Meet the (almighty) Choi

240 28 3
                                    

Jeonghan tidak tau harus kemana lagi mencari klien. Ia sudah menghubungi semua kenalan nya di agensi untuk mencari korporasi yang membutuhkan strategi untuk kampanye nya. Sayang nya, semua korporasi yang memiliki MOU dengan agensi nya adalah korporasi besar, dan tentu saja projeknya juga projek besar. Apabila jeonghan mengambil, maka ia harus masuk dalam team as an intern, dan itu membutuhkan waktu lama, dan biasanya proposalnya sudah jadi. Ia sempat mendatangi BEM dan himpunan mahasiswa, karena beberapa teman di kelompok lain telah mendapatkan klien dari himpunan daerah dan UKM (unit kegiatan mahasiswa), tetapi hasilnya nihil, BEM maupun Himpunan yang ia ada orang yang ia kenal tidak sedang memiliki program acara. BEM menekankan bahwa mereka baru saja berganti kepengurusan, acara paling dekat paling lah bulan depan, setelah pemilihan BEM universitas. 

Siang itu, setelah kelas event, Jeonghan sengaja mendatangi ruangan senat, ingin bertemu teman, Wonwoo. Ia sudah ke perpus dan Wonwoo tidak ada, ia hanya berharap Wonwoo ada di ruangan senat, ia terlalu malas pergi ke ruang jurusan Administrasi Negara (ia hanya mengenakan kaus dan jeans. Bisa habis dia di marahi dosen adminstrasi negara). Untung saja Wonwoo ada di ruang senat, duduk menyendiri sambil membaca buku yang jeonghan tidak ingin tau. 

"Wonwoo," wonwoo mendongak.

"Aku butuh bantuan mu," Jeonghan mengambil kursi dan duduk di depan Wonwoo.

"Apa?" Jeonghan menjelaskan mengenai tugasnya sekaligus berkeluh kesah kepada wonwoo.

"Lalu aku harus apa? Membantumu mencari klien? Acara terdekat ya cuma pemilihan BEM universitas,"

"Kapan pemilihan BEM universitas?" 

"Bulan depan. Tapi pemilihan kali ini ada peraturan baru, akibat pemilihan tahun lalu yang kampanye nya terlalu kotor, tahun ini kampanye hanya boleh dilakukan mulai minggu ini selama 1 bulan. Setelah itu tidak boleh ada lagi hingga pengambil suara di minggu kedua April,"

"Sek bentar. aku nggak mudeng dengan waktu kampanye nya. kan ada orasi - orasi gitu kan?"

Wonwoo meletakkan bookmark dan menutup bukunya. Ia mengambil kertas berisi timeline pemilihan BEM. "Jadi Mereka bisa mulai kampanye dengan baliho-poster dkk mulai minggu ini. Orasi dimulai minggu depan selama 2 minggu. Minggu terakhir maret, mereka bisa kampanye lain nya. Mulai 1 April tidak boleh ada kampanye lagi,"

"Cepet banget sih waktu kampanye nya,"

"Ya memang. Karena periode sebelumnya habis uang "kotor" banyak banget untuk kampanye, tahun ini sengaja dikurangi agar tidak ada yang semacam itu,"

"Ada wakil dari FISIP nggak?"

"Han, aku tau anak ilkom nggak peduli soal politik kampus. Tapi at least kamu tau lah calon calon nya siapa,"

"Yo maaf. Aku nggak sempet. Kan liburan kemaren aku magang,"

"Ada 2 calon. 1 dari Teknik, satu dari fisip," Mata jeonghan berbinar, ia merasa ada titik terang, kalau gini kan ia bisa persuasi, dikit - dikit bisa lah di manipulasi untuk tugasnya.

"Siapa Won? Kamu ada kontaknya nggak?"

"Aku ada kontaknya. Anak Ilmu Pemerintahan 2015,"

"Seangkatan sama kita? nyalon BEM? Weh, gila! siapa?"

"Choi Seungcheol," dan bahu Jeonghan merosot.

Jeonghan mengambil tasnya dan berdiri, "Aku pulang dulu ya Won,"

"Dan kudengar dia masih kurang team strategi," Ucapan Wonwoo menghentikan langkah Jeonghan.

Jeonghan tetap berjalan, "Akan ku kirimkan kontaknya padamu. Bukankah kamu sudah harus ketemu klien sebelum senin besok? Ini sudah Kamis loh Han,"

SIKOM (Seventeen As Mahasiswa ILKOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang