Beberapa hari telah berlalu, dan selama beberapa hari itu pula juga lah Inya dan Askar semakin dekat. Namun mereka hanya dekat melalui ketikan jari, jika mereka telah bertemu tak ada yang berani mengeluarkan suara masing-masing. Padahal di SMA 9, Askar terkenal sebagai siswa terbad sepanjang masa, begitu pun Inya. Tapi entah mengapa saat mereka dipertemukan yang hadir hanyalah keheningan. Mungkin aturan matematika berlaku disini.
- × - = +
(Bad × Bad = Good)
+ × + = +
(Good × Good = very good)
+ × - = -
(Good × Bad = Bad)
- × + = -
(Bad × Good = Bad)
Dan keduanya kini berada pada aturan yang pertama, yaitu bad boy yang dipertemukan dengan bad girl akan menghasilkan good situation.Baiklah, lupakan tentang hal itu. Kini Inya dan Askar telah berpacaran setelah sekian lama melakukan pendekatan. Banyak orang yang telah mengetahui hal ini, dan dapat dikatakan hampir 1 sekolah. Penyebabnya tak lain dan tak bukan karena keduanya sama-sama most wanted yang memiliki pengagum yang bisa dibilang tak sedikit.
Meskipun keduanya adalah murid terbobrok yang dimiliki SMA 9, tapi orang yang mengagumi keduanya pun tak sedikit.
Inya dikagumi karena parasnya, sementara Askar karena sifat humorisnya.
Ingat! Sebagian wanita lebih senang saat didekati oleh pria humoris dibandingkan oleh pria romantis. Mengapa? Sebab pria humoris dapat menjanjikan kebahagiaan yang lebih meskipun saat materi tak ada, sedangkan pria yang romantis memerlukan materi untuk menjanjikan sebuah kebahagiaan. Cukup simpel bukan?
- -
Hari ini Inya ke sekolah dengan kaki yang diperban. Pasalnya kemarin saat ia pergi ke sekolah untuk mengikuti bimbel, ia terjatuh dari motor yang ia kendarai.
Saat itu ada beberapa orang yang menolongnya untuk memberikan air minum serta membersihkan lukanya. Diantaranya yaitu, Fath, Raina, Phia, dan beberapa orang lainnya, namun hanya ketiga orang itulah yang tampak sangat cemas melihat kondisi Inya. Fath dan Raina sempat menawarkan diri untuk mengantar Inya pulang, tetapi Inya menolak. Alasan yang pertama yaitu karena saat itu pacar Fath juga berada disana, dan alasan yang kedua karena ia membawa motor.
Askar yang saat ini berstatus sebagai pacar Inya otomatis mengetahuinya. Inya tak pernah memberitahukan kepada Askar tentang hal ini, akan tetapi teman-teman Inya lah yang memberitahu Askar.
Askar telah memaksa Inya untuk memperlihatkan lukanya melalui foto, tapi Inya tak mau. Katanya terlalu menjijikkan untuk diperlihatkan kepada Askar, padahal Askar adalah salah satu anggota PMR yang otomatis telah menganggap luka seperti itu adalah hal yang biasa.
Karena Inya yang tak ingin memperlihatkan lukanya itu kepada Askar, dengan terpaksa Askar menyuruh Inya untuk tinggal hari ini di sekolah. Tujuannya hanya satu, yakni untuk memperlihatkan lukanya itu kepada Askar.
"Inya!" Suara bariton itu mengagetkan Inya yang baru saja hendak pulang dengan diantarkan oleh salah satu temannya, karena ia masih tidak bisa mengendarai motornya sendiri.
"Iya?" Inya membalas sahutan tersebut tanpa membalikkan badannya, karena lehernya yang saat itu juga sempat terbentur setir motor masih telalu sakit untuk digerakkan.
Akhirnya pemilik suara tersebut beralih tempat ke hadapan Inya.
"Inya! Kamu baik-baik aja kan? Maaf, baru sempat nanyain, soalnya tugasku lagi numpuk bat. Oh iya, kaki kamu yang sakit mana?" Yap, pria itu adalah Askar. Kekasih Inya.
"Eh astaga, kirain siapa. Iya, aku baik-baik aja. Kamu lebay bat sih? Kek cowo yang ada di cerita wp yang ku baca semalem aja. Kakiku gak papa kok. Yodah aku pulang duluan yah, kasian Oat dah nungguin."
"Ngapain sih bareng Oat? Aku aja yah yang nganterin kamu pulang?"
"Eh gak usah. Tugas kamu lagi numpuk kan? Kamu selesaiin aja dulu. Kita kan bisa pulang bareng kapan-kapan. Ya gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarcastic!
Fanfiction"Kembalikan kebahagiaanku, dan akan ku jaga ia hingga bibirku tak lagi mampu untuk berucap, dan hingga hatiku tak lagi mampu mererasakan rasa sakit." C