UNGKAP HIDUP

116 6 2
                                    

Tersingkap tubuh dalam buaian peluk
Menahan rasa dari sakit ke sakit
Terpadu dalam satu aksi yang sama, ya ini terlalu terjal.
Aku hampir kehabisan stok oksigen di bumi
Tak sadar, ribuan ranjang menghantam tubuh.
Bebanku seperti menggendong ribuan kilogram angin, tak seperti terbebani namun harus berhati-hati.
Ini adalah saat dimana hentakan ritme kaki menjulur ke bumi terdalam.
Jatuh terjatuh, bangun tak bangun
Bangkit dan bangkit, berdiri perlahan berdiri.
Suaraku tak lagi kuat, menjerin dalam batin dan mencari arti dari jeratan takdir.
Tuan ku pilu, harus bagaimana menenangkan daku
Tersadar dalam setiap kata bahwa ini salah,
Terungkap dalam setiap tabir bahwa ini kurang adil.
Jalanku masih panjang, tapi umurku tak lagi sepanjang jalan
Daku tetap mengayuh roda bundar ini, mengikuti haluan rintangan dari sang Khalik.
Jangan palingkan senyumku dari seribu godaan alam,
Jangan hentikan tarian ku dari hiburan malam,
Daku masih ingin bergerak!
Melantangkan segala puji untuk menyentuh maksud Khalik dan demi mencari kebenaran dalam satu kali hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNGKAP HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang