'Gejala umum mencakup sensasi semburan panas dan kekeringan vagina. Mungkin juga ada gangguan tidur, sehingga kombinasi gejala ini dapat menyebabkan kecemasan atau depresi.'
Penjelasan itu tertulis pada laman pertama dalam pencarian 'tanda-tanda menopause dini' yang Irene ketik di ponsel dalam perjalanan pulang.
Irene yang menggigit jari langsung melotot ketika membaca penjelasan berikutnya. Sebuah palu besar seperti menghantam sisi kepala, membuatnya mendadak mengalami sakit kepala parah.
Orang-Orang mungkin akan mengalami:
~ Seluruh tubuh berkeringat dimalam hari, kelelahan, osteoporosis, berkeringat atau sensasi panas.
~Bangun tidur lebih awal atau insomnia.
~Tidak ada menstruasi atau menstruasi tidak teratur.
~Mengalami kerontokan rambut dikepala.
Irene langsung menutup aplikasi sebelum dia membaca terlalu banyak dan semakin depresi dengan kenyataan yang ada. Wajahnya terlihat begitu frustasi dan dia kembali memikirkan kakaknya yang baru saja melahirkan.
Tadi saat dirumah sakit, Irene sempat menggendong keponakannya karena dia begitu ingin menimang bayi. Jadi selama beberapa menit dia mengambil keponakannya dari gendongan kakaknya dan berperilaku seperti seorang ibu muda. Dia berbicara seperti orang gila, bergumam betapa menggemaskannya bayi itu.
Kakaknya yang masih terbaring di ranjang rumah sakit menyindir. "Kalau kau begitu menginginkan seorang bayi, maka cepat-cepatlah menikah."
Irene hanya menatap kakaknya sebentar. Dia merasa kesal karena dirinya sekali lagi merasa terpojok dengan kalimat itu. Tapi tidak berapa lama Irene langsung melupakannya, menatap pada bayi mungil dalam gendongannya, lalu tersenyum seperti orang gila.
Irene menghela nafas. Dia memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas lalu melihat seorang anak kecil yang duduk disebelahnya menatap dengan penasaran. Mungkin karena Irene terlihat begitu putus asa dan anak kecil itu tahu kalau Irene sedang tidak bahagia.
Bocah itu mengingatkan Irene kepada keponakannya yang berusia empat tahun-anak dari kakak pertamanya. Pipinya sama-sama terlihat menimbun lemak dan berwarna merah muda, kulitnya begitu putih, matanya bulat seperti kelereng. Penampilan yang sangat menggemaskan untuk anak perempuan seusianya, membuat Irene terdorong untuk memberikan sedikit senyuman.
Bocah itu kemudian memberikan permen loli kepada Irene saat ibunya sibuk menelpon.
Irene yang bingung hanya menerima uluran tangan anak itu lalu mengucapkan terimakasih dengan senyum yang membuat anak itu kembali ke ibunya dan bersembunyi.
Tiba-tiba Irene teringat kata-kata ibunya sendiri.
Dia terdesak oleh keinginan ibunya untuk segera menikah dan memberinya cucu. Sebenarnya Irene bisa saja mengadopsi seorang anak dan menyerahkannya kepada ibunya, tapi yang ibunya inginkan adalah anak dari Irene sendiri. Kenyataannya, Irene sedang tidak mau menikah. Masalah terbesar lainnya adalah usianya sudah mendekati menopause seperti yang selalu dikatakan Chanyeol beberapa hari yang lalu-sialan. Kenapa dia harus mendengar hal itu dari Chanyeol?
Tapi Irene memiliki ide gila untuk memiliki anak tanpa harus menikah. Masalahnya, memangnya ada yang mau mendonorkan sperma dengan kwalisifikasi seperti yang Irene inginkan? Irene menginginkan agar anaknya kelak terlahir dengan gen bagus dan sehat seperti yang dia harapkan. Kalau memang ada, dia akan segera meminta pria itu untuk segera memberikannya.
***
Irene mendorong pintu kaca dan mendengar suara sambutan dari seorang pria di meja kasir yang berhadapan langsung dengan pintu. Irene hanya memberikan lambaian tangan sekilas, lalu berjalan begitu saja mencari meja kosong di sudut restoran dan mendesah panjang seperti nenek tua yang kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between
FanfictionMemiliki anak tanpa menikah, itulah yang diinginkan Irene-wanita berusia 32 tahun yang lebih menyukai kebebasan. Dia pikir, menikah adalah hal yang paling merepotkan dan yang dia tahu, pernikahan merupakan suatu ajang penderitaan. Jadi siapakah ke-3...