Art tak tau kenapa ia bisa di rumah sakit sekarang. Ia tak ingat apapun selain push menariknya ke gang dan membentak nya. Ia tak ingin ingat itu lagi.
"Oh tuan art sudah sadar" sapa suster yang baru masuk.
"Kenapa saya disini.?" Tanya art ketika sang suster berusaha merebahkannya lagi.
"Karena tuan kurang sehat" jawabnya dengan senyum
"Bukan, bukan itu"
"Maksudku..apa yang terjadi.? Saya sebelumnya bukan disini""Ada wanita cantik yang membawa tuan art kesini" ucap sang suster
"Mew" gumam lirih art.
Bagaimana mew bila ia disini.? Pasti mew mencarinya.
"Saya harus pulang suster"
"Tunggu dokter tuan"
"Seseorang pasti mengkhawatirkan saya"
"Nona may juga pasti akan mencari anda kalau anda langsung pulang"
"Tidak sus, saya harus pu-.." belum sempat melanjutkan kata-katanya seseorang masuk di ikuti lelaki tampan.
Wanita itu ia kenal. Art pernah melihatnya di televisi. Tentunya bersama lelaki yang saat ini sedang tersenyum kearahnya. Ia teramat kenal dengan lelaki itu.
"Nona may sudah kembali. Saya permisi" suster itu berlalu pergi.
"Kau sudah bangun p'.?" Sapa may
Art masih menatap mereka bergantian.
"Art..kau baik-baik saja.?" Tanya mew.
Art masih saja diam.
"Hay.." mew mendekat lalu menepuk ringan pundak art.
"Kenapa kalian disini.?" Art menjawabnya dengan pertanyaan.
"Oh itu, kemarin may melihat mu"
"Lalu p'push.?"
"Tenang saja, ia sudah diamankan" mew duduk di brankar art. Memegang tangan art.
Namun art segera menepis tangan mew. Ia tak ingin wanita di depan mereka salah paham.
"Aku pulang sebentar yah p'.."
"Hari ini ada pertemuan keluarga" may menyengir kuda lalu segera menghilang di balik pintu."Tak usah takut. Dia takkan menyakitimu lagi"
"Pergi" mew mengerutkan dahi.
"Pergi p'..!!" Art meninggikan suaranya.
"Aku tak paham art" mew masih bingung dengan sikap art.
"Berhenti baik padaku"
Mew tak tau dengan sikap art.
"Ada apa.?" Mew bertanya lembut lalu coba meraih tangan art.
Meski beberapa kali art menepis, tapi mew tetap mencoba menggenggam art.
Art mulai terisak. Mew mencoba menenangkan art, mengelus punggung tangan art dengan jempolnya.
"Kau egois sekali" art berucap sambil terisak.
Mew diam. Ia membiarkan art berbicara sepuasnya.
"Aku mungkin yang egois"
"Aku hiks.."
Lalu belum apa-apa, art membuat mew terkejut.
Tiba-tiba art menarik mew. Mendudukan dirinya di pangkuan mew dan menciumnya dengan brutal.Mew masih terkejut. Ia tak tau ada apa dengan art.
"Engh.."
"Bersihkan aku" art berbicara dalam ciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipotesis Rasa [END] ✔
RandomKeraguan itu terus hinggap di hati art. Kegagalan orang tuanya, dihianati kekasihnya, dan di tinggal sendiri. Benar-benar sendiri tanpa siapapun