3 | Menuju Tempat Baru

86.7K 4.9K 29
                                    


"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui"
(Al-Baqarah: 216)
_________________________________________

Setelah menyelesaikan bacaan Al-Qur'annya, gadis itu dikagetkan dengan gerakan tiba-tiba dari arah samping. Dan pria yang ditabraknya tadi menatapnya intens hingga tercengang seketika.

"Ana! E-eeh, maksud aya ... Kamu!" ucap pria tersebut sambil menunjuk Shanum.

Shanum pun sedikit terkejut dengan ucapan pria di sebelahnya, 'Ana? Kok dia panggil aku Ana ya?' batinnya.

Setelah menutup Al-Qur'an mininya, Shanum pun melirik sekilas pria yang berada disamping kursinya.

Pria itu masih saja menatap kaget dan bahkan jari telunjuknya pun masih menggantung di udara. Pria yang sekilas dipandangi memiliki wajah tampan, tegas dan berwibawa namun sayang emosian.

Sekian detik pria itu pun tersadar dan segera menurunkan jari telunjuknya seraya berdehem mengurangi kecanggungan yang dia ciptakan sendiri.

Shanum yang ditunjuk oleh pria itu pun merasa ada sesuatu yang patut ia ucapkan dan mengurangi suasana aneh ini.

"Iya, Akhi. Sekali lagi Ana minta maaf ya ... atas ketidaksengajaan tadi." ucapnya lembut mengulang kata maafnya.

Ia tahu bahwa kejadian di Airport tadi adalah murni kesalahannya yang tidak terlalu memperhatikan langkah sehingga minumannya tertumpah pada pria ini.

Riqhad yang mendengar suara lembut itu pun terkesima sejenak dan kemudian menormalkan mimik wajahnya seraya berkata, "cih, tidak sengaja katamu! Makanya! Lain kali kalau jalan itu perhatikan sekitar!" ucapnya angkuh seraya memperbaiki posisinya dengan memalingkan wajah ke arah berlainan dari gadis berkerudung di sampingnya ini.

Selain malas untuk melihat seseorang yang sudah menambah kekesalannya, Riqhad juga malu lantaran dia salah mengartikan ucapan gadis ini ketika di Airport.

Setelah melihat orang di sampingnya telah duduk dengan aman dan tentram, Shanum pun ikut mengistirahatkan tubuh lelahnya.

Dia tidak sabar ingin melihat bagaimanakah tempat baru yang akan menjadi tempatnya menjalani hidup setelah ini. Semoga saja orang-orang baru yang ia temui itu dapat menerimanya dengan senang hati, pinta Shanum yang kini mulai memejamkan mata indahnya.

Sedangkan seseorang yang duduk pada jarak beberapa kursi di belakang Riqhad dan Shanum menyaksikan tingkah Riqhad barusan. Armadan hanya senyum-senyum sendiri. Dia memang tahu bagaimana tabiat adik dari sahabatnya itu dan dia merasa tingkah Riqhad begitu lucu, marah-marah tetapi aslinya menutup malu.

***

Bandar Udara Soekarno-Hatta

Sesuai jadwal penerbangan, tepat pukul 08:25 WIB pesawat yang ditumpangi Riqhad, Armadan Shanum kini telah landing dengan mulus. Para penumpang sudah mulai memadati tempat pengambilan bagasi.

Sementara Riqhad sedang kesal lantaran panggilan poselnya pada sang kekasih, Fhariza tidak diangkat. Pertanda Fhariza sedang melakukan aksi ngambek padanya, padahal Riqhad ingin menjelaskan alasan yang sebenarnya mengapa ia membatalkan rencana mereka.

Lafal Cinta Untuk Shanum ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang