chapter 25

4.8K 190 4
                                    

Maaf updatenya tengah malam :(
Ada yang masih bangun?

Maaf updatenya tengah malam :(Ada yang masih bangun?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Petra POV

Selama di jalan ingatanku tak lepas dari pendidikan kuliah yang baru aku hadiri hitungan jari. Aku tidak mungkin meninggalkannya begitu saja.

Aku melemparkan tatapan tajam ke arah Dimas. "Bagaimana dengan kuliahku? Kau pikir itu tidak akan mempengaruhi nilaiku nanti?"

"Kita bisa meminta izin, aku juga sudah menghubungi pengajarmu hari ini sebelum kita berangkat." Balas Dimas tanpa beban.

"Izin? Semudah itu? Aku tidak ingin membuang waktu kuliahku yang sangat penting demi ini, aku juga yakin kalau kau tahu tujuan utamaku ke Indonesia kalau bukan meneruskan pendidikanku."

Dimas menoleh sekilas, raut wajahnya berubah datar. Aku menelan salivaku gugup. Apa aku ada salah bicara?

"Jadi kau menganggap hal ini tidak penting?"

"Bukan itu maksudku!" Sanggahku cepat.

"Lalu apa?"

"Aku hanya berpikir kalau kita tidak perlu melakukannya sekarang. Rasanya masih sangat asing untukku untuk menjalani ini, jadi jangan terburu-buru."

Perlahan Dimas yang sebelumnya dikuasai amarah itu mulai melunak setelah mendengar penjelasanku.

"Aku hanya ingin memanfaatkan waktu liburku selagi ada, lagi pula ini tidak akan lama."

Aku membuang napasku kasar. "Whatever you say, sir! I give up!"

"Good!" Dimas mengusap puncak kepalaku dengan satu tangannya yang menganggur, "By the way, i'm glad you call me sir." Lanjutnya setengah berbisik. Namun, aku memilih diam sambil memperhatikan langit yang cerah.

Beradu mulut dengan Dimas memang membuang waktu, pria itu tidak pernah membiarkanku menang.

"Sarapanmu tadi sudah cukup, kan?"

"Hmm." Aku berdeham meresponsnya.

Dimas menarik daguku sampai tatapan kami bertemu, tetapi aku langsung membuang muka. "Are you mad at me, Petra?"

"I'm not mad at you!" Jawabku berapi-api.

Selang sedetik Dimas menurunkan laju mobilnya dan berhenti di tepi jalan. Suasana berubah canggung.

Dimas tiba-tiba bergerak maju mendekatiku, dengan sigap aku mendorong dadanya ke depan, aku takut ia akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Namun, diluar dugaan Dimas justru bergerak untuk memasang sabuk pengaman di tubuhku.

Pervert HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang