Meilin mengintip ruang kelasnya dan tidak mendapati ada dosen yang sedang berjaga di dalam. Dan ia menghela nafas lega. Lalu segera mencari tempat duduk yang cukup sepi, tepat di paling atas bersama seorang pria yang juga duduk sendiri. Pria itu terlihat mengenali gadis yang baru saja duduk di sampingnya tersebut. Namun sebaliknya yang terjadi dengan Meilin. Ia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.
"Terlambat di kelas dosen Fu? Nyalimu besar juga."Ujar pria di sampingnya. Ia sempat menatap sengit pria di sampingnya. Namun berubah terkejut saat mengenali pria itu.
"Huaze Lei? Kau turun kelas?"Tanya Meilin sarkastik.
"Kau bodoh ya? Hari ini kelas gabungan. Memangnya kau tidak melihat jadwal?"Tanyanya balik.
"Jadwal saja aku tidak punya."
"Memangnya tidak diberi?"
"Lupa kuletakkan dimana lebih tepatnya."
Huaze Lei pun memutuskan untuk tidak melanjutkan percakapan mereka. Satu karena dosen Fu sudah masuk, dua karena dia lelah.
.
Disisi lain, Xiaoyi masuk kelas dengan mengendap-endap. Namun terhenti dikarenakan ia mendengar suara dehaman dari belakangnya.
"Nona Li Xiaoyi.."Perlahan ia menengok ke belakang. Dan memberikan senyuman manisnya pada dosen Mao, dosen matematika tergalak di universitas Ming De.
"Dosen Mao, apa kabar?"Tanyanya polos.
"Sangat baik, apalagi setelah melihat ada mahasiswi yang sedang mencoba mengendap masuk."Balasnya dengan muka garang. Sang mahasiswi yang dimaksud hanya tertawa tanpa dosa.
"Benarkah? Berarti mahasiswi tersebut membawa keuntungan bagi anda!"
"Mahasiswi juga tersebut juga beruntung. Karena aku akan memberikannya pelajaran penuh cinta setelah kelas ini. Apalagi mengingat nilainya sangat bagus saat tes kemarin."
"Tidak usah tidak apa! Dia pasti sudah merasa senang melihat anda merasa beruntung! Oh ya, aku duduk dulu ya, Dosen Mao!"
"Jangan harap kau lepas dari pelajaran tambahanku, Li Xiaoyi."Sang pemilik nama pun hanya bisa berdoa dalam hatinya agar selamat dari hukuman maut.
.
Pelajaran pun telah usai, Meilin mengeluarkan ponselnya dari kantung celana jeans miliknya. Ia pun mengetik pesan pada Xiaoyi untuk meminta tolong untuk mengumpulkan tugas matematika miliknya. Namun sayangnya baru saja ia mengirimkan beberapa kata, ponselnya mati.
"Astaga, aku lupa men-chargernya semalam."Gumam Meilin. Lalu ia berinisiatif untuk mengumpulkan sendiri tugas miliknya. Tak lupa ia berpamitan pada teman sebangkunya itu.
"Huaze Lei, aku mau pergi dulu. Kalau Xiaoyi mencariku, katakan saja aku ke tempat dosen Mao."Sang pemilik nama pun mengangguk lalu kembali berbincang dengan dosen Fu.
Meilin menuju ruangan dosen Mao. Namun ia tak menemukan pria itu di ruangannya. Dan akhirnya ia memutuskan untuk ke ruang kelas matematika. Disaat yang bersamaan, Xiaoyi baru saja selesai di beri 'kasih sayang' oleh sang dosen. Ia melewati arah yang berlawanan dari arah datangnya Meilin.
Sesampainya disana ia langsung mengumpulkan tugasnya tanpa basa basi. Dan ia keluar dari kelas matematika setelah sang dosen menerima tugasnya tersebut. Meilin memutuskan untuk mencari Xiaoyi karena ia tidak menemukan sahabatnya itu di kelas matematika.
"Meilin?"Ia segera menengok ke sumber suara saat mendengar suara yang sudah tidak asing baginya.
"Ximen, ada apa?"Tanyanya Straight to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUE] Love Is Exist [Meteor Garden 2018 Fanfiction]
Fanfiction"Jangan pernah menahan tangismu Lei. Semakin kau menahannya, terasa semakin berat beban yang ada di pundakmu."Gadis itu menatap pria di hadapannya. Pria di depannya menatap ke arah lain, tak ingin menunjukkan matanya yang sudah berkaca-kaca. "Kau ta...