•19%•

79 14 20
                                    

"Mari bermain lagi"
.
.
.
.
.

Rafli sedang menatap Ahra dengan muka cemberut, yah mau gimana lagi padahal tadi Ahra yang bilang akan mentraktir nya tapi kenyataannya malah di tinggal. Nasib Rafli yang tidak beruntung, dia lupa membawa dompet alhasil dia di suruh menjadi pelayan selama seharian penuh.

"Pokoknya gue nggak mau tau, Lo harus ganti uang gue" gertak Rafli.

"Ogah" ucap Ahra tak acuh.

"Nggak mau lagi gue jalan bareng lu, bikin nasib gue sial aja" gerutu Rafli.

"Lah kok nyalahin gue sih? Salah Lo lah makan nggak ingat-ingat, tiga piring spaghetti siapa coba yang mau bayar?" Tanya Ahra.

"Kan Lo bilangnya mau traktir gue, jadi terserah gue dong mau berapa piring" jawab Rafli ketus.

"Tapi kan nggak tiga piring juga kali" timpal Ahra dengan menyilang tangannya di depan dada. "Udah ah, gue kesel sama Lo" ucap Ahra langsung pergi.

Grebbb

Rafli menarik lengan Ahra  kasar membuat Ahra berbalik dan langsung bertubrukan dengan dada Rafli, tiba-tiba Rafli langsung memeluknya membuat Ahra menahan nafasnya gugup.

Deg

Deg

"Lepasin gue!" Ucap Ahra.

"Biarin kayak gini dulu, gue mau tenangkan diri dulu" ujar Rafli sembari memeluk Ahra erat.

"Ya Tuhan, jantung gue" batin Ahra.
Dari arah dapur ternyata yang lain sedang mengintip Ahra dan Rafli, mereka membuat formasi dari atas ke bawah seperti detektif.

"Kayaknya cocok mereka berdua" ucap Sarah berbisik.

"Iya, mereka cocok banget" seru Aulia.

"Ih kita yang cocok beb" protes Adjie.

"Ih minggir sana! Jangan dekat-dekat!!" Ancam Aulia. Adjie seakan tuli malah semakin mendekat.

"Adjie!!!!"

Bughhh

Gubrak

Aulia menendang Adjie membuat formasi mereka berantakan dan mereka terkapar di lantai. Ahra dan Rafli yang terkejut pun langsung melepaskan pelukan mereka.

"Kalian ngapain di sana?" Tanya Ahra. Yang lain langsung berdiri tegap dan pura-pura seperti tidak ada apa-apa.

"Kita? Hmmm kita sedang cari benda Aulia yang hilang" jawab Rachel.

"Benda apa?" Tanya Rafli.

"Kalung"

"Cincin"

"Anting"

"Buku"

"Jaket"

"Lemari"

"Sepatu"

"Cinta Aulia kepada gue" jawab mereka serempak membuat Ahra dan Rafli saling menatap bingung.

"Kalian ngintip yah?" Tanya Ahra curiga.

"Nggak/iya" lagi-lagi mereka serempak menjawab.

"Tuh kan kalian ngintip!!!" Ucap Ahra dengan nada kesalnya. "Kesel ah, gue mau pulang aja ke rumah" tambah Ahra langsung pergi keluar dan pulang.

"Kalian ini, ngapain ngintip sih! Kan bisa liat dari cctv" ucap Rafli tersenyum lebar.

"Iya yah, kenapa nggak kepikiran" seru Dina.

RIDDLE or DEATH (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang