoba mengikhlaskannya, tapi apalah daya ia hanyalah manusia biasa, baginya mengikhlaskan seseorang tidak semudah membalikan telapak tangan.

Azam laki-laki yang sudah meninggalkannya satu tahun ini, Allah lebih sayang padanya, maka dari itu allah lebih dulu mengambilnya.

"Astagfirullah... Astagfirullah" Berkali-kali nadzifa merapal istigfar. Ia memilih bangkit dari meja belajar untuk berwudu, hatinya benar-benar kalut jika sudah mengingat azam.

Selesai berwudu nadzifa memilih turun kebawah untuk membantu ummi nya menyiapkan makan malam.

"Dedek besok jadi balik ke pesantren? Apa nunggu lusa aja? Kan libur semester dedek sampe lusa"

"Besok aja mi, dedek mau beres-beres kamar dulu sebelum yang lain datang"

"Yaudah tapi sama abi aja ya, Ummi nggak bisa dek, soalnya ada jadwal kajian"

"Iya ummi, dedek panggil abi dulu buat makan malam"

"Assalamualaikum abi"

"Wa'alaikum salam, masuk aja dek"

Abi masih fokus membaca map-map yang ada ditangannya, Di usia nya yang sudah tidak muda lagi tapi tetap bekerja keras untuk menafkahi keluarga nya.

"Abi masih kerja? Makan malam udah siap"

"Udah selesai kok, bentar abi beresin dulu"

"Dedek bantu ya bi"

"Dedek sini dulu abi mau ngobrol"
Nadzifa berjalan mendekat ke arah ranjang kemudian duduk disamping ayahnya.

"Cinta pertama dedek siapa?"

"Abi..."

"Setelah abi?"

Nadzifa hanya terdiam ketika mendengar pertanyaan seperti itu dari abi nya.

"Dedek dengerin abi, Ikhlaskan dia nak, azam pasti senang jika dedek udah nggak sedih lagi. Allah sayang sama azam, makanya allah mengambilnya terlebih dahulu, allah nggak mau azam terjerumus ke arah yang salah dan semakin berdosa, Jadi dedek harus ikhlasin azam"

"Iya abi..."

"Dedek sekarang umur berapa?"

"16 bi"

"Anak abi udah remaja ya, nggak kerasa, yaudah hayu kebawah ummi pasti udah nunggu"

"Iya abi"

"Lama banget dek manggil abi nya"

"Iya mi tadi dedek abis curhat sama abi"

"Yaudah makan dulu"

______

Hari ini nadzifa bangun kesiangan, entah kenapa biasanya ia tidak pernah kesiangan, tapi gara-gara ketiduran setelah sholat subuh, tadinya ia hanya ingin rebahan sebentar, tapi malah kebablasan sampai jam 11 siang.
Nadzifa berlari kecil menuruni anak tangga untuk keruang tengah.

"Abi maaf dedek tadi ketiduran"

"Emang dedek tadi malam tidur jam berapa?"

"Jam 9 abi, kita jadi berangkat ke pesantren dedek hari ini kan?"

"Iya dedek"

"Yaudah hayu bi, dedek udah siap semua kok"

"Tanggung abis dzuhur aja dek, bentar lagi dzuhur, kita sholat dulu aja"

"Iya bi, Ummi udah berangkat?"

"Udah dari jam 8"

"Yaudah, dedek keatas dulu bi"

_______

"Dedek mau mampir kemana dulu gitu? atau langsung jalan ke pesantren aja?"

"Langsung aja abi"

"Yaudah, dedek mau ninggalin ummi sama abi berapa lama lagi?"

"Nggak ninggalin abi, dedek lagi cari ilmu"

"Iya sayang abi bercanda, jadi? Lulus ini dedek pulang kan?"

"Nambah setahun ya bi, dedek mau lebih banyak belajar lagi disana"

"Yah berarti kita LDR'an 3 tahun lagi dong?"

"Iya abi yang sabar ya"

Keduanya tertawa, nadzifa bahkan tak henti-hentinya tertawa karena ulah abi nya yang sudah seperti anak abg yang akan ditinggal pacarnya.

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan yang cukup jauh, dari jakarta menuju demak (jawa tengah) membuat nadzifa tertidur pulas di mobil yang dikendarai abi nya.

"Dedek bangun, Udah sampe sayang"

Nadzifa mengerjapkan mata, melihat sekeliling ternyata sudah berada di pesantren nya. Ia dan abinya ke luar dari mobil, dan membawa barang-barang nadzifa ke dalam pesantren.

_____

" Dedek kalo liburan sering-sering pulang ya, jangan disini terus, Abi kangen"
Nadzifa tersenyum mendengar perkataan abinya.

"Insya allah Abi" Dzifa memutuskan untuk memeluk, Kemudian mencium punggung tangan abinya.

"Yaudah jaga diri baik-baik, Abi pamit, Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam"

Nadzifa memandang mobil Abinya yang sudah melaju keluar pesantren, Sedih? Tentu saja, selama bertahun-tahun nadzifa bersama kedua orangtuanya tapi sekarang harus berpisah, Ia rela dan ikhlas, mungkin ini sudah takdir dari allah.

Dan takdir seperti apakah yang akan menjemput nadzifa seusai keluar dari pesantren.

______________

Mohon krisarnya readers. 😘 Ini cerita pertama bertema islami. 😅 Semoga Suka..😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Qadar AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang