Part 23

1.1K 88 159
                                    

Otaknya penuh dengan tanda tanya besar, mengapa di komputer yang notabenenya adalah untuk bekerja yang seharusnya untuk menyimpan file-file pekerjaan malah terisi terselip sebuah folder mencurigakan seperti ini. Folder itu bernama ' balas dendam ' kenapa ? apa maksudnya ?. Jihoon kembali menetralkan jalan fikiranya, membersihkan semua noda-noda prasangka buruk yang selalu menggerayangi otaknya.

Dengan sedikit hati-hati ia mengarahkan kursor komputer tersebut kearah folder itu dan . . .

Woojin kembali terbangun, merasakan hangatnya mentari pagi menyerang seluruh tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woojin kembali terbangun, merasakan hangatnya mentari pagi menyerang seluruh tubuhnya. Kondisi nya tak jauh berbeda dari sebelumnya, ia masih menjadi tawanan dari orang misterius yang selalu memakai baju berwarna hitam dengan penutup wajah, ah tidak, lebih tepatnya itu adalah topeng.

Woojin sedikit mendongakkan kepalanya kearah sebuah pintu yang terbuat dari kayu yang sudah hampir lapuk termakan waktu. Kalau apa yang di fikirnya tidak salah, tempat ini pasti adalah bekas tempat penyimpanan beribu alkohol, pasalnya bau alkohol itu masih sangat menyekit tatkala angin masuk dan menghantam setiap suduh tempat ini.

Woojin sedikit tercekat saat suara derap langkah kaki itu semakin mendekat kearahnya, penglihatannya sedikit masih kabur. Samar-samar ia melihat seorang wanita dengan sepatu tingginya berjalan menuju tempatnya.

" Selamat pagi tampan "

Suara itu, suara yang sangat Woojin kenal bahkan sangat kenal, wanita yang setahun lebih muda darinya. " kenapa kau membohongiku " suara Woojin tercekat. Dengan jelas ia kembali melihat gadis itu semakin mendekat padanya.

" Kau itu bodoh Park Woojin " ucap gadis itu pelan dan seduktif

Mata mengkilap milik Woojin dan mata sebening kristal milik gadis itu sejenak bertemu dalam senyapnya suasana ruangan kotor itu.

Suasana tiba-tiba berubah menjadi canggung. " aku tau kalau kau sangat mencintai gadis itu, aku tau kalau kau sebentar lagi akan menikah dengannya . . . Tapi tidakkah kau melihat ketulusan di mataku, benar aku baru saja mengenalmu tapi rasa itu tumbuh seiring waktu berjalan "

" Apa maumu sebenarnya ? "

Gadis itu tersenyum dan sedetik kemudian ia mencondongkan badannya sedikit lebih dekat dengan Woojin, Woojin melihat dengan jelas lekuk sempurna wajah gadis didepannya, ia seolah terhipnotis dengan paras menawan itu, kulit seputih mutiara itu tepat mengisi memenuhi pandang seorang Park Woojin. " aku mencintaimu Park Woojin " mata Woojin sukses membulat dengan sempurna saat benda kenyal nan lembab telas mendarat di bibirnya. Yah, gadis itu menciumnya, Woojin tak bisa melawannya dengan keadaan tangan dan kakinya yang masih terikat kuat di kursi, bahkan untuk berontak pun ia sudah tak sanggup lagi mengingat tubuhnya begitu lelah dan seperti tak bertenaga lagi. Gadis itu mulai melumat bibir merah Woojin dengan lembut. Masih tak ada perlawanan darinya. Gadis itu melepaskan ciumannya " balas ciuman ku Woojin " Woojin hanya menggeleng dengan gerakan lemah. Gadis itu menarik sebuah senyum di sudut bibirnya " apa kau ingin kekasihmu celaka ? "

I'll wait till you come back to love me--- [2park] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang