BAB [4A]

2.1K 137 12
                                    

Haloo nyicil update sedikit-sedikit gpp ya, biar pada nggak lupa sama Bang Alan. Makasih banyak buat yang udah vote, komen, masukin cerita ini ke reading list dan udah follow akun aku. Semoga betah terus ngikutin kisah mereka 😊

😊🦋😊

Hari itu, hari dimana Alan tidak bisa mengingat dengan baik apa yang terjadi kepadanya. Setelah mengetahui kisah cinta kedua orang tuanya. Keesokan paginya Alan memberitahu Lady Morag jika ia akan pergi untuk Lilian, samar-samar kepalanya sedikit mengingat ada cairan bening yang membahasahi sudut mata ibunya. Tapi wanita itu tidak menolak ataupun menahan dirinya agar tetap tinggal. Wanita yang telah melahirkannya itu meminta waktu satu hari penuh untuk bepergian bersama dirinya dan Peter.

Kenangan samar Alan hanya sampai di sana, selanjutnya ia tidak tahu apa yang terjadi selain tusukan rasa nyeri yang tengah dirasakannya saat ini. Alan merasa tubuhnya seperti habis dilindas truk bermuatan penuh, sementara kepalanya berdenyut-denyut. Membuatnya setengah yakin jika tengkoraknya mungkin sudah sudah retak di dalam sana. Batu keras di bawah tubuhnya terasa bergerak dengan irama yang menyakitkan. Membuat tubuh serta kepalanya yang nyeri terus mendapat guncangan. Dan semua perasaan mengerikan tersebut terus berlanjut hingga berjam-jam, membuat Alan nyaris muntah andai ia tidak segera mengendalikan diri.

Alan masih setengah sadar saat merasakan batu di bawah tubuhnya itu terus bergerak menuju tepian. Dan yang dapat ia lakukan hanyalah telungkup di atasnya sambil berusaha mengembalikan pengendalian diri. Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya dan menyakitkan, akhirnya ia mulai bisa mengendalikan diri. Rasa mual dan nyeri di sekujur tubuh dan kepalanya mulai mereda. Membuatnya bisa sedikit bernapas lega saat secercah rasa nyaman menghampiri.

Setelah merasa yakin dirinya bisa mendongak untuk melihat sekitar, Alan tidak kuasa menahan senyum saat menyadari dimana dirinya berada saat ini. Kepalanya mengenang kejadian serupa saat pertama kali bertemu Lilian, dan pemikiran tersebut sontak membuatnya menatap lurus ke arah depan. Berharap jika dirinya dapat mengulang momen serupa untuk menemui wanita yang sudah mengisi hampir seluruh hatinya itu. Lalu Alan dibuat terkejut atas kenyataan yang ada di hadapannya.

Di sana, di tepian sungai yang berbatu matanya menangkap siluet seseorang wanita—yang terlihat seperti Lilian—tengah menatap ke arahnya. Dan demi segala yang ada di dunia, dengan rasa percaya diri yang telah memudar, Alan seolah meyakinkan diri sendiri jika sosok tersebut tengah tersenyum dan menampilan wajah penuh harap padanya. Meskipun jarak mereka masih cukup jauh, tapi untuk alasan yang janggal Alan memilih untuk memercayai penglihatannya.

Itu Lilian. Dan ia akan kembali untuk mengklaim wanita itu sebagai istrinya.

My Stranger's Love [Squel Of My Stranger's Bride]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang