Yewon yang sudah tiba di bandara Incheon Korea Selatan, dengan memori lama yang memutari kepalanya, rasa takut itu kembali menerpanya, kecemasan yang membuat otot tubuhnya melemas.
"Yewon ssi gwenchana" ucap Suho orang kepercayaan Jieun untuk menemani yewon selama ada di Korea.
Yewon memegangi kepalanya kilasan masa lalu terputar kembali, buah hatinya yang pergi lebih dulu bahkan belum sempat bertemu dengannya, dua namja yang dia cintai namun melukainya bahkan saat mereka sudah tidak bersama.
Tubuhnya merosot rasa sesak di dadanya kembali bertahun tahun dia mencoba bangkit menghilangkan semua traumanya, namun sekarang terulang kembali.
Suho yang melihat yewon seperti itu semakin khawatir, dengan sigap dia membawa yewon ke klinik bandara.
Yewon masih ditangani oleh dokter, suho menunggu diluar klinik, dengan banyak pertanyaan dalam kepalanya.
Pintu bercat putih terbuka membuat suho langsung terfokus ke seseorang yang baru saja keluar dari dalam sana.
"Apa dia baik baik saja uisa nim ?" tanyanya.
"Aku rasa dia memiliki sebuah trauma dalam hidupnya, yang yewon ssi alami saat ini adalah serangan kecemasan yang luar biasa dan itu membuat tubuhnya melemah dan juga menimbulkan sesak nafas pada dirinya." Jelas uisa pada suho.
Tentu saja Suho kaget mendengar penuturan dokter tersebut. Karena yang dia tahu selama 5 tahun mengenal yewon walaupun tidak dekat, tapi dia bisa mengamati saat yeoja itu bersama jieun, dan yewon baik baik saja.
"Sebenarnya apa yang kau sembunyikan yewon ssi" batinnya.
"Anda bisa melihatnya, setelah cairan infus habis dia bisa pulang, kalau begitu saya permisi." Kata uisa.
Suho hanya mengangguk dia mengerti.
Setelah kepergian uisa suho masuk kedalam, melihat tubuh mungil, wajah cantik salah satu atasannya, membuatnya kembali mempertanyakan trauma apa yang menyerang yewon.
"jahat hiks jahat pembunuh hiks" rancau yewon tiba tiba masih dengan mata tertutup.
Dengan reflek suho mendekati yewon, dengan wajah cemasnya.
"Yewon ssi. . Yewon ssi ireona yewon ssi" ucap suho mengguncang tubuh yewon agar tersadar.
"Ah ! andwe !" Sentak yewon membuka mata.
Sangat jelas kekecewaan yang tersirat pada mata cokelatnya.
"Tenanglah kau aman dan kau baik.baik saja" ucap suho mencoba membuat yewon sedikit lebih tenang.
Yewon menatap namja disampingnya, masih dengan mata yang penuh kekecewaan terhadap seseorang.
Suho melihat itu, mata indah itu, membuatnya merasakan luka, kesakitan yang selama ini yewon sembunyikan.
Yewon memang butuh pelukan, biasanya jieun yang memeluknya. Walaupun jieun tidak tau kondisi sebenarnya tapi yewon selalu memeluk jieun saat dia mulai merasa cemas dan takut akan sesuatu.
Suho merasakan tubuh yewon mulai kembali tenang bahkan dia tersenyum saat tau yewon kembali tertidur.
"Aku tidak tau kau kenapa, tapi kenapa sangat nyaman waktu kau dipelukan ku" gumamnya sambil membaringkan kembali yewon ke kasurnya.
Dilain sisi. .
Chanyeol tengah berkutat dengan berkas berkas yang berserakan di meja kerjanya, ya seorang CEO muda yang tengah naik daun dalam bidang fashion.
"Ckk, ayolah oppa kau tidak lelah dengan hanya melihat kertas kertas itu eoh" ucap yeoja yang sedari tadi sudah bosan menunggu namja yang dia cintai itu.
Chanyeol hanya diam, dia sungguh muak setelah kejadian 5 tahun lalu, dia tidak tertarik dengan yeoja lain, dia hanya ingin umjinya, tapi lagi lagi keluarganya yang main membuat perjodohan menyebalkan dengan yeoja cerewet melebihi wendy selingkuhannya dulu.
"Oppaa. ." rengeknya.
trak...
Chanyeol menaru penanya keras hingga menimbulkan bunyi.
"Jika bosan kau bisa pergi dari sini Rose" katanya dingin.
Rose yeoja yang berstatus tunangan chanyeol mulai terpancing emosi.
"Yak, aku hanya meminta mu untuk menemani ku, memangnya salah eoh, kau tunangan ku park" katanya kesal.
Chanyeol mencoba mengontrol emosinya.
"Tapi aku sedang sibuk nona, kau bisa pergi sendiri bukan, aku malas berdebat dengan mu, jika kau masih merengek biar aku yang pergi." katanya mutlak.
Rose semakin kesal dengan perkataan chanyeol.
"Cih, itu hanya alasan mu kan park, aku tau kau masih mengharapkan yeoja tak berguna itu kembali pada mu kan" teriaknya yang sudah terbawa emosi.
Chanyeol tidak suka kalau wanitanya di panggil seperti itu dengan cepat dia melesat kehadapan rose menarik tangan yeoja itu dan mendorongnya keluar ruangannya tanpa berkata apapun namun ekspresi tidak sukanya terlihat sangat jelas.
"Jangan pernah datang kemari lagi, dan jangan pernah berkata apapun tentangnya karena kau lebih tak berguna dari pada dia" katanya dan membanting pintu dengan keras.
Rose yang diperlakukan kasar oleh namja yang berstatus tunangannya tersebut terdiam sebelum sebuah smirk muncul dibibirnya.
"Lihat park, kau akan jatuh pada ku" gumamnya dan pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sedangkan didalam sana seorang park chanyeol dengan penampilan berantakan setelah mengusir rose dari ruangannya.
"Berengsek !" teriaknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tbc
Gimana sequelnya ?
vote + komen !!!
jangan minta panjang karena setiap chapter panjang pendeknya tergantung ide yang ada di otak nana .