Bagian sebelumnya
"Mwo.... Orang ini lagi, bagaimana ini apa aku harus mengikuti perintahnya, aku menyayangi manajer sejin, aku harus bisa berkorban"
👇👇👇👇
Tap...tap...tap...
(Jin POV)"Annyeong...." Panggilku
"Sejin Hyung?"
.
.
.
.
.
.
"Kau sudah datang?""Siapa kau?" Ya, aku melihat seseorang namun ia bukanlah manajer sejin, ia juga memakai hoodie warna hitam sekaligus masker dan celana panjang hitam. Ditambah lampu yang belum menyala, mana terlihat orang ini
"Kau sudah siap untuk permainan pertama?"
"Apa?!!!"
"Tunggu saja"
BRUKK
***
(Di rumah sakit)
(Author POV)"Jika saja kau tahu tae, jin hyung sangatlah menyayangimu, bahkan melebihi ia menyayangi aku dan Jungkook" monolog jin kepada tae yang masih tertidur
"Lalu tidakkah kau merasakan itu, kenapa kau masih saja membencinya?"
(Di luar kamar taehyung)
"Cepat dok, nanti pasien kehabisan darah"
"Sabar ajhussi"
Lalu pasien itu dimasukkan ke UGD
***
(Pagi hari)
Kring....kring....kring....
"Annyeong sejin hyung, ada apa?"
"Annyeong Jim, kau masih di rumah sakit"
"Iya, aku masih di kamar tae, memang ada apa?"
"Aku menemukan Jin di ruang latihan dengan banyak luka lebam dan sepertinya ia ditusuk oleh seseorang"
"Apa...."
"Aku masih di ICU, jin dirawat di ICU, hmm... Rumah sakit yang sama seperti Tae"
"Nee, tunggu sebentar"
Tiba-tiba saja taehyung terbangun dari tidurnya
"Jim"
"Iya tae"
"Kau mau kemana?"
"Aku mau ke....ke...
"Aku tidak tahu harus berbohong atau tidak, tapi aku tahu kau pasti tidak memercayai ku""Kemana? Ayo cepat Jim"
"Ke kantin"
"Ohh... Kenapa kau gugup, ada Jungkook dan aku juga masih bisa jaga diri"
"N..nneeee"
Tap...tap...tap...
"Ke kantin saja lari, memang kuenya bisa habis, aduhhh aku jadi lapar"
***
(Jimin POV)
"Dimana jin hyung, Hyung"
"Itu" kata sejin hyung sambil menunjuk sesuatu
Aku melihatnya, aku melihat seorang pemuda dengan perban di perutnya dan selang EKG di badannya. Juga masker oksigen yang membantunya mempertahankan hidupnya. Aku tidak kuat melihat itu, hatiku teriris melihat itu
"Hiks...hiks...hiks..."
"Jangan menangis Jim, jin akan tetap bersama kita semua"
"Aku takut Hyung, jin hyung sangat baik, kenapa semua ini terjadi padanya"
"Sudahlah Jim,"
"Aku yang salah, aku sebagai leader tidak bisa menjaga anggotaku"
"Ini bukan salahmu, di dorm saat itu sangat sepi, apapun bisa terjadi
***
(Kamar tae)
(Taehyung POV)"Ada apa ini, kenapa aku memikirkan jin hyung, ada apa dengannya, firasat ku sangat buruk, semoga dia baik-baik saja, aku harus meminta maaf padanya setelah pulang dari sini"
Tess...
"Aku mengulurkan air mata? Aku tidak menangis, tapi kenapa firasat ku terhadap jin hyung sangat buruk"
***
(Di ICU)
(Jimin POV)"Kenapa kau seperti ini hyung? Kenapa kau selalu menderita? Aku tidak bisa melihat ini, kami membutuhkanmu hyung. Kau adalah hyung terbaik di dunia, memang kau bukan hyung kandungku, tapi aku tidak tega membiarkanmu seperti ini hyung
.
.
.
.
.
.
Because I still want you"Aku sudah terdiam sejak lama disini, hanya melihat jin hyung. Aku merasa akhir-akhir ini jin hyung sering murung, ia juga tambah kurus. Aku tahu ia selalu ditekan oleh hoseok dan yoongi hyung. Tapi aku merasa jin hyung selalu disalahkan dalam segala kekurangan grup. Kami masing-masing punya kekurangan namun kenapa hanya jin hyung yang selalu dibentak dan disalahkan. Jin hyung juga punya kelebihan.
Aku merasa tanpa jin hyung. Bangtan tidak akan sekuat ini. Ia selalu memberi kami makan, merapikan dorm, dan melakukan semua seperti pekerjaan eommaku. Ia juga mengurus kami dengan sangat baik. Dan ia selalu membuat lelucon yang membuat kami melupakan masalah dan motivasi yang membuat kami semangat.
***
(Di suatu tempat)
(Author POV)"Persiapkanlah permainan kedua, setelah jin keluar dari rumah sakit buat ia juga keluar dari grup itu, buatlah suatu rencana"
"Ne tuan"
"Persiapkanlah dirimu" ucap daniel sambil meminum segelas wine nya
"Hahahaha......"
***
Chapter 3
Bagus gak?
Ngefeel gak?
Kayaknya enggak
Voment guys
Kritik dan saran kalian akan membantuku berkembang😊😊😊
💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold✓
Hayran KurguTHE TRUTH UNTOLD Genre: brothership, angst kebenaran yang seharusnya terungkap, namun tertutupi oleh kebohongan nyata yang menyakitkan untuk semuanya Seokjin selalu menutupi kebenaran yang ada yang membuatnya berjalan menuju lara dan kekecewaan yang...