Vending Machine

19 2 0
                                    

"Bodoh," kata Dandy sambil menendang Vending Machine di depannya.

Dia lumayan kesal sekarang, sudah 4 kali dia menekan tombol untuk 4 minuman yang berbeda, namun yang keluar selalu kaleng berwarna hijau ini, entah minuman jenis apa karena belum pernah disadari eksistensinya oleh Dandy.

Karena dia hanya ingin membeli 4 minuman, maka dia pun kembali ke rumah Gibran yang berada di ujung komplek.

"Hanya ini yang bisa ku dapatkan," katanya ketika memasuki ruang tamu rumah Gibran.

"Kau bercanda? Minuman apa ini?" Tanya Lucas. Lucas mengambil satu kaleng dan menelitinya.

"Vending Machine satu-satunya di komplek ini rusak, aku menekan 4 minuman berbeda dan selalu ini yang muncul, minum saja lah, sepertinya minuman ini tidak seburuk itu,"

"Kau yakin? Aku tidak mau mencobanya." Kata Lucas, "Edgar saja, kemudian sisanya berikan pada Gibran."

"Oh ya, dimana Gibran?"

Lucad menaikkan kedua bahunya, "Entahlah, katanya dia ingin membeli sesuatu, semoga saja makanan. Nah, Edgar, ini minumanmu. Kau boleh mengambil punyaku,"

Edgar yang sedari tadi diam, berdeham dan menatap kedua temannya, "Berikan saja semua pada Gibran, aku juga tidak pernah ingin meminum atau memakan apapun dari Vending Machine karena aku pernah membaca sebuah Urban Legend di kota ini, aku tidak takut, hanya berjaga-jaga," katanya.

Kata Urban Legend menarik perhatian Edgar dan Dandy. "Urban Legend apa?" Tanya Dandy.

"Ya, ini Urban Legend sih, belum tentu benar atau tidak," katanya sambil mengangkat bahu, "Jadi, di kota ini ada satu Vending Machine yang dikutuk, tempatnya selalu berpindah-pindah, tidak pernah selalu di satu tempat. Vending Machine tersebut akan mengeluarkan 5 kaleng minuman hijau untuk pertama kalinya, kemudian akan berfungsi seperti biasanya."

Lucas dan Dandy menyimak dengan serius, kemudian Edgar melanjutkan, "Masalahnya ada pada 1 kaleng minuman hijau itu, 4 kaleng hijau pertama yang keluar hanyalah minuman soda biasa, tapi yang terakhir," dia berdeham sebentar dan melanjutkan dengan misterius, "Berisi jiwa seseorang,"

"Omong kosong macam apa ini," sahut Dandy sambil terkekeh, "Hal seperti itu hanya ada di cerita horror."

"Aku mengetahui cerita ini dari website cerita horror, bodoh." Kata Edgar sambil melempar bantal sofa ke muka Dandy.

"Kalau begitu ini tidak nyata, lanjutkan," kata Lucas.

"Okay, jadi di dalam kaleng terakhir itu ada jiwa seseorang. Agar kalian tidak bingung, sebut saja jiwa yang ada di dalam kaleng tersebut A. A akan bebas ketika ada orang yang membuka kaleng itu dan minum isinya. Sebagai gantinya, A akan menempati tubuh orang yang meminum minuman itu, dan jiwa orang yang meminum minuman itu akan masuk ke dalam kaleng tersebut dan akan bebas hingga orang lain membuka dan meminumnya kembali," jelasnya panjang lebar.

"Jadi, kalau A masuk ke tubuh orang yang meminumnya, dia akan mendapat ingatan orang itu atau bagaimana?" Tanya Lucas.

"Tidak, dia akan mengalami amnesia."
Jawab Edgar.

"Cerita yang menarik, tapi itukan tidak nyata," kata Dandy.

"Aku tetap tidak mau meminum minuman tersebut, kalian saja." Kata Edgar.

Pintu terbuka dan terlihatlah Gibran datang dan masuk ke ruang tamu sambil menenteng kantong kresek berisi snack-snack yang di dapatkannya dari Minimarket yang terletak beberapa blok dari sini.

"Yo Gibs. Aku membelikanmu minuman," kata Dandy.

"Ah tidak usah, aku sudah membeli minuman di Vending Machine di dekat sini," katanya sambil membuka kaleng berwarna hijau dan meminumnya.

Ssedetik kemudian, Gibran pingsan.

dan mereka bertiga mematung.

•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang